》Prolog~

345 21 8
                                    

"Maaf, Gue rasa sampai sini aja persahabatan kita. Gue sudah ngak bisa lagi bersahabat sama kalian,makasih buat dua setengah tahunnya.Kalian bisa ngerayainnya tanpa ada gue." Kata-kata yang baru saja keluar dari mulut seorang gadis berambut ikal.Refleks,membuat dua orang gadis sebayanya yang berdiri tidak jauh darinya sontak terkejut.

"Maksud lo apa,ngomong kayak gitu?".Tanya Friska dengan raut wajah bingung.Ia segera meletakkan kembali balon yang akan ia gantung.

Gadis yang ditanyai itu hanya bisa bungkam sambil menatap kebawah sepatunya.Badannya diam layaknya sebuah patung.

"Kok lo diam aja sih Lia?Jelasin ke kita kenapa lo ngomong gitu,kita emang ada salah sama lo?".kini Ani yang angkat suara.Ia berusaha meminta penjelasan atas apa yang baru saja diucapkan sahabatnya itu.

"Maaf".Lirih Lia tatapannya masih kebawah.Matanya kini sudah membentuk bendungan yang siap meluncur keluar.Namun ia berusaha menahannya agar tidak terjatuh.

"Kita itu minta penjelasan,bukan minta kata maaf dari lo!".Ani kini menjadi kesal sendiri.Wajahnya sudah memerah menahan amarah.Ia masih bingung dengan ucapan sahabatnya barusan.

Tanpa ingin menjawab pertanyaan Ani dan juga Friska.Tiba-tiba saja Lia melepaskan gelang yang sudah dua tahun ia kenakan.
Lalu,ia berjalan mendekat kearah Ani dan melemparkan gelangnya tepat dibawah kaki Ani.

Ani dan Friska sangat terkejut melihat ulah Lia.Begitupun dengan seorang gadis yang berdiri disebelah pohon,yang sejak tadi juga menyaksikan kejadian itu.

Setelah Lia melemparkan gelang itu,Ia hendak pergi darisana.Saat ia berbalik untuk pergi, kini dia sudah dibuat mematung kembali.Setelah melihat seorang gadis dengan rambut yang dikuncir tengah menatapnya dengan airmata yang sudah membanjiri pipinya.

Matanya kembali dikejutkan setelah melihat sebuah buku berwarna abu-abu yang kini sudah tergeletak didepan gadis dengan rambut yang dikuncir itu.Gadis itu adalah Yana sahabatnya.Dulu!.
Buku itu mengingatkannya akan memori yang ingin ia hilangkan dari kepalanya.

Lia kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.Ia sudah tidak peduli lagi dengan buku dan juga Yana.Tanpa ia sadari cairan bening yang ia pertahankan agar tidak jatuh,kini sudah membasahi pipi Lia.

"Liaaaaa....".Teriak Yana sambil mencoba menghadang kepergian Lia.Namun usahanya sia-sia.Lia sudah cukup jauh darinya.

Yana hanya terus menatap kepergian Lia.Ia masih tidak percaya dengan apa yang ia Liat.Airmatanya mengalir sangat deras.

Melihat itu Friska dan Ani segera menghampiri Yana.
"Sudah yan...sudah,dia udah pergi.Dia sudah ngak mau jadi sahabat kita lagi.Kita ngak bisa buat paksa dia".Friska mencoba untuk memenangkan Yana.Sambil memeluknya.

Anipun ikut memeluk Yana.Mereka bertiga menangis didalam pelukan persahabatan.

"Kenapa Lia pergi...kenapa Lia ngelakuin ini sama kita bertiga...kenapa?".Tanya Yana.Suaranya terdengar bergetar.Airmatanya masih terus-menerus jatuh dengan derasnya.

"Sudah yan,ikhlasin aja.Ini sudah jadi keputusan Lia.Kita harus terima walaupun berat.Terkadang keputusan yang menurut kita ngak benar,justru benar dimata orang lain.".Jawab Ani.
Sebenarnya dalam hatinya ia juga masih tidak percaya,dan masih tidak terima dengan apa yang dilakukan Lia.

"Tapi kenapa harus hari ini?.kenapa dia ngak ngomong dari dulu kenapa harus sekarang,kenapaa?".

Ani dan Friska hanya diam,mereka tidak bisa menjawab pertanyaan Yana.Karena sebetulnya mereka juga tidak tahu apa alasan Lia mengambil keputusan ini.Dan mengapa dihari ini?.Hari dimana seharusnya mereka merasakan kebahagiaan buka malah kesedihan.

Dibawah pohon yang rindang tiga orang sahabat menumpahkan kesedihannya.Pohon yang sudah dihias dengan berbagai macam pernak-pernik,balon,lampu hias.Menurut mereka sudah tidak penting lagi.Semua itu hanya sia-sia saja.Disebabkan keputusan sadis yang Lia berikan.Hari ini,resmi mereka kehilangan salah satu sahabat mereka.Lia.

Setelah cukup lama ketiga sahabat itu menangis dalam pelukan yang diselimuti dengan kesedihan.Ani mulai melepaskan pelukannya dan menyeka air mata yang sudah mulai perlahan berhenti."Sekarang kita mulai semuanya dari awal,lupain lia.Lupain hal keji yang sudah dia lakuin ke kita.Kita harus bangkit,kita ngak boleh nangis kayak gini,kita harus kuat.Kita juga harus yakin kalau kita bisa tetap bersahabat meski tanpa dia.Dan kita harus tetap bersama dalam situasi apapun.Jangan pergi dan acuhin sahabat dengan alasan yang ngak pasti.".

Kata-kata yang keluar dari bibir Ani dibalas anggukan oleh kedua sahabatnya.Mereka merasa benar yang dikatakan oleh Ani.Bahwa kita tidak harus bersedih melainkan kita mencoba tegar dan juga kita harus mengikhlaskannya .Karena yang selama ini bersama kita belum tentu akan selamanya ada bersama kita,tapi dia pasti akan pergi meninggalkan kita.

"Jangan sedih lagi guys".

"Btw,Sejak kapan lo.Ani.Bisa ngomong kayak tadi?.Sok puitis lagi.Biasanya juga kalau ngomong suka absurd".

Perkataan yang dilontarkan Friska sontak membuat mereka bertiga tertawa bersama.Setidaknya bisa membuat mereka tertawa lepas untuk sejenak.

Senyum mereka kini mulai mengembang seperti biasanya.Mereka akan mencoba melupakan kejadian hari ini.Walau sangat membekas di benak dan hati mereka.Tapi,mereka akan berusaha! Yap berusaha! Dan mulai membuka lembaran baru dalam kisah persahabatan mereka.

€€€€€

FranraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang