Yana benar-benar tidak bisa tidur semalaman bahkan matanya bengkak karna habis menangis.Untung saja hari ini hari minggu,sehingga ia tidak perlu repot-repot menutupi matanya yang sembab.
Sebenarnya ia sudah bangun sedari tadi namun,ia masih malas untuk bangkit dari kasur.Jika Yani sudah pergi jalan-jalan bersama dengan temannya,Yana lebih memilih tidur seharian dirumah.
Suara ketokan pintu membuat Yana mulai mengucek matanya lalu bangkit untuk membukakan pintu.
"Astaga kamu belum mandi? Jorok banget jadi cewe.Sana pergi mandi Raga udah nungguin kamu dibawah".Ucap Kharin,ibunda Yana.
Yana melototkan mata,terkejut mendengar perkataan Bundanya."Hah?! Raga ngapain bun? Kok dia ngak bilang-bilang Yana sih kalau mau kesini?".Protes Yana.
Kharin tersenyum mendengar celotehan putrinya."Ngapain Raga harus izin sama kamu kan biasanya dia kesini,Raga itu bukan orang asing Yana".Kharin merapikan rambut Yana yang sangat berantakan.
"Yaudah Yana mandi dulu,kalau Raga ngak sabar nungguin Yana suruh pulang aja"
Kharin sontak memukul lengan Yana."Ih ngak boleh gitu.Sana cepetan mandi kesihan nanti Raga nungguin.Bunda turun dulu yah".
Yana mengangguk lalu menutup pintu kamarnya dan bergegas ke kamar mandi.
ºº₩ºº
"Kita mau kemana sih ga?".Yana sedikit membesarkan suaranya karna ia sedang berada diatas motor milik Raga.
"Bawel,mending lo diem aja".Ketus Raga.Ia sudah benar-benar bosan mendengar pertanyaan Yana yang sudah hampir sepuluh kali gadis itu tanyakan kepadanya.
Yana diam sambil mengerucutkan bibirnya sebal.Raga tersenyum melihat tingkah Yana yang tidak pernah berubah ketika sedang marah.
Motor matic itu berhenti di sebuah taman yang cukup ramai oleh pengunjung dan juga pedagang kaki lima."Turun udah sampe".Suruhnya saat Yana masih diam diatas motor.
"Ga,kita ngapain kesini sih?".Tanya jutek sambil memukul keras lengan Raga.
Cowok berhoodie putih itu mengaduh saat merasakan sebuah tangan menghantam lengan kekarnya."Turun dulu baru gue kasih tau"
Tidak ingin berdebat dengan Raga gadis bersweater biru langit itu mulai turun dari motor sahabatnya dengan hati gelisah.
"Helm lo!"
Refleks Yana melepas helm yang masih melindungi kepalanya lalu menyerahkannya kepada Raga.
"Tunggu disini gue mau parkir motor bentar".Dengan cepat ia pergi dengan motor kesayangan meninggalkan gadis bercepol itu yang tengah gelisah.
Setelah menunggu sekitar lima menit akhirnya Raga datang dengan cengiran andalannya."yuk".Ajaknya."Ngak usah takut kan ada gue".lanjutnya mencoba meyakinkan Yana yang masih gelisah.
Gadis bercepol itu mengangguk,dengan sigap Raga merangkul pundak Yana dan menggiringnya menuju suatu tempat yang ada di taman tersebut.
Yana mendengus kasar saat ia dan Raga sudah berada di bawah pohon besar."Eh babon laknat!! Maksud lo apaan bawa gue kesini?".Ucapnya dengan nada dingin.
Bukannya Raga menjawab ia malah menarik lengan gadis bertubuh mungil itu menuju bangku kayu yang ada disana."Sekarang lo bisa curhat ke gue atau lo bisa nangis disini tanpa ada orang yang tau".Raut wajahnya yang tadinya jahil berubah menjadi serius.
"Gue ngak mau curhat Raga,terus ngapain coba gue nangis orang gue ngak kenapa napa kok".Yana berusaha menyembunyikan keterjutannya saat Raga menyadari bahawa sekarang ia memang sedang ingin menenangkan diri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Franra
Teen FictionKisahku dengan tiga orang sahabatku yang entah mengapa ingin ku ceritakan kepada kalian. Dan akupun tak tahu kapan kisah ini akan usai,Kuharap akan bernasib menyenangkan seperti kisah novel yang sering kubaca. ©copyright by Ranran_Aprl ...