》Part 6 : 'Someone'

68 10 0
                                    

Dengan kaki yang bergetar menahan gugup seorang gadis tetap memasang wajah angkuh andalannya walaupun jantungnya terus-menerus memompa lebih cepat.Disampinganya ada seorang guru dengan kacamata tebal tengah mengiringnya menuju sebuah ruangan.

Guru itu berhenti tepat di ambang pintu,membuat gadis disebelahnya juga ikut berhenti.Ruang kelas yang awalnya ramai menjadi hening seketika saat guru paling killer seantero SMA TIS perlahan memasuki kelas bernuansa hijau muda itu.

Setiap mata para penghuni kelas itu tidak tertuju pada Bu Shopira yang tengah membentak akibat kegaduhan yang mereka buat.Melainkan kepada gadis mungil yang tengah berdiri di sebelah kiri Bu Shopira.

Sorak-sorai dari para murid kelas X Ipa-4 kembali terdengar saat gadis mungil itu mulai memperkenalkan dirinya.Tapi berbeda dengan seorang cowok yang duduk di pojok kelas,ia lebih memilih menenggelamkan wajahnya di atas meja.Ia tidak tertarik dengan hal itu .

ºº€ºº

Suasana lapangan menjadi ramai.Bukan karena ada upacara atau apel dadakan,melainkan karna keramaian yang dibuat oleh murid Kelas X Ipa-2.Mereka di berikan tugas oleh Pak Garham guru Bahasa Indonesia,untuk mengamati apa saja yang ada disekolah ellit tersebut.Namun saat guru itu pergi meniggalkan lapangan para murid justru tidak melaksanakan perintah pak Garham,melainkan beranjak dari sana menuju kelas lain untuk mencari penyebab kegaduhan yang dibuat oleh kelas tetangganya.

Hanya tersisa beberapa murid saja yang masih menetap di lapangan itu dengan buku dan pulpen yang masih setia terjepit di lengan mereka.

Berbagai kata dan kalimat sudah tersusun rapi pada lembar buku gadis berkacamata bulat itu.Tugas yang gurunya berikan sudah ia selesaikan dengan senang hati.Berbeda dengan gadis sebaya disebelahnya yang masih mengetuk-ngetuk pulpen pada dagunya.Lembar bukunya pun masih bersih belum ada coretan tinta sama sekali.

"Ih Yana lo mau kemana?".Gadis yang masih berkutat dengan pikirannya itu sontak berdiri saat merasakan gadis disebelahnya beranjak pergi dari gazebo yang sedang mereka tempati.

"Ke kelas lah.Gue udah selesai soalnya".Langkahnya terhenti saat melihat sebuah tangan sedang menahan lengannya.

Dengan wajah semelas mungkin Ani mencoba merengek kepada Yana."Yan jangan pergi dulu.Bantuin gue yah? Gue ngak tau mau nulis apa"

Yana kembali duduk disebelah Ani sambil memutar bola mata malas."Makanya itu otak lo dipake,jangan cuman dijadiin organ doang".Gadis disebelahnya hanya terkekeh menanggapi ucapan Yana.

Ani menyodorkan buku tulis dan pulpennya kepada Yana,melihat itu Yana berdecak kesal."Lo mau nyuruh gue kerjain tugas lo? Sori gue bukan gugel"

Ani menggeleng lemah."Bukan,gue cuman mau lo nulis terus gue yang bacain apa yang ada diotak gue"

"Tangan lo masih berfungsikan?"

"Masih lah"

"Terus ngapain lo nyuruh gue nulisin lo? Apa coba faedahnya?".Buku dan pulpen yang ada didepannya ia sodorkan kepada pemiliknya.

Ani kembali merengek,membuat Yana memutar bola mata untuk yang kesekian kalinya."Kan tulisan lo bagus Yan.Gue juga lagi males nulis,mau yah?"

"Ngak!!"

Mendegar itu Ani menghela nafas pasrah."Yaudah.Tapi lo nanti yang nambahin beberapa paragraf,soalnya yang ada diotak gue cuman dikit,yah?".Yana hanya berdehem mengiyakan.

Setelah meyelesaikan tugas,mereka beranjak menuju kelas bersamaan dengan suara bel pertanda jam pertama pelajaran telah usai.

Sesampainya di kelas terlebih dahulu Yana dan Ani mengumpulkan pekerjaan mereka kepada ketua kelas.Setelahnya mereka memilih duduk di bangku masing-masing saat Tiwi dan Adel mengajak mereka untuk mengobrol.

FranraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang