》Part 19 : 'Hukuman'

34 7 0
                                    

"Duh! Gimana nih kak? Masa kita harus bolos?"

Hati Yana begitu gusar,bagaimana tidak? Bel pertanda masuk sudah berbunyi lima menit yang lalu.Sedangkan ia dan Firgan masih berada di lampu merah menunggu kemacetan reda.

"Jangan mencoba jadi anak nakal Ray.Kalo kita bolos bakal masuk ke ruang BP belum lagi nanti orangtua kita marah-marah".Ucap Firgan sambil melirik kanan-kiri kendaraan yang mengapit mobilnya.

"Salah gue sih kak,pake acara bangun kesiangan".Jika ada seorang yang harus disalahkan antara mereka berdua,mungkin Yana yang akan di salahkan.Memang keputusan yang benar,pasalnya semua keterlambatan ini akibat ulah Yana yang bangun kesiangan,Firgan sudah hampir satu jam menunggu Yana namun gadis itu saja tukang kebo.

Firgan tersenyum manis,menatap Yana yang tengah menggerutu dirinya sendiri.
"Sudah Ray.Lain kali jangan suka ngebo lagi,gini deh imbasnya"

Yana menggangguk lemah,ia akan mempertimbangkan akan menghilangkan kebiasaan ngebonya atau tidak.

Setelah hampir 15 menit Yana dan Firgan akhirnya sampai didepan gerbang sekolah bernuansa hijau tersebut.

"Mampus! Mobil lo ngak bisa masuk kak".Ujar Yana.

Gerbang sekolah sudah tertutup,parkiran juga terlihat sepi sepertinya belajar-mengajar sudah dimulai.Pak Darto yang sedang ber-patroli menoleh kearah mobil putih yang tengah berhenti di depan gerbang.

"Nak Firgan yah?".Tanya Pak Darto di sela gerbang yang masih tertutup.

Firgan menurunkan kaca mobilnya,lalu mengadahkan kepalanya keluar pintu mobil."Iya pak,bisa tolong bukain pagarnya?"

Awalnya pak Darto ragu,tapi setelah mengingat Firgan merupakan siswa terpandang di tempat ia bekerja membuat nalurinya sontak menyuruh tangannya untuk mendorong--membuka gerbang.

"Makasih pak".Mobil putih itu perlahan memasuki area parkiran sekolah.Setelah selesai memarkirkan mobil kesayangannya,Frigan dan Yana keluar dari mobil dengan perasaan was-was.

"Aduh kak,gue takut masuk kelas nih".Lirih Yana.

Firgan juga ikut gelisah ini merupakan kali pertama ia terlambat begitu juga dengan Yana.

"Tunggu disini Ray,gue mau bicara sama pak Darto dulu".Firgan berlalu begitu saja meninggalkan Yana yang terus meremas jarinya-takut.

Jantungnya serasa ingin melompat keluar saat melihat dua gadis yang memakai seragam sama dengannya sedang menuju kearahnya dengan wajah jutek bin sinis.

"Lo terlambat kan?".Tanya gadis berperawakan jutek itu dan dibalas anggukan oleh Yana."Sebut nama dan kelas".Suruhnya dengan nada jutek.

Yana mengangguk."Rayana Fakharin kelas 10 Ipa-2"

Gadis itu menaikkan sudut bibirnya sembari menulis pada buku jurnal bersampul merah."Baru beberapa bulan jadi siswi disini sudah berani terlambat,adkel ngak tau malu"

Tangan Yana terkepal,mencoba menahan amarahnya.Belum lagi wajah kakak kelas itu yang terlihat mengejek dirinya.

"Udah sal,kasih hukuman aja biar kapok".Usul gadis disebelahnya,yang terlihat sangat norak wajahnya juga terlihat sangat putih mungkin karena memakai bedak terlalu tebal.

Salma mengangguk."Enaknya dikasih hukuman apa nih bocah,mil?".Ucapnya sambil melirik kanan-kiri.

Suara motor besar terdengar,ketiga gadis itu menatap ke empu suara.Tampak seorang cowok sedang memarkirkan motornya dengan santai seolah tidak merasa bersalah karena terlambat.

"Heh! Lo adek kelas songong! Sini lo!".Teriak Salma saat cowok itu barusaja ingin beranjak dari parkiran.

"Kenapa?".Ketus cowok itu saat tiba didepan salam dan Emil.

FranraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang