Setelah selesai melakukan pekerjaan rumah,Yana menghempaskan badannya diatas sofa yang terletak di ruang tamu.Lain halnya dengan Yani,kembarannya itu lebih memilih masuk ke kamar dengan alasan capek ingin tidur.
Ia memejamkan matanya mencoba meresapi kalimat Firgan beberapa jam yang lalu ketika ia mengobati luka Firgan.Sebuah percakapan singkat tapi berhasil membuat Yana terbungkam.
Tiga jam yg lalu..
Gaje lo kak,punya bokap dokter malah kesini buat obatin luka.Ayah kakak kan bisa obatin sudah tau gue bukan perawat boro-boro ngobatin ngeliat muka bonyok lo aja udah bikin gua angkat tangan".Dari awal mengobati luka Firgan hingga selesai Yana tidak henti-hentinya mengoceh untung saja Firgan tidak marah apalagi kabur mendengar celotehan unfaedah Yana,cowok itu malah terkekeh yang membuat sudut bibirnya terasa nyeri.
"Ngak boleh gitu Ray.Malah gue suka kalo lo yang obatin luka gue,bukan bokap.Lo kan tau kalo muka gue bonyok abis berantem lo yang selalu obatin,dari dulu sampe sekarang malah.Iyakan?"
Yana berdecak kesal,selalu saja Firgan pintar mengelak jika dirinya berceloteh tidak suka.
"Kalo muka lo bonyok lagi ngak usah kesini,maap ini bukan tempat tampungan korban bencana".Ucap Yana sambil kembali memasukkan obat kedalam kotak obat.
Firgan terkekeh kecil,tangannya terulur mengacak puncak kepala Yana.Hati Yana seakan pedih jika Firgan terus berbuat baik kepadanya.Mengingat semua kejadian yang membuat hubungan kakak-adik mereka retak.
"Lo emang ngak kangen sama gue?"
"Ogah!".Ketus Yana.
"Masa sih? Gue kira lo bakal seneng ray kalo gua main kerumah lo".Raut wajah Firgan kian muram.
Yana memutar bola mata malas.Ingin rasanya ia cepat-cepat masuk kedalam rumah lalu menyuruh Firgan pergi.
"Kak dulu sama sekarang itu beda.Dulu emang lo pernah gue anggap kayak kakak kandung gue sendiri,tapi sekarang?".Yana menarik napas perlahan."Lo ngak lebih dari kakak kelas gua yang gue hormatin"
Entah perkataan Yana seperti sindiran atau hanya tanggapan,tapi kalimat itu berhasil menohok Firgan dengan kasarnya.
"Oke,gue paham lo masih marah bahkan dendam sama gue ray.Tapi gue akan selalu anggap lo sebagai adek kandung gue sendiri".Senyuman yang tercetak di wajah tampan Firgan tidak bisa menyembunyikan kesedihannya kini.
"Terserah lo,gue ngak peduli!".Sanggah Yana dengan cepat.
Lagi dan lagi Firgan terus tersenyum.Membuat Yana muak akan fake smile dari cowok didepannya.
"Raya".Panggil Firgan dengan lembut.
"Jangan panggil gue Raya! Gue ngak suka!"
"Dari dulu kan gue selalu manggil lo Raya.Kenapa lo baru marah sekarang?"
"Suka-suka gue lah!"
"Raya!"
Decakan kesal Yana sangat jelas terdengar di indra pendengaran Firgan.Apalagi wajah gadis itu yang terlihat sangat kesal.
"Gue ngak akan benci lo ray.Sejutek-juteknya sikap lo ke gue,ngak bakal ngerubah panggilan gue ke elo".Firgan menatap Yana lekat sebelum melanjutkan kalimatnya."Apa yang dulu lo liat itu semua memang benar,tapi gua tau sebenarnya lo lebih percaya sama hati lo dari pada mata lo.Ngak semua yang lo liat itu benar dan ngak semua kata orang itu benar.Tapi,hati! Hati ngak akan berdusta tentang apapun itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Franra
Fiksi RemajaKisahku dengan tiga orang sahabatku yang entah mengapa ingin ku ceritakan kepada kalian. Dan akupun tak tahu kapan kisah ini akan usai,Kuharap akan bernasib menyenangkan seperti kisah novel yang sering kubaca. ©copyright by Ranran_Aprl ...