Selepas kejadian di parkiran sekolah.Yana lagi-lagi menjadi pendiam.Sudah 20 menit ia bertengger di jok belakang motor Raga dengan segala keheningan yang membelenggu.
Raga menatap kearah spion,melirik sekilas wajah Yana lalu kembali menatap kearah jalanan yang lumayan ramai oleh kendaraan roda dua.
Yana masih terus memandang bangunan-bangunan kokoh yang mereka lewati sambil memikirkan kejadian di parkiran tadi.
Sontak Gadis itu terlonjat kaget saat Raga tiba-tiba menepi dan berhenti di sebuah tempat yang ia yakini bukan letak rumahnya berada.
"Kok berhenti sih ga? Jangan bilang lo lupa jalan ke rumah gue?".Tebak Yana asal saat melihat Raga yang sudah melepaskan helmnya.
"Ck,turun dulu ntar gue kasih tau!"
Di jok belakang Yana sudah mencak-mencak kesal,dengan tidak ikhlas ia pelahan turun dari motor sahabatnya dengan bibir yang sudah mengerucut sebal.
Raga juga ikut turun diiringi dengan senyum tipis."Dasar manja!! Helm aja harus gue yang lepasin".Perlahan tangan kekar itu dengan telaten melepas pengait helm yang masih bertengger di kepala gadis didepannya.
Menurut Yana ini sudah hal yang biasa,bukan pertama kalinya Raga melakukan hal itu.Bahkan sudah lebih dari puluhan kali.Tapi tidak tahu mengapa perasaan itu masih selalu ia rasakan.Rasa yang tidak akan pernah ia ungkapkan.
"Ga.Kita ngapain sih kesini?".Tanyanya setelah Raga menaruh helm pada kaca spion motor matic putih tersebut.
Tanpa menjawab pertanyaan Yana,Raga berlalu begitu saja dengan wajah datarnya.Meninggalkan Yana yang terus mengumpat kesal dalam hati.
"Dasar BABON!!! Kalau orang nanya itu dijawab,bukan malah dikacangin.Lo pikir enak apa?!".Omel gadis berkacamata,saat ia sudah menghampiri Raga yang tengah duduk santai pada kursi kayu yang sudah usang.
"Duduk".Perintah Raga.
Tanpa ba-bi-bu,Yana mengiyakan dengan separuh hati tidak ikhlas.
"Astaga BABON!! Kita ngapain sih disini? Pulang aja ntar keburu sore""Tujuan gue ngajak lo kesini baik,jadi tenang aja"
"Tapi kan,gue belum izin sama Bunda"
"Udah gue izinin,aman kalau sama gue"
Yana hanya bisa menghela napas pasrah,cowok disampingnya ini memang selalu bisa membuat ia patuh dan tidak bisa mengelak.
"Yaudah tujuan lo apa? To the point aja"
Sebelum berujar,cowok itu memperbaiki posisi duduknya menjadi menyamping menghadap Yana.
"Gue mau minta bantuan lo yan"Yana mengerutkan dahi.Bingung."Untuk?"
"Gue mau minta bantuan lo buat---".Sebelum melanjutkan kalimatnya Raga kembali menghela napas panjang."Buat bantu gue balikan sama Friska"
Deg!
Hati Yana terasa hancur.Ungkapan singkat itu mampu membuat dirinya tidak bisa berkata-kata.Baru saja mereka berbaikan kenapa harus kembali ada masalah.Dan Fatalnya masalah ini menyangkut hati!
Melihat Yana yang masih diam.Raga menepuk bahu gadis itu,sambil menyantapnya lekat."Yan,are you okey?"
Okey? Baik bagaimana? Sudah hampir tiga tahun ia memendam rasa terhadap cowok didepannya dengan susah payah.Lalu sekarang cowok itu memintanya untuk balikan dengan gadis lain.Sahabatnya sendiri!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Franra
Fiksi RemajaKisahku dengan tiga orang sahabatku yang entah mengapa ingin ku ceritakan kepada kalian. Dan akupun tak tahu kapan kisah ini akan usai,Kuharap akan bernasib menyenangkan seperti kisah novel yang sering kubaca. ©copyright by Ranran_Aprl ...