19

429 48 3
                                    

Gue saranin kalian dengerin lagu yang ada di mulmed ya gaes ;)

Dan maaf, kalau agak abstrak karena sebenernya gue gak bisa bikin yg kayak ginian, hehe.

Wendy RV - Goodbye 🎧

Happy readings~~~

Besoknya, Keno dan Rico tampak keheranan dengan sikap pendiam Tama. Cewek itu yang biasanya selalu cerewet tanpa henti sepanjang jalan kini tiba-tiba mendadak pendiam.

Padahal semalam masih baik-baik aja. Masih suka debat sama mereka.

Terlebih Keno yang tadi pagi berniat membangunkan adiknya jadi terkejut bukan main melihat kantung mata Tama yang tebal dan sembab seperti habis menangis.

Saat ditanya, Tama jawabnya geleng kepala doang terus masuk ke kamar mandi. Ya udah, Keno nggak tanya lagi sampai mereka lagi di perjalanan ke Lembang.

Begitu jam 11 pagi mereka sudah sampai di villa, Tama tetap saja diam dan tidak bicara apa-apa. Bahkan yang ngambil koper itu Rico yang tiba-tiba mau ngambil tanpa dipinta.

Cewek itu melangkah gontai mengikuti bunda dan ayah yang masuk ke dalam villa.

"Bunda, kamar aku di mana?" tanya Tama pelan.

Bunda yang lagi di dapur mau siapin teh hangat, berhenti sejenak. Ditatapnya Tama yang memilih menunduk. Kening bunda mengerut samar.

"Di samping tangga, Tam," balas bunda. Tama mengangguk pelan dan segera ke kamarnya. Namun langkah cewek itu berhenti saat bunda memanggilnya, "Tama."

"Kenapa, bunda?"

"Kamu kenapa? Kok murung terus?"

"Gapapa, bun. Lagi pusing aja kepala aku," balas Tama sambil tersenyum tipis. Melihat bunda mengangguk ragu, Tama kembali ijin ke kamar.

Setibanya di kamar, cewek itu langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur. Belum lepas sepatu, dia tenggelim mukanya ke bantal. Terpejam sejenak, Tama menghela napas berat.

Konversasi singkat semalam dengan Jeka kembali memutar di otaknya. Seperti memaksa untuk diingat padahal dia ingin untuk melenyapkan dari pikirannya.

"Bodoh banget ya gue bisa jatuh cinta sama hantu?" Tama tertawa sumbang. Jeka yang di sebelahnya hanya menatapnya, "Padahal kita gak akan bisa bareng-bareng lagi."

"Gue juga," sahut Jeka membuat Tama menatapnya dengan alis menaut, "Bisa jatuh cinta sama manusia."

Mata Tama melotot tahu-tahu Jeka menidurkan kepalanya di atas pahanya. Tidak hanya itu, mukanya menghadap ke arah perutnya dan ditenggelamkan di sana. Melingkarkan tangannya di sana membuat si empu merasa geli.

"Jeka, apaansi!" seru Tama sambil berusaha melepaskan tangan itu. Jujur, dia merasa geli dan malu. Apalagi napas cowok itu begitu menggelitik perutnya.

"Jangan dilepas! Biarin gini aja dulu. Gue mau hirup aroma lo buat yang terakhir kalinya," kalimat yang terdengar biasa, halus, dan pelan itu berhasil menyingkirkan tenaga Tama.

Jeka mendongak sedikit. Melirik gurat cewek itu yang terlihat sendu. Bibirnya kemudian mengulas kurva tipis sebelum dia kembali menenggelamkan wajahnya di perut itu. Kali ini, dia memeluknya lebih erat hingga Tama tersentak.

"Jeka!"

"Hmm?"

"Gue... geli."

Sontak Jeka beranjak duduk. Duduk di hadapan Tama dan mendekatkan wajahnya ke cewek itu.
Ditatapnya Tama yang tampak kikuk karenanya. Tapi Jeka nggak peduli. Dia terus menusuk cewek itu dengan tatapannya sampai akhirnya bibir mereka bertemu.

Ghost Loveliest | JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang