26

137 18 5
                                    

Happy reading, luv!

Jangan lupa vomment okey!






Waktu memang berlalu begitu cepat sampai Tama tidak menyadari kalau besok adalah hari penting baginya. Hari dimana ia dan Nida sangat tidak sabar untuk menghadirinya dengan penampilan barunya itu.

Kebaya dan semua peralatan rias sudah mereka siapkan dari jauh-jauh hari. Bahkan mereka berencana untuk memakai model dan warna kebaya yang sama.

Malam itu, sebelum esoknya mereka datang ke ballroom hotel, kedua gadis itu tengah maskeran bareng di rumah Tama. Gadis bersurai pendek itu yang meminta Nida untuk menginap berhubung jarak rumahnya juga tidak terlalu dan akan diantar oleh kedua orang tua Tama.

"Nida."

Tawa temannya berhenti saat Tama memanggilnya. Atensinya yang memandang drama kini beralih pada gadis itu. "Napa?"

"Gue udah cerita kan tentang Jeka yang udah gak bakalan muncul lagi dalam keadaan hantu?"

Nida mengangguk lantaran masih bingung dengan pertanyaan Tama. Padahal kalau diputar kembali, ia merasa kasihan sekali pada Tama yang terlihat habis diputus sama pacarnya.

"Dia kembali lagi, Da," kata Tama senang membuat temannya itu terduduk dengan mata membulat. Hampir saja maskernya itu pecah kalau saja Tama tidak menyuruhnya untuk kembali berbaring di atas kasur. Senyuman lebar itu terlukis di wajahnya.

"Ketemu dimana?"

"Di villa pas gue jalan ke lembang itu. Tapi dalam bentuk manusia."

Pernyataan itu tentu saja membuat Nida terkejut bukan main. Dia bahkan refleks memekik lantaran mendengar fakta yang tak pernah terbesit dipikirannya.

"Gak bisa. Gak bisa ini gue kaget dalam keadaan maskeran gini. Bentar, Tam! Gue hapus dulu maskernya." Nida beranjak dan berlari ke kamar mandi yang mana membuat Tama terbahak bukan main sampai maskernya ikutan retak.

Reaksi berlebihan Nida sukses membuatnya terpingkal. Setelah Nida membersihkan maskernya, Tama juga ikutan ke kamar mandi.

"Tama cepetan tumpahin tehnya!" seru Nida tak sabaran dari luar kamar.

"Iyaa sabar napasi!"

Usai membersihkan masker dari wajahnya, Tama membuka pintu kamar mandi dan langsung disambut dengan cengiran lebar gadis itu. Kening Tama mengernyit heran, "lo kenapa?"

"Nungguin lo cerita. Apalagi?"

Tama tergelak kemudian mengajak Nida untuk duduk tenang di balkon dengan kedua bantal masing-masing. Melihat Nida yang begitu bersemangat dan menantikan ceritanya, membuat Tama tak bisa menahan tawanya walaupun akhirnya ia menceritakan keseluruhan pertemuannya dengan Vano. Bahkan tentang lamaran yang akan cowok itu lakukan sebulan yang lalu.

"Serius lo?" Nida sampai menutup mulutnya tak percaya mendengar Vano yang akan melamarnya nanti.

Tama mengangguk dengan senyum malu-malunya. Netranya melirik sebelah kamar tidurnya yang terlihat bercahaya dari dalam. Pasti si pemilik kamar masih terjaga.

"Itu kamarnya dia disana." Tunjuk Tama yang diikuti oleh Nida yang semakin terkejut.

"Panggil dong, gue mau liat!" Nida mengguncangkan bahu Tama yang menggeleng pelan sambil menyeringai kecil. "Tamaa," rengeknya.

Tapi Tama tetap menggeleng. Senang banget rasanya ngegodain Nida kayak gini. "Besok ketemu kok. Dia janji mau dateng ke kelulusan gue nanti."

"Bener ni?!"

Ghost Loveliest | JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang