25

194 21 2
                                    

Boleh 100 votenya dan komennya???

Jangan sider pwis ✌



Tiga minggu Tama sangat sibuk dengan sekolahnya, kini dia akhirnya bisa bernapas lega. Seminggu lagi, dia akan melakukan ujian praktek yang terakhir. Ujian nasional sudah dia lakukan.

Sejak pulangnya ia dari Lembang, Tama sudah sibuk dengan kegiatannya. Belajar, belajar, dan belajar. Bahkan, di hari libur sekalipun dan sekolah kosong hanya diisi penjaganya, dia dan beberapa temannya ke sana untuk belajar. Mempelajari materi-materi untuk ujian praktek terakhirnya di lab yang menegangkan demi mendapatkan sertifikat.

Namun, Tama tetap tak melupakan satu cowok yang berhasil membuatnya menjadi fokus terhadap belajarnya. Iya, Vano. Cowok yang sudah ia duga jika ternyata itu Jeka, menjadi dekat dengan Tama. Dan, satu fakta yang menarik adalah rumah mereka bersebelahan.

Pantas saja jika Tama melirik kamar seberangnya, kondisi kamar itu selalu gelap. Padahal di rumah itu selalu terlihat bolak-balik orang-orang.

"Mau keluar, gak?"

Pintu kamarnya terbuka bersamaan dengan suara abang keduanya yang berdiri di depan kamarnya. Sudah berpakaian rapih siap pergi.

Tama yang sedang rebahan lantas beranjak duduk dan mengangguk. "Tunggu lima menit ya," katanya.

Usai berkata demikian Rico berlalu dari kamar Tama. Membiarkan adiknya untuk bersiap-siap dulu. Gadis yang masih lengkap dengan seragam putih abunya itu segera berganti pakaian dengan lebih santai. Memakai hoodie hitam dan celana training abu-abunya berhubung cuaca sore itu terasa dingin karena habis hujan.

Menginjak lantai satu, dia segera ke ruang tamu ketika mendengar suara gelak tawa dua cowok di sana. Ia kira itu Keno yang baru pulang kerja, nyatanya ada Vano di sana.

Yang membuatnya terkejut lagi, Vano juga memakai pakaian yang sama dengannya mulai dari atasan dan bawahan.

"Lo ngikutin gue ya?!" hardik cewek itu pada Vano yang berhenti tertawa baru menyadari sosok Tama. 

Rico juga berhenti tertawa dan mengerutkan keningnya. Memerhatikan Tama yang terlihat kesal, dia memandang temannya yang kemudian menunjukkan seringaian kecil. "Kenapa sih, Tam?"

"Baju gue sama adek lo samaan," balas Vano santai membuat Tama mendengus.

Rico kemudian memandangi penampilan keduanya. Kekehan kecil muncul dari bibirnya. "Jodoh kali," cetusnya bercanda.

Namun si cewek kembali terpancing emosinya. Seharusnya dia sadar kalau semua isi pakaian yang ada di lemari cowok itu dominan berwarna hitam. Hanya 1% yang berbeda warna.

"Gue ganti baju bentar deh ..." Tama hendak kembali ke kamarnya namun Rico sudah mencekal tangannya. "Kita udah laper, udah gapapa samaan buat malam ini."

Akhirnya si cewek mengalah. Kedua cowok itu lebih dulu keluar dari rumah dan menuju mobil Rico di garasi sedang Tama mengunci rumahnya terlebih dahulu. Setelah selesai, kini ketiga manusia itu sudah berada di mobil dan siap mencari makanan untuk mengisi perut mereka.

•••

Suara nyanyian pengamen yang diiringi gitar makin membuat suasana semakin ramai lantaran banyak pengunjung. Salah satu meja yang berada di bawah tenda tepi jalan, ketiga manusia itu tengah menikmati makanannya sambil sesekali mengobrol ringan.

Tama yang di samping Rico hanya diam saja sambil mendengar lantaran dia masih kurang paham tentang kuliah Vano yang sempat cuti beberapa bulan dikarenakan dirawat.

Ghost Loveliest | JjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang