Jennie Pov.
Aku melangkahkan kaki ku keluar kelas, akhirnya hari ini dapat kulewati dengan baik. Sekolah baru ku ini nampaknya tak terlalu buruk, hanya saja aku merasa sedikit terganggu dengan ulah Lisa.
Yaa, Lisa.. Gadis yang bertemu denganku didepan sekolah tadi pagi, sekaligus teman sebangku ku didalam kelas.
Sikapnya yang penuh dengan rasa percaya diri mulai sedikit menyebalkan.
Ia selalu melakukan hal semaunya, dan tanpa persetujuanku, dan wajahnya terlihat sangat percaya diri, apalagi ketika ia mengatakan "aku tak menerima penolakan" aishh rasanya itu sangat menyebalkan.Aku berdiri didepan gerbang sekolah, badanku merapat dimana air hujan tak dapat membasahiku.
Hujannya nampak sangat deras, menjebaku disini. Angin berhembus sangat kencang membuat badanku mulai menggigil.
Tiba-tiba aku merasakan seseorang telah merangkulku dengan erat dari arah samping dan merapatkan badanku dengan badannya."sudah hangat?" tanyanya tanpa melihatku.
"Lisa?"
Untuk sesaat aku merasa sangat terkejut melihatnya, ditambah lagi dengan apa yang ia lakukan sekarang. Ia merangkulku sangat dekat dengannya.
Merangkul???!! Aku yang mulai tersadar jika ia tengah merangkulku pun sontak melihat kearahnya dan mencoba melepaskan rangkulannya itu."kau kedinginan" ucapnya dengan sangat datar, tanpa melihatku, dan berusaha mempertahankan posisi itu , bahkan kini ia semakin mendekatkan badannya.
"apa-apa an ini? Kau sedang melecehkanku sekarang? Lepaskan!" bentaku begitu saja padanya, dengan terus mencoba melepaskannya, tapi apa daya ia lebih kuat dariku.
"aku hanya menolongmu agar kau tetap bisa hidup"
Aishhh, aku benar-benar kesal dibuatnya. Aku benar-benar tak mengerti, mengapa ia memiliki sikap dingin yang sangat menyebalkan, penuh percaya diri, dan sangat menganggu!!
"baguslah kalau kau kesal" ucapnya datar
Apa ini?? Apa ia baru saja dapat mendengar isi hatiku??
"maksudmu?!" tanyaku dengan nada yang mulai meninggi
"iya bagus. Score kita satu sama. Kau membuatku kesal, dan sekarang aku membuatmu kesal"
"aku? Membuatmu kesal?"
"aku sudah bilang aku tak suka penolakan. Tapi apa? Kau meninggalkanku, bukankah aku sudah mengatakan untuk menungguku?"
"tapi aku tak pernah berjanji untuk menunggumu dan pergi bersamamu"
"bukan kau yang berjanji, tapi aku. Kan aku sudah bilang, jika kita bertemu lagi, kau harus pergi denganku"
"tapi aku tidak mau!" bentaku padanya
"tapi aku tidak perduli" jawabnya santai, masih dengan tatapan datar dan tanpa melihatku. Ahh itu sangat menyebalkan!!
Aku mulai tak memperdulikannya, percuma saja, ia bukan tipe orang yang mau mengalah, ia hanya mengatakan apa yang ingin ia katakan, dan ia hanya melakukan apa yang ingin lakukan.
"aku sengaja tak melepaskan dan memakaikan jaketku padamu. Ini sangat dingin, jadi kau jangan berharap aku melakukan itu" ucapnya masih dengan nada yang datar.
Aku hanya menengok kearahnya tajam, ingin sekali aku mengatakan padanya, aku tidak perduliiiiiii, aku tidak ingin tahuuuu, berhentilah berbicara padaku. Itu sangat mengganggu!! Tetapi ku urungkan niatku, karena aku tak ingin memperpanjang pembahasanku dengannya.
"aku hanya ingin melindungi diriku sendiri, Jennie. Agar aku bisa selalu melindungimu" ucapnya dengan kini meliriku dan tersenyum.
Deggg
Apa itu tadi? Ucapannya terdengar sangat tulus, tatapannya sangat jujur, dan senyumannya mengapa menjadikan hatiku menjadi berdetak lebih cepat.
Aku melihat kearahnya, kini posisi kita sangat dekat, ia semakin dalam menatapku, dan tersenyum sangat manis.
Ia mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku, rasanya tak karuan sekali.
YOU ARE READING
My first and last
RomanceDia bahkan tak menyadari, betapa berharganya ia untuk ku. -Lisa