Jennie Pov.
Aku menghempaskan badanku ke tempat tidur, ahh rasanya nyaman sekali setelah seharian di sibukan dengan kegiatan sekolahku dan di sibukan olehnya, iya dia, Lisa.
Bibirku tersenyum begitu saja ketika aku teringat kembali apa yang sudah aku lalui di hari pertama berada di sekolahku yang baru, ketika aku merasakan kesal oleh sikap Lisa yang sangat mengganggu, hingga akhirnya aku tertarik dengan kepribadiannya yang menurutku tak dimiliki siapapun selain Lisa.
Senyumku berubah menjadi tawa yang cukup kencang ketika aku teringat kembali kejadian bersamanya ketika di taman.Flashback on.
"Jennnn!!" Lisa berteriak ke arahku.
Aku terkejut dengan apa yang sedang aku lihat, Lisa terjatuh dari ayunan nya, membuat minuman yang sedang ia pegang membasahi pakaiannya.
Tawaku pecah ketika aku tahu jika yang menyebabkan Lisa seperti sekarang ini adalah ulah anak-anak kecil yang dengan jahil mendorong ayunan Lisa dengan kencang ketika Lisa tengah memejamkan matanya tadi."yaa!! Kenapa kau malah menertawakanku? Kau tahu, ini sangat sakit!!" ucap Lisa kesal
Tawaku semakin pecah ketika melihatnya mengoceh kepadaku dengan wajah yang aku rasa sangat lucu.
Bagaimana tidak, dia yang sedari tadi hanya menunjukan sikap dingin dengan penuh percaya diri, yang seakan dipaksakan untuk terlihat sangat cool dihadapanku, lengkap dengan kata-kata memaksanya itu, kini tengah tersungkur ditanah, dengan pakaian basah, dan meringis kesakitan.
Sikap percaya dirinya itu tiba-tiba saja hilang, dan digantikan oleh bibirnya yang menekuk, meringis, seperti anak kecil."kemana perginya sikap percaya dirimu itu Lisa?" ucapku padanya dengan masih terkekeh, menertawakan ekspersi wajahnya itu.
"sepertinya bukan aku saja yang kesal dengan sikapmu itu, anak-anak saja tahu, dan tak menyukaimu. savage sekali mereka, aku ingin banyak belajar pada mereka" sambungku, aku hanya terus tertawa dan membiarkannya.
"manis sekali" jawab Lisa sambil menatapku lekat lalu tersenyum.
"apa?" jawabku tak mengerti
"kau"
Aku menunduk, rasanya pipiku mulai memerah. Lisa tengah menatapku sambil tersenyum, mengatakan aku manis meski aku telah menertawakannya dengan puas.
"aku bersyukur mereka mendorongku, jika tidak, mungkin aku tak akan melihat sesuatu yang begitu indah sekarang" ucap Lisa masih dengan tatapan dan senyumnya itu.
"aku suka caramu tertawa. Teruslah curi waktuku Jennie, aku tak perduli meski kau tak akan mengembalikannya. Aku rela kehilangan waktuku jika itu untuk melihat tawamu seperti ini"
Flashback off.
"Lisa.." nama itu terucap begitu saja dari bibirku, masih dengan senyumku, aku menatap langit-langit kamarku yang rasanya kini telah berubah menjadi langit yang indah, membuatku hanyut dalam lamunanku.
Apa-apa an ini! Mengapa ia membuatku memikirkannya?
Aku rasa bukan hanya waktunya yang ia katakan bahwa aku telah mencurinya.
Tapi.. Waktuku.. Waktuku juga telah ia curi.
Ah sial!**
Pagi ini aku melangkahkan kakiku keluar, membuka pagar dan menutupnya kembali. Aku harus kembali melakukan rutinitasku pergi ke sekolah, jarak sekolahku yang hanya memerlukan kurang lebih 10 menit perjalanan, membuatku ingin pergi hanya dengan berjalan kaki, menikmati udara pagi, mendengarkan kicauan burung, dan menatap langit yang belum terlalu terang. Aku menyukai pemandangan seperti ini, tenang, sejuk, dan membuatku damai.
"selamat pagi" ucap seseorang yang mulai menyejajarkan langkahnya denganku
"Lisa?" aku menoleh kearahnya, langkah kakiku terhenti dan hanya memandangnya bingung.

YOU ARE READING
My first and last
RomansDia bahkan tak menyadari, betapa berharganya ia untuk ku. -Lisa