Jam sudah menunjukan pukul 11 malam yang berarti waktu ku untuk pulang. Bayangan air hangat mengguyur tubuhku malam ini yang dapat menghilangkan segala penat dan juga ranjang kesayanganku menghantui pikiran. Ah aku tidak sabar lagi.
"Yoonhee, ingin pulang bersama?" seorang menepuk pundakku. Aku menoleh.
"Ide bagus." aku tersenyum padanya. Kepada laki-laki itu yang bernama Hwang Hyunjin.
Aku mengeratkan syal dan merapatkan coat yang aku pakai saat ini sementara Hwang Hyunjin atau yang kerap aku panggil Hyunjin itu sedang mengunci pintu restoran cepat saji, dimana aku dan dia bekerja paruh waktu saat ini.
"Jadi bagaimana kuliahmu?" Hyunjin membuka percakapan disela-sela kita berjalan pulang.
"Tugas selalu menumpuk." aku menjawabnya dengan kesal dan menyalurkannya melalui kerikil yang aku tendang barusan.
"Makanya jangan menunda pekerjaan, sometimes later becomes never." katanya. Aku mengerucutkan bibir sebal.
"Iya Hwang Hyunjin si mahasiswa terajin." Hyunjin tertawa lalu salah satu lengannya tersampir di pundak ku.
"Mau aku bantu mengerjakan tugas?" tawar Hyunjin. Ia menatapku sekarang, dengan intens. Oh tidak! ada apa dengan hati ku saat ini. Hatiku seperti akan meledak saat di tatapnya.
Aku benci mengakui ini, aku menyukainya. Bukan hanya aku, bahkan mahasiswi satu kampus pun jatuh pada pesona Hyunjin. Dia tampan, tinggi, dan juga pintar. Bonusnya dia kuliah di jurusan kedokteran. Siapa yang akan menolak dia kalau begitu? Aku yakin hanya perempuan tidak normal yang akan menolak Hyunjin dengan segala kesempurnaannya.
"Hei jawab, aku sedang bertanya." Hyunjin menusuk-nusuk pipi ku dengan jari telunjuknya.
Kebiasaan.
Tapi aku suka.
"Hm, nanti aku pikir-pikir." Hyunjin membawaku mendekat dengan tubuhnya bahkan aku dapat mencium aroma maskulinnya.
Setelah percakapan itu, kita berdua hanya diam sambil berjalan beriringan serta lengan Hyunjin yang masih ada di pundak ku.
Jalanan sangat sepi hari ini. Aku tidak tau kenapa. Ini jarang terjadi menurutku. Biasanya walaupun larut malam pasti ada saja mobil atau pejalan kaki yang lewat tapi tidak dengan sekarang. Hanya ada aku dan Hyunjin disini. Aku tidak tau lagi kalau tadi menolak ajakan Hyunjin pulang bersama, mungkin aku sudah lari untuk pulang tapi untung saja tidak. Bayangan mengerikan hilang begitu saja hanya karena Hyunjin di sisi ku sekarang.
Kita berhenti di perempatan jalan. Ah aku lupa kalau rumah sewa kita beda tempat. Punya Hyunjin belok ke kanan sedangkan aku masih harus berjalan lurus sekitar 500 meter. "Mau aku antar sampai depan rumah mu?" tanya Hyunjin.
Sebenarnya ingin sekali aku meminta itu tapi.......
"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri." kata ini terlontar dari mulutku. Aku tidak enak padanya untuk meminta yang lebih. Hyunjin melepaskan rangkulannya. Aku tidak rela ini terjadi.
"Sampai jumpa besok Yoonhee." Hyunjin melambaikan tangan padaku. Aku melakukan hal yang sama padanya dan tersenyum sebisaku.
Hyunjin sudah tak terlihat lagi sedangkan aku masih berada di tempat ini. Aku belum bergerak sama sekali karena kaki ku susah di gerakkan.
Apa aku takut?
Aku mengambil napas perlahan dan menghembuskannya. Mulai berjalan perlahan menyusuri jalan yang sepi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KING [✔]
FanfictionAku tidak perlu mahkota untuk diakui sebagai raja karena yang ku butuhkan hanya kau, disampingku.