Zulaikha As-Syifa 2

749 30 1
                                    

Sore ini pondok pesantren Nurul qodim sangat ramai dipenuhi oleh para orang tua santri yang datang untuk menjenguk putra-putrinya.

disebuah kamar akhwat para santriawati sedang bersiap-siap menuju aula untuk menemui orangtua dan keluarga mereka.

"Aduh fa lama sekali dandannya, Umi dan Abiku pasti sudah menungguku" Ucap Dinar yang  memperhatikan fatiya dari dekat pintu.

" iyaa bentar lagi ko" jawab fatiya merapihkan kerudungnya.

"Kalo dari tadi bentar lagi, kapan selesainya fa, yang ada keluarga kita keburu pulang, karena kelamaan nunggu kamu" sambung fahira kesal. 

"Sabar ukhty sabar, dikit lagi ko" ucap Fatiya, ia masih memasangkan bros pada kerudungnya.

"Tapi kita sudah menunggumu satu jam, Fa" ucap dinar, mondar mandir tidak jelas.

"Hari ini kan ngaji diliburkan, jadi santai aja " ucap fatiya dengan santai.

"Tapi disiplin waktu itu perlu fa, kamu harus menghargai mereka yang dari tadi mengunggumu, lagian berdandan terlalu berlebihan itu tidak baik, apalagi jika niatnya hanya ingin dipuji cowo cowo"timpal Zulla yang sejak tadi hanya diam.

"Dengerin tuh kata Zulla, lagian belum tentu ustadz Azam akan tertaik dengan dandananmu ?" Tanya dinar.

Deg.. Tiba tiba Hati Zulla  bergetar mendengar nama itu disebut. Kejadian tadi siang, membuatnya tidak siap bertemu dengan ustadz Azam.

"Lagian ustadz Azam sukanya sama wanita yang kalem, bukan wanita ganjen sepertimu" sambung Fahira.

"Bodo amat, yang penting saat aku bertemu ustadz Azam aku dalam keadaan cantik" balas fatiya. Ia telah selesai berias.

"Dasar ya ganjen"

"Kaliam berdua juga ganjenkan sama Azmi, ingat sesama orang ganjen dilarang saling membuly"

"Sudah sudah, ayok kita ke aula" ucap Zulla, ia memang selalu menjadi penengah dalam percekcokan ketiga sahabatnya itu.

"Ayoook zu "

__......__
Di Aula

Suasana Aula begitu ramai. Para santriawati telihat mengantri sesuai kelas mereka masing masing, tata tertib kunjungan ini yaitu setiap anggota keluarga yang ingin menjenguk putra putrinya harus menghubungi wali kelasnya terlebih dulu untuk mendaftar, setelah itu mereka akan diarahkan diruangan mana mereka akan bertemu dengan keluarganya dan barulah para santri akan menghampiri orangtuanya disana. Demi keamanan dan kenyamanan  pesantren ini tidak mengizinkan orang luar masuk kedalam asrama.

Zulla, fatiya, dinar dan fahira  berada pada antrian paling belakang, untung saja antriannya tidak terlalu panjang jadi mereka tidak akan menunggu terlalu lama.

Semua santri terlihat bahagia, mereka sudah tidak sabar lagi ingin segera bertemu dengan keluarganya. Kecuali Zulla, ia harap harap cemas apakah kali ini ayahnya akan mengunjunginya atau dia harus mengasingkan diri lagi kebelakang pesantren.

"Assalamualaikum ustadz,Keluarga Dinar tamara, sudah datangkah ?" Ucap Dinar saat gilirannya tiba.

"Walaikumussalam, sudah, silahkan keruang tunggu II " jawab ustadz Azam setelah melihat data pada dihadapannya.

"Baik, terimakasih ustad" ucap Dinar yang hanya mendapat anggukan dari wali kelasnya.

"Teman teman aku duluan yaa, Assalamualaikum" Dinar berpamitan pada ketiga sahabatnya, lalu pergi sesuai istruksi wali kelasnya.

"Keluarga fahira paranissa ustadz"

"Silahkan keruang tunggu III ya" .

"Loh ko dipisah ustadz, kan biasanya satu kelas satu ruangan" tanya fahira.

Zulaikha As_SyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang