Absrut

651 25 7
                                    

"Zu.. Kamu berangkat sekolah naik angkutan umum ya" ucapa ayah Zulla memecah keheningan dimeja makan.
.
Zulla menghentikan aktivitasnya dan menatap sang ayah penuh tanya. Bukankah ada mobil, kenapa tak diantar pake mobil pribadi saja ?. Batin Zulla. Bukannya dia manja tetapi Zulla selalu muntah jika naik angkutan umum, Andai almarhumah ibunya masih ada pasti dia tidak akan memberikan putri kesayangannya naik angkutan umum apalagi sendirian.

"Mobilnya mau dipake sama mama kamu" ucap sang ayah seolah mengerti maksud tatapan anaknya.

."ooh iya yah. Tidak apa-apa"
Zulla menghela nafas berat. Ia Sudah menduga, Akhir akhir ini sang ayah memang selalu memanjakan istri barunya itu.

"Andai bunda masih ada" batin Zulla. Ia melihat ibu tirinya yang sedang melahap nasi goreng dipiringnya. Sejak kepulangannya dari Nurul Qodim, mereka belum berbicara samasekali,entah kenapa sikapnya begitu dingin terhadap Zulla. Zulla pernah menyapanya sekali tetapi tak dihiraukannya. Hal itu membuat Zulla kesal dan tak mau menyapanya lagi. Mereka tidak pernah mengobrol meskipun hanya berbasa-basi, bahkan Zulla saja tidak tau siapa nama ibu tirinya itu.
.
Zulla mengambil segelas teh manis kemudian menyeruputnya perlahan.

"Kalo begitu Zulla pamit. Asalamu'alaikum" ucap zulla sambil menyimpan gelas itu pada tempatnya.

Zulla menyalami ayah dan ibu tirinya kemudian melangkah keluar dan hilang dibalik pintu.

...
Skip jalan Raya.

"Ayoo naik neng" ucap supir angkutan umum memberhentikan mobilnya.

" tidak pak terimakasih" jawab Zulla pada supir angkot itu.

Itu adalah akutan umum keliama yang berhenti didepan zulla, dan selama lima kali itupun Zulla menolaknya, ia masih belum berani untuk naik angkutan umum, dia takut nanti dia akan muntah dan membuat penumpang lain merasa tidak nyaman.

Zulla melihat jam ditangannya, sebentar lagi jam 7.15, Itu tandanya bel masuk akan segera berbunyi dan pintu gerbang akan ditutup, tetapi Zulla masih disini menunggu apa yang tidak pasti.

Zulla mengela nafas berat dan memutuskan untuk jalan kaki, tidak apa apalah terlambat yang penting dia sudah berusaha untuk datang tepat waktu.

Zulla berjalan menelusuri jalanan komplek, kesedihan dimatanya melambangkan kepedihan hatinya, seperti ini rasanya memiliki ibu tiri,dia seperti menyihir sang ayah untuk selalu memperhatikan dan memanjakannya setiap waktu, sampai sang ayah bisa melupakan anak kandungnya sendiri.

Mata Zulla terbelalak kaget, saat melihat didepannya sedang berlangsung tawuran antar pelajar SMA, Zulla berjalan mundur karena posisi mereka semakin mendekat kearahnya.

"Serbuuuuuu" ucap salah seorang pelajar dari belakang Zulla, ia memutar mutar gespernya yang berbentuk tengkorak, kemudian beberapa orang yang berada dibelakangnya berhamburan berlari menyerang musuhnya yang berada didepan Zulla.

Zulla terjebak dianatara para pelajar yang sedang tawuran, suasana sangat ricuh membuat Zulla tak bisa keluar dari sana, bahkan ia beberapa kali terdorong dan terkena pukulan mereka. Mereka tidak perduli meskipun diantara mereka ada wanita berjilbab putih sedang ketakutan disana.

Terlihat seseorang melajukan motor  berwarna merah dengan cepat memasuki area tawuran dan berhenti tepat didepan Zulla.

"Ayo naik" ucap pria bermotor itu mempersilahkan Zulla untuk menaiki motornya, namun Zulla hanya diam dan menatapnya penuh tanya. Dia takut orang ini akan menculiknya, karena dia tak. mengenalnya sama sekali. Zulla memperhatikannya dari atas hingga bawah, kepalanya memakai helm warna merah dengan berpaduan warna hitam dan putih, motornya seperti motor motor yang pernah dilihatnya dalam sebuah sinetron yang diperankan oleh pemeran boy dalam sinetron anak jalanan, motornya berwarna merah menyala dengan sedikit perpaduan warna hitam.

Zulaikha As_SyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang