Fatiya terlihat sangat menjiwai membaca curhatan zula dalam buku itu. Matanya menyapu kata demi kata yang menyambungkannya menjadi sebuah kalimat2 indah.
' Aku tidak pernah menyesali sebuah pertemuan, karena aku yakin bertemu denganmu bukanlah sebuah kesalahan #Zulla's '
' #Azmi'As......
Aku tidak tahu apa yang diharapkan setelah pertemuan, yang ku tahu saat melihatnmu aku ingin hidup lebih lama #Zulla's'.Fatinya tersenyum membaca tulisan itu, Ia baru tahu ternyata zula pandai merangkai kata dan membuat kata kata romantis.
Tidak disangka perempuan secuek zula bisa jautuh cinta seperti ini. Fikir fatiya , Yang Ia tahu selama ini zula biasa aja terhadap Azmi, tidak sedikitpun menampakkan rasa suka, bahkan rasa kagum yang sudah hampir akut terhadap ikhwan si pelantun cinta dalam istikharah itu.
'Azmi'as... seseorang pernah bilang bahwa cinta juga perlu ikhtiar, caraku adalah diam diam mencintai dan mendoakanmu #Zull's '
setiap orang memang mempunyai cara yang berbeda untuk mengekspresikan perasaannya. Fatiya sadar, Ia mencintai ustadz zamzam dengan cara yang salah, Ia terlalu mengumbar perasaannya,sehingga membuatnya terlihat rendah dan Seakan mengemis balasan atas perasaannya, Bakan Ia pernah berfikir, lebih berharap dicintai ustad zamzam tanpa berfikir bagaimana jika ia tidak dicintai Allah. Astagfirullahaladziim, semoga kita dijauhkan dari perasaan seperti itu.
Fatiya melirik jam ditangannya, sudah lebih dari 30 menit zula belum juga kembali dari toilet, fatiya sudah tidak sabar Ingan segera bertemu zula, ia ingin mengucapkan terimakasih karena secara tidak langsung zula sudah membuatnya sadar bahwa selama ini ia mencintai dengan cara yang salah.
Fatiya memriksa berapa halaman lagi yang belum ia baca. Rasanya ia ingin sekali menyusul zula, tapi tanggung empat halaman lagi. Fatiya meminum es teh manis yang tadi ia pesan, matanya fokus pada buku yang dibacanya. Tidak terasa ternyata minumannya sudah habis.
"Assalamu'alaikum fa" ucap zula kemudian duduk bersebelahan dengan fatiya.
"Wa'alaikumussalam zu, ko lama ?" Jawab fatiya, matanya fokus pada tulisan tulisan dibuku harian merah itu.
"Iyaa, antriannya panjang banget" jawab zula sembari memainkan gelas es teh yang sudah berembun.
"Belum selesai bacanya ?" Tanya zula.
"Sedikit lagi" jawab fatiya singkat.
Zula mengangguk, ia asik memainkan jari telunjuk pada gelas minumannya."#Azmi'As ..Aku tahu seorang muslim tidak boleh dua kali jatuh kelubang yang sama, berdosakah aku jika setiap hari menjatuhkan hatiku pada hati yang sama ? #zulla's"
Fatiya mengeraskan suaranya saat membaca kata kata terakhir dibuku itu. Zula tersenyum malu, kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Cieeee .. Yang mengaguminya seperti siti zulaikha seperti mengagumi nabi yusuf" fatiya meledek.
"Appaan sih fa, saya malu " ucap zula, dengan wajahnya yang memerah.
" iyaa aku juga tahu kalo kamu malu, soalnya muka kamu merah, udah kaya kepiting rebus ehehe" ucap fatiya, diakhiri dengan tawa.
"Masa sih fa ?"
"Iyaa.. Lucu bangett ckckchihihi"
"Ikhhh faaa, jangan ngetawain"
"Abiss kamu lucu zu"
"Ah kamu mah jahat fa" .
. ..
"Iyaa deh iyaa, aku gak ketawa lagi nih, udahkan ?" fatiya menahan tawanya. Zula terdiam."Zu, syukron ya" ucap fatiya.
"Buat ???" Tanya zula singkat.
"Buat pelajaran yang udah kamu kasih hari ini" fatiya tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zulaikha As_Syifa
SpiritualGus Muhammad Ulul azmi askandar al abshor, kamu tahu bagaimana pungguk merindukan rembulan ? Ya seperti itulah aku yang mengagumimu dari kejauhan, Mencintaimu diam-diam dan memperhatikanmu tanpa ingin ketahuan. menyedihkan bukan ? Tapi tenang ak...