Yang sabar Zu

435 18 0
                                    

Zulla duduk di antara kiyai Ahkam dan ustdz Zamzam, namun dengan jarak yang tidak terlalu dekat.

Dari Jauh mereka terlihat sedang berbisik menyepakati solawat atau lagu yang akan dibawakan mereka saat ini, atas permintaan Zulla mereka ingin membawakan lagu sahabat versi Rindu Ibu. Semua setuju, akhirnya Zulla mulai mendekatkan pengeras suara pada bibirnya untuk menulai bernyanyi, karena saat ini dia menjadi vokalis utama saat membawakan lagu ini.

" Cinta ini padamu suci..
Bagai embun dipagi hari.
Tak perduli apa yang kan terjadi...
Enagkau tetap kucintai..
Sahabat... Engkaulah bintang hatiku" zulla mulai menyanyi tanpa diiringi musik, suaranya terdengar sangat merdu dan membuat semua yang menyaksikannya merinding, mungkin karena Zulla sangat menghayati lagu tersebut. Sehingga suaranya terdengar begitu syahdu.

"Sahabat... Engkaulah bintang hatiku......" musik hadroh mulai terdengar, Zulla mengambil nafas dan menggigit bibir bawahnya,  menahan agar air matanyavtam keluar, namun usahanya siasia, tanpa permisi air matanya  sudah membasahi kedua pipinya, saat Zulla mengingat kenangan bersama ketiga sahabatnya, Fatiya, Dinar dan Fahira.

Fatiya yang duduk ditengah tengah santriawatipun ikut terisak mendengar Zulla bernyanyi. Memory ketika ia menyanyikan lagu yang sama dengan Zullapun kemabali berputar di pikirannya. Zulla memang sengaja menyanyikan lagu ini, supaya ketiga sahabatnya, mengetahui bahwa mereka akan selalu menjadi bintang dihatinya.

"Apa kita tidak terlalu jahat pada Zulla ?" Tanya Fahira, yang duduk disebelah fatiya.

"Salah sendiri dia main belakang" jawab dinar kesal.

"Yaa tapi kita gak harus mengacuhkannya seperti ini kan ? Apa kita mau mengorbankan persahabatan ini cuman karena seorang ikhwan ?, menurutku tak adil untuk Zulla jika kita terus menghukumnya seperti ini" ucap fahira melirik dinar.

"Kamu sebenarnya ada dipihak siapa sih ? Ko belain si penghianat itu" tanya Dinar sinis. Fatiya hanya diam, ia sibuk menghapus air matanya yang dari tak berhenti keluar.

"Wah ..wah ..wah.. Sebenarnya apa ya maksud kiyai Ahkam, padahal sudah jelas jelas Zulla dan ustdz Zamzam telah melanggar peraturan pondok, tapii ko malah disuruh duett.. Mmm. Mana bareng Azmi lagi" ucap Zahra yang tiba tiba menyalip percakapan Fahira dan Dinar.

"Uuhhh beruntung bangett ya Zulla, padahalkan yang cintaa banget sama ustdz Zamzam itu fatiya, eh dia sukanya sama Zulla.. Kasihan bangett sih kamu fa, Ehehhahah "ejek Amel memanas manasi.

" Zulla kamu memang selalu beruntung.. Udah dapetin ustdz Zamzam, eh dapetin Azmi juga, udah gitu segala main surat suratan lagi.. Padahal yang ngarep banget bisa surat suratan sama Azmi dinar, sama fahira kan ?  Cup cupcup. Sepertinya kalian kalah beruntung oleh teman kalian yang penghianat itu. " sambung Zahra, membuat dinar dan fatiya geram.

"Etsss.. Itu namanya bukan beruntung , tapi menikung" timpal Amel diakhiri dengan tawa.

"Ehh iyaa ya, kalo begitu Zulla hebat juga yaa, bisa menikung tiga sahabatnya sekaligus" ucap Zahra.

"Kalo aku jadi mereka sih, pasti  udah laporan Zulla ke kiyai Ahkam biar dia dikeluarin, penghianat itu tidak pantas untuk dipertahankan" sambung amel melihat fatiya, fatiya meliriknya sinis, ia beranjak dari tempat duduknya kemudian pergi meninggalkan mereka.

"Mau kemana fa, acaranya kan belum selesai ?" Tanya fahira.

"Wc" ucap fatiyaa singkat. Kemudian mengilang dari hadapan mereka.

"Kamu kemana fah ?" Tanya dinar yang juga ikut beranjak dari tempat duduknya.

"Aku mau nyusul fatiya" jawab fahira.

Zulaikha As_SyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang