Tiba tiba suasana menjadi canggung, azmi dan Zulla melirik ke kanan dan kirinya, sepi sekali. mereka hanya berdua disini.Azmi mengarahkan pandangannya pada hujan yang masih deras. Zulla kembali bergeser memperpanjang jaraknya dengan Azmi, begitupun Azmi ia bergeser hingga ujung tempat duduk, tempat pertama kali ia duduk bersama hafidz.
Kini posisi mereka tak sedekat tadi. Namun tetap saja rasa canggung membuat mereka Tidak nyaman. Mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, tetap diam diaman hingga hafidz dan fatiya kembali atau menyusul mereka, tapi rasanya tidak mungkin jika harus menyusul fatiya dan hafidz karena hujan masih sangat deras, hal itu akan berakibat fatal untuk zulla dan jika mereka tetap diam diaman seperti ini Zulla pasti akan melamun dan kembali mengingat masa lalu yang membuatnya trauma.
Tidak ada cara lain mereka harus mengobrol. Tapi apa yang harus mereka obrolkan ? Dan darimana mereka harus memulainya.
"Ehm" azmi mendehem, bukan karena tenggorokannya sakit tapi sekedar ancang ancang untuk memulai percakapan.
"Duhh ko aku jadi grogi gini yaa" ucap azmi dalam hati.
Zulla berusaha menetralisir detak jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Ya Allah lindungilah kami dari godaan setan yang terkutuk" sambung zulla dalam hati.
Azmi melirik jam ditangannya, ternyata sudah sangat sore, sebentar lagi waktu magrib akan tiba.
"Sebentar lagi magrib,
dipondok nanti kita pasti dihukum" gerutu azmi.Zulla terdiam tak memberikan tanggapan. Ia hanya tersenyum dan mengangguk pelan.
Azmi yakin gadis yang berada disampingnya itu pernah mengalami Trauma yang hebat. Untuk itu ia ingin sekali mengajak zulla ngobrol agar iya tak mengingat masa lalunya kembali, tapi ia malu jika harus memulai duluan. Azmi menunggu zulla untuk menyapanya terlebih dahulu. Ledis first. Fikir azmi.
Zullapun sama, dalam hatinya ia ingin sekali berbincang dengan lelaki punjaan hatinya itu, lelaki yang selalu memenuhi buku hariannya. tetapi apalah daya seorang wanita, tidak mungkin jika harus memulainya lebih dulu. Ledis first hanya berlaku hanya berlaku saat pria ingin memuliakan wanita dan bukan pada saat seperti ini. Pikir zulla.
Gengsi ?
Ego ? Tapi..
Sampai kapan zmi ?
Sampai kapan zu ?
Ayoolah..
Gengsi dan ego itu gak ada gunanya.
Biar aku yang memulai duluan..Itulah yang terlintas difikiran mereka saat ini. Dan akhirnya mereka mengesampingkan ego mereka untuk memulai percakapan lebih dulu. Namun apa yang terjadi ?
Mereka memulainya secara bersamaan.
(Aihhh kalian nih )"Ukht .. " "akh .. " ucap mereka bersamaan. Azmi melirik Zulla dan Zulla melirik Azmi, lirik lirikanpun terjadi anatara mereka. Rasa gorogi kembali menghampiri mereka, bahkan kali ini semakin kuat.
lalu Mereka saling mengekspresikan rasa grogi mereka masing masing. zulla dan Azmi menggaruk leher belakangnya secara bersamaan lagi. Aihh kompak banget sih.
Menyadari akan hal itu mereka tersipu malu. Keduanya sama sama tersenyum dan saling menundukan pandangan mereka."Lucu yaa ?" Ucap Azmi, memulai percakapan.
"Apa yang lucu ?" Tanya zulla menunduk lagi.
"Yaa Kita" azmi melirik Zulla yang sedang memunduk, kemudian mengalihkan pandangannya kedepan.
Zulla menganggkat kepalanya dan kembali melirik Azmi yang sedang menatap lurus kedepan. "I-iyaa"
"Oh iyaa, perkenalkan nama aku Azmi Askandar, panggil saja Azmi ?" Ucap Azmi, menghadap ke arah Zulla.
"Boleh aku tau nama ukhty ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Zulaikha As_Syifa
SpiritualGus Muhammad Ulul azmi askandar al abshor, kamu tahu bagaimana pungguk merindukan rembulan ? Ya seperti itulah aku yang mengagumimu dari kejauhan, Mencintaimu diam-diam dan memperhatikanmu tanpa ingin ketahuan. menyedihkan bukan ? Tapi tenang ak...