sayembara

2.8K 73 4
                                    

Mudah sekali untuk membuat mimpi, kau hanya perlu menutup matamu dan melelapkan pikiranmu. Saat kau bangun mimpi datang begitu saja.

_____________

Malam yang riuh, suara bising memenuhi tanah yang digadang-gadang berlaliran emas. Sang Ratu langit pun terlihat semakin bersinar, ikut campur dalam tradisi malam ini.

Di sebuah aula kerajaan, telah berkumpul para anggota dewan dan tamu-tamu lain. Menikmati hidangan mewah dan menunggu datangnya wanita-wanita elok nan rupawan. Lenggak lenggok tubuh mereka membuat tepuk tangan riuh, seolah-olah meracuni pikiran dan pandangan semua orang disini. Jamuan yang begitu sempurna dari Raja. Bukan tanpa alasan semua kesenangan ini. Ada sebuah tradisi yang akan dilakukan. Yaitu,

Tradisi pendewasaan Putra Mahkota.

Saat seorang Putra mahkota tumbuh dewasa, kurang lebih berumur 22 tahun, dipilihlah salah satu wanita yang harus tidur dengannya saat bulan purnama. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan para Dewa bahwa calon pewaris tahta telah tumbuh dewasa.

Saat-saat seperti inilah, banyak wanita yang berlomba-lomba mencalonkan diri, mendaftar sebagai wanita teman tidur semalamnya. Hadiah yang tak main-main menjadi titik acu bagi mereka. Siapapun yang dipilih Putra mahkota, ada dua hadiah yang bisa di dapat yaitu,

wanita yang dipilih akan menjadi seorang permaisuri. Atau malah menjadi seorang dayang istana. Tak hanya itu, bagi mereka yang gagal. Koin emas akan diberikan kepada mereka sebagai ganti keikutsertaan.
Hadiah yang sangat menggiurkan bukan? Tapi itu tak mudah. Ada banyak ujian, tantangan dan rintangan yang harus dilewati.

/@/

Sebulan sebelumnya. Wilayah Pesisir Timur.

Udara dingin menembus bilik bilik beratap anyaman daun kelapa. Pasir putih terus berdesir. Aroma amis khas hewan laut merebak ke segala arah. Tapi dianggapnya sebagai hal biasa. Semua orang tengah sibuk, menjaring biota laut, menggarami ikan lalu memperdagangkannya ke pasar.

Seorang pemuda turun dari sebuah bahtera. Melambaikan satu tangan dan berlari kencang ke arahku.

"Son! Son!"

Paman Kong berhenti di depanku dengan nafas tersengal. Seperti baru saja dikejar serigala atau hampir termakan paus biru.

"Son, ada berita Bagus, ini lihatlah!" Ia mengambil selembaran kertas coklat tua dari dalam baju dan menunjukkannya ke arahku.

Aku tidak peduli dan melanjutkan kegiatanku. Memotong-motong ikan dengan samurai. Beda denganku, orang-orang malah penasaran, dan mulai mengkerumuni Paman Kong.

Wajahnya tampak bersemangat dan bahagia saat tutur katanya mulai keluar menjelaskan informasi yang ia peroleh. Sedang aku masih asik memenggali ikan.

"Son, kau harus ikut, ini kesempatan yang sangat besar!"

Tanganku mengerat gagang samurai. Melirik Paman Kong dan membuat dirinya sedikit tersentak kaget. Wanita sepertiku tak lain hanya tampak seperti pria. Yang tak jarang ditakuti oleh orang-orang desa.

Kulitku kasar sawo matang, rambutku gimbal agak pekat dan lengket. Hampir tak pernah aku bersentuhan dengan air jika tidak sedang memancing dipantai. Namaku Son, gadis dari Pesisir Timur.

"Son, hanya kau harapan kami, pikirkan baik-baik." Tambah yang lain.

Semakin kuhentakkan samurai untuk mencacah-cacah ikan. Tak ingin mendengar semua bujuk rayu mereka.

"Kau tahu, jika kau ikut sayembara ini, berapa banyak uang yang akan kau dapatkan. Desa ini bisa kau bangun dengan uang itu dan kau bisa hidup kaya raya."

Embrace The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang