para gadis-gadis

1.3K 60 3
                                    

Sikap dan jati dirimu yang baik adalah kecantikan yang sesungguhnya, parasmu yang elok bukan jaminannya.

----------------------

"Jaga dirimu baik-baik Son."

Paman Kong dan Paman Tim menatapku dengan penuh harap. Salah satunya memberikan pakaianku yang terbungkus oleh kain.

"Percayalah padaku, aku akan pulang membawa koin emas setelah Bulan Purnama."

"Kami akan lebih senang jika kau pulang membawa tahta."

Aku mengerutkan dahi.

"Jika membawa tahta artinya aku tidak bisa pulang."

"Ah benar! Sudah, jangan hiraukan kami. Kau fokus saja mengikuti sayembara ini dan cukup buktikan pada wilayah lain, jika wilayah pesisir Timur masih punya gadis hebat sepertimu."

Aku mengangguk, lalu menepuk pundak Paman Kong.

Tak lama mereka pergi. Setelah menerima cap tanda lulus sayembara ini. Aku tak langsung bisa tinggal di istana. Semalam aku harus tidur di depan kedai bersama Paman Kong dan Paman Tim. Paginya kami berangkat ke istana lagi.

Kuharap pengorbanan ini tidak sia-sia.

Paman-pamanku itu pergi setelahnya. Meninggalkanku sendiri untuk menumpas para wanita yang akan menjadi sainganku nanti.

/@@/

"Teng! Teng! Teng!"

Seorang wanita memukul gong kecil di tangannya. Lantas membuatku berlari sekuat tenaga ke para gadis yang juga mulai berkumpul ke sumber suara.

Kurasa ini adalah waktunya.

Satu persatu para gadis berbaris rapi. Mereka terlihat menawan dan arogan. Aku yang baru saja datang, pelan-pelan mundur, berdiri di ujung baris. Jelas, penampilanku sangat menonjol. Terlalu berbeda dengan penampilan gadis-gadis yang lain.

Sungguh, jika pria melihat kecantikan gadis-gadis ini, kujamin kedua netranya tak akan berkedip. Aku pun sebagai wanita sungguh terpesona akan kemolekan dan keelokannya. Pakaian mereka bak sayap merak yang berkilau. Perhiasan dan manik yang mereka pakai kurasa terbuat dari Batu giok atau permata asli.

Berbeda denganku yang hanya mirip seperti pedagang ikan. Aku tak ingat kapan terkahir kali membeli pakaian. Ya aku memang gadis pesisir. Kupikir pakaian ini adalah yang terbaik dari pakaian yang biasa kupakai. Tapi malah terlihat seperti lap kotor saat bersanding. Terlalu miris memang.

"Selamat datang gadis-gadis!" pekik wanita yang wajahnya tak terlalu jelas, pandanganku tertutupi oleh gadis lain.

Tak apa, aku bisa mendengar suaranya. Itu masih lebih baik.

"Aku adalah Dayang Yang, perwakilan dari kepala Dayang Han. Karna kesibukan beliau, untuk sementara aku yang akan memberikan sambutan pada kalian semua."

Kudengar wanita itu terus mengoceh. Beberapa kali disambut dengan tepuk tangan. Hingga lama-lama aku merasa bosan.

"Mulai hari ini, kalian akan tinggal di sebuah asrama. Setiap kamar, berisi empat orang. Dan masing-masing dari kalian kami berikan pakaian dan kebutuhan selama mengikuti sayembara. Aku akan membagi kamar untuk kalian. Semua harus mengikuti aturan dan keputusan kami. Jika ada yang melanggar, akan ada sanksi ringan dan bahkan sanksi berat menanti. Jadi jangan coba-coba untuk membuat masalah."

Dan aku pun masih harus menunggu giliran. Kurasa karna aku masuk paling akhir. Alhasil namaku paling akhir mendapat bagian kamar.

"Namamu Son?" kata Dayang Yang.

Embrace The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang