Pria Bertopeng

1.1K 54 4
                                    

Kau tak akan bisa menghindari takdir, kau hanya bisa menyambutnya dengan apapun yang kau suka.

---------------------

Bagaimana nasibku setelah ini?

Aku menghela nafas untuk kesekian kali. Memikirkan sepucuk surat itu membuat pikiranku makin ruet. Entah, aku yakin orang yang kupukul semalam adalah penghuni istana dengan tahta yang tidak biasa. Dia pasti bukan seorang prajurit. Seorang prajurit tak akan mungkin bisa mengirim surat selancang ini.

Orang itu bisa saja membuatku keluar dari sayembara ini. Koin mas hanya bisa menjadi mimpi dan penduduk desa pasti akan kecewa.

"Kau mencampurkan bubuk lada pada teh buatanmu?" tanya Min si.

Ah, otakku tak bisa berfikir jernih sekarang.

Kutuang kembali teh dari gelasku. Mengambil kembali daun teh untuk segera kubuat yang baru.

"Latihan hari ini adalah membuat teh. Aku ingin melihat cara kalian membuat teh selama ini. Kudengar, teh dari wilayah Selatan adalah yang terbaik. Tapi aku yakin, wilayah lain pasti memiliki teh yang bisa jadi lebih nikmat," kata Dayang Yang.

Dimana-mana rasa semua teh sama saja. Tak akan berbeda, sebab bahan dasarnya adalah daun teh. Beda lagi jika teh yang dibuat berbeda bahan.

Latihan kali ini pun kurasakan aku akan gagal. Selama hidupku aku tak pernah membuat teh sebelumnya. Hidup di pesisir pantai, teh bukanlah konsumsi pokok bagi kami. Tak ada pohon teh disana, hanya ada pohon kepala dan para biota laut.

Rasa teh hanya bisa kuminum saat tahun baru tiba. Ketika paman Kong membawa pulang dari pusat kota. Selain hari itu, tak akan bisa kurasakan. Jika mau, cukup merebus daun kelapa muda.

"Kau tak menambahkan apapun di dalam tehmu itu Son?"

"Kenapa? Memangnya aku perlu menambahkan racun atau ramuan ke dalamnya?"

"Ah, kau memang seorang wanita ikan sejati. Kau tahu, aku menambahkan bunga orchid kedalamnya, ciumlah aroma teh buatanku. "

Kudengus aroma teh buatan Min si. Wangi dan terlihat menyegarkan. Aroma teh peserta lain pun mulai tercium. Merebak ke segala sudut ruang dan campur aduk menjadi satu.  

Gadis lain terlihat sangat lihai. Mereka menambahkan bahan lain selain daun teh. Bagaimana pun aku tidak bisa menambahkan bahan lain, karna aku sama sekali tidak punya pengalaman sebelumnya. Akan jadi masalah, kalau nanti efek bahan yang kutambahkan tidak sinkron.

Setelah beberapa lama meracik. Kami selesai dengan teh masing-masing. Dayan Han, Dayang Yang, Dayang Sasi dan Dayang-dayang lain menjadi jurinya.

Seorang gadis memberikan teh buatannya.

"Hemm, rasanya sangat klasik, apa yang kau tambahkan ke dalam teh ini Lyra?"

"Aku menambahkan bubuk almond ke dalamnya. Di wilayahku, kami biasa mengkonsumsi teh bersama kacang almond. Menurutku teh dan bubuk almold sangat cocok jika disatukan."

Dayang Han tersenyum.

"Aku menyukai teh buatanmu."

Gadis itu menambahkan bubuk almond karna ia sering mengkonsumsi kacang-kacangan tersebut. Apa mungkin, aku harus menambahkan bubuk ikan asin, karna di desa aku sering memakannya.

"Ice, sekarang giliranmu."

Ice maju membawa teh. Semua orang terlihat eksaited. Satu-satunya gadis serba bisa tengah mencoba peruntukannya lagi.

Seketika para dayang tertegun menyeruput teh buatan Ice. Tak lama, mereka terlihat sumringah. Jelas, itu adalah tanda baik.

"Apa yang kau tambahkan ke dalamnya Ice?"

Embrace The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang