Cantik? Apa menurutmu pakaian yang Indah dapat membuatmu cantik? Cantik yang sesungguhnya adalah bagaimana kamu menjadi tipe seseorang.
-----------------------
TENG! TENG! TENG!
Salah satu lonceng telah dibunyikan. Kami semua segera keluar dari kamar. Aku berlari sambil mengikat perutku dengan selendang. Seharusnya pakaianku ini tidak terlalu buruk dari kemarin.
"Seharusnya kau memakai pakaianku Son," bisik Min si.
"Tidak perlu."
Pagi tadi Min si sempat meminjamiku pakaiannya. Untukku pakaian gadis itu terlalu Indah. Jika kupakai, tak akan ada kecocokan sedikit pun. Karna itu aku memilih untuk mamakai kembali pakaianku sendiri.
Parfum yang kupakai, harusnya bisa meredam bau amis khas pakaian manusia pesisir pantai.
"Hari ini adalah hari yang paling disukai banyak gadis. Sebelum belajar merias diri. Kalian akan membutuhkan pakaian Indah. Masing-masing akan mendapatkan beberapa potong gaun. Tak ada pembeda satu sama lain. Semua pakaian, sama rata."
Dayang Han menjelaskan kegiatan hari ini. Syukurlah, ada berita baik. Akhirnya aku mendapatkan pakaian yang sama dengan gadis-gadis lain.
Kami diberikan beberapa potong gaun. Semua gaun yang diberikan memiliki kesamaan. Warna dan motif. Untuk hari ini, kami diminta mengganti pakaian dengan gaun berwarna biru muda dengan sabuk pita di perut.
"Aku suka gaun ini, gaunnya juga cocok untukmu Son," kata Min si.
"Begitukah menurutmu?"
Min si menggangguk.
Entah kenapa aku malah merasa warna pakaian ini terlalu cerah, membuat biji gigiku saja yang terlihat dari kejauhan.
Tapi, aku bersyukur, kini tak akan lagi ada kesenjangan. Aku bisa berbaur dengan mereka walaupun hanya dalam hal berpakaian. Setidaknya ini lebih baik dari sebelumnya.
"Sekarang, buka kotak di depan kalian."
Kotak hitam tergeletak di masing-masing meja. Setelah mendengar perintah Dayang Yang, kami semua membuka kotak tersebut. Terlihat beberapa benda-benda asing yang tak pernah kulihat sebelumnya.
"Wah!" pekik Min si.
Aku melirik ke semua gadis. Mereka terlihat eksaited dan senang. Sebenarnya benda apa ini?
Kuambil salah satu benda. Sebuah wadah cekung berisi serbuk aneh berwarna putih. Ah, mungkin ini yang dinamakan tinta. Benar, aku yakin ini tinta. Tapi kenapa berwarna putih? Bukankah tintah itu berwarna hitam. Aku tidak tahu, lagipula bentuk dan rupa tinta pun aku tidak pernah lihat.
"Kalian tahu itu apa kan? Coba gunakan sedikit saja. Aku ingin melihat bagaimana kalian menggunakannya."
Semua gadis tersenyum.
Apa ini?
Apa memangnya?
Aku tidak pernah melihat benda ini sebelumnya.
Kau juga Min si, kenapa serbuk coklat itu kau poleskan ke wajahmu. Semua gadis menepuk-nepuk bubuk aneh tersebut ke wajah mereka.
Beberapa saat aku hanya memantau para gadis. Melihat bagaimana mereka lakukan dengan semua benda aneh di depan. Tak ingin membuat para Dayang curiga, lantas aku memilih untuk mengikuti apa yang mereka semua lakukan.
Mengambil sedikit bubuk tadi, menepuk ringan pada kedua sisi pipi kemudian merasa sedikit risih. Kulit wajahku terasa sedikit gatal dan kasat. Satu lagi, bau dari benda ini mirip dengan beras yang sudah lama terendam air.
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace The King
RomanceSebuah tradisi pendewasaan seorang Putra mahkota yaitu sang Putra mahkota harus tidur dengan salah satu wanita. Mereka adalah wanita-wanita terbaik dari yang terbaik. Ada salah satu wanita desa yang jauh dari kata sempurna mengikuti sayembara terse...