Lima

2.1K 242 19
                                        

Berulang kali Nayeon mencoba menghubungi Jeongyeon berharap hubungannya bisa ia perbaiki. Jeongyeon sama sekali tidak menanggapi panggilan telponnya, hanya air mata yg bisa menggambarkan hatinya saat ini.

Nayeon memeluk boneka kelinci pemberian Jeongyeon

"Aku merindukan mu pabo" isakannya semakin nyaring tak kala sesak menyerang dadanya

Iu memasuki kamar adiknya yg mengurung diri dari ia pulang diantar Chaeyoung. Iu membawa Nayeon dalam pelukannya berusaha menenangkan sang adik.

"Ada apa?"

"Jeongyeon, unnie"

Iu menghapus air mata Nayeon menatap dalam mata adiknya. Iu tersenyum tipis.

"Berhenti menangis karna Jeongyeon pun tidak melihatnya, apa yg terjadi?"

"Aku memutuskannya" Nayeon sesugukkan menjawab pertanyaan Iu

"Lalu kenapa kau yg menangis?" Ucap Iu sambil tertawa kecil

"Unnie~ya kenapa tertawa?"

"Kau yg memutuskannya dan kau juga yg menangis"

"Dia akan selalu mengalah untuk ku tapi saat aku mengatakan aku ingin putus dengannya baru kali ini ia mengiyakannya"

Iu tersenyum sambil mengelus kepala adiknya. Menghapus setiap air mata yg menetes membasahi pipi adiknya.

"Kau tau sedekat apapun kita dengan seseorang kau tidak bisa tau apa yg ada dihatinya bahkan dia berada disamping mu setiap saat pun kau tidak akan pernah tau perasaannya begitu pun dengan Jeongyeon dia hanya ingin kau tau kalau dia sedang terluka meskipun cara ini salah"

"Berarti aku yg salah disini unnie?"

"Tidak sayang hanya butuh waktu bagi Jeongyeon untuk berpikir meskipun ini cinta pertama bagi kalian berdua tapi Unnie tau Jeongyeon juga mencintai mu"

"Apa yg harus ku lakukan Unnie?"

"Minta maaf dan terus hubungi dia"

"Aku merindukannya unnie" Nayeon kembali terisak dipelukan Iu

"Padahal baru beberapa jam tidak pernah bertemu dengannya. Sepertinya adikku ini benar benar menyayangi pabonya"

.
.
.
.

"Oppa kau benar benar pabo"

"Auu pelan pelan Jihyo" Jihyo menekan luka ditelapak tangan Jeongyeon karna kesal dengan tingkah kakanya

"Kenapa baru sekarang kau merasakan sakit hah tadi pas mengayunkan pemukul mu kau baik baik saja"

"Jihyo jangan nyaring nyaring nanti oemma tau"

"Biarkan biar Oppa sekalian dimarahi"

"Kau menyayangi Oppa kan?" Ucap Jeongyeon memasang wajah imutnya

"Jangan memasang wajah seperti itu membuat ku mual" ucap Jihyo cemberut

Jeongyeon tersenyum melihat adiknya yg memasangkan perban di telapak tangannya. Seburuk apapun kelakuan Jeongyeon Jihyo akan selalu disampingnya.

"Aku menyayangi mu"

"Aku tidak menyayangi Oppa" Jihyo langsung membereskan kotak obatnya dan berjalan keluar kamar Jeongyeon

"Gomawo Jihyo ya, saranghae" ucap Jeongyeon membuat hati di atas kepalanya membuat Jihyo tersenyum

Jeongyeon membaringkan badannya, bukan hanya fisiknya yg lelah tapi juga hatinya.

"Rasanya tidak nyaman jika seperti ini" monolog Jeongyeon

Jeongyeon mengambil ponselnya diatas nakas.

Stay By My Side (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang