Sembilan

1.9K 211 10
                                        

Jeongyeon berjalan menuju kelasnya, bangku Nayeon masih kosong. Sepuluh menit berlalu Nayeon masih belum muncul. Bel berbunyi pun Nayeon belum juga datang.

"Nayeon ada syuting diluar?" Tanya Dahyun berbisik

"Tidak, semalam syutingnya sudah selesai" hati Jeongyeon mulai tak tenang.

Jeongyeon tak bisa mengirimkan pesan pada kekasihnya karna sang guru sudah masuk lebih dulu. Jam pelajaran pun di mulai.

......

"Mo, Nayeon kemana?" Jeongyeon mengejar Momo yg hendak keluar kelas bersama Sana

"Kau tidak tau?" Momo balik bertanya

"Semalam dia syuting sampai larut malam" ucap Jeongyeon

"Dia sakit, sepertinya dia sengaja tidak memberi tau mu takut kau khawatir"

"Baiklah, gomawo Mo" Jeongyeon berlari kearah belakang sekolah

Jeongyeon mencoba menghubungi Nayeon.

"Yeobseo" suara serak khas bangun tidur menyapa telinga Jeongyeon

"Kenapa tidak memberi tau ku kalau kau sakit" Jeongyeon benar benar kesal

"Aku hanya tidak enak badan"

"Apa aku tidak ada artinya untuk mu, sampai hal seperti ini aku tidak tau"

"Jeongyeon aku hanya butuh istirahat"

"Istirahatlah" Jeongyeon mematikan panggilannya.

Jeongyeon tak ingin melampiaskan emosinya pada Nayeon. Jeongyeon menyandarkan punggungnya di tembok, betapa tidaknya bergunanya dirinya menyadari Nayeon tidak memberi tau hal sepenting itu padanya.

Nayeon menelponnya kembali tapi kali ini Jeongyeon tidak mengangkatnya, emosinya masih belum stabil dia takut meledak dan membuat Nayeon tambah buruk.

.
.
.
.

"Makan bubur hangat ini" ucap IU meletakkan nampan diatas nakas Nayeon

"Tidak mau Unnie semua terasa pahit" Nayeon menutup seluruh tubuhnya dengan selimut

"Bagaimana kau bisa minum obat kalau kau tidak mau makan?" IU berusaha keras melepaskan selimut itu namun gagal

Nayeon terus bersembunyi dalam selimutnya, sepertinya IU sudah menyerah tidak lagi mengusik selimutnya. Nayeon berusaha memejamkan matanya.

"Bangun makan dan minum obat mu" suara yg sangat dikenal Nayeon

"Jeong" Nayeon dengan cepat membuka selimutnya dan duduk bersandar di ranjangnya

Jeongyeon mendaratkan telapak tangannya di kening Nayeon. Badan Nayeon masih terasa hangat. Jeongyeon mengambil bubur Nayeon tanpa banyak bicara lagi. Tidak ada obrolan diantara mereka, Jeongyeon masih terus diam sambil menyuapi Nayeon. Nayeon tau Jeongyeon sedang tidak baik sedari tadi siang ia menelpon namun tidak ada satupun telponnya yg diangkat Jeongyeon

"Kenapa tidak mengangkat telpon ku tadi siang"

"Aku latihan" jawab Jeongyeon singkat

"Apa latihan lebih penting dari ku?" Nayeon menatap wajah Jeongyeon melihat perubahan disana

"Apa aku penting?" kali ini Jeongyeon menatap Nayeon. Nayeon tau dia salah tidak memberi tau keadaannya pada Jeongyeon

"Sudah selesai minum obat mu, aku pulang" sikap Jeongyeon benar benar dingin, dia mulai melangkah keluar kamar Nayeon

"Jeong mianhae" suara isakan Nayeon mulai terdengar

Jeongyeon memejamkan matanya, sesak yg ia rasakan ketika mendengar Nayeon menangis. Jeongyeon berjalan kembali kearah Nayeon, memeluk kekasihnya erat.

Stay By My Side (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang