BAB 5

2.6K 199 16
                                    

“Kau bertengkar dengan Aileen!?” seru Sigrid tidak percaya.

“Ya,” Evans menegaskan, “Aku menyesal telah bertengkar dengannya. Seharusnya aku tidak meninggalkannya begitu saja di taman. Sekarang aku merasa tidak punya muka bertemu dengannya.”

“Aileen tidak menyebut apa pun tentang pertengkaran kalian,” gumam Sigrid.

Beberapa hari lalu ia memang heran ketika Evans kembali seorang diri setelah berkata akan menjemput Aileen. Evans tidak masuk ke dalam restoran dan langsung menyetir pergi mobilnya. Kala itu Sigrid hanya berpikir ia tidak bertemu Aileen tetapi ketika ia menanyakannya pada Aileen yang baru pulang ketika hari menjelang gelap, gadis itu berkata, “Aku bertemu dengannya. Kami sempat berjalan-jalan ke taman.” Sigrid tidak berpikir banyak setelah itu. Ia hanya menduga Evans terburu-buru kembali ke kantornya sehingga ia tidak dapat menemani Aileen lebih lama. Ia kembali heran ketika malamnya dan beberapa malam setelahnya Evans tidak muncul. Ia sudah mengutarakan keheranannya itu pada Aileen tetapi gadis itu hanya berkata, “Tidak tahu.”

Sigrid menatap Evans penuh ingin tahu, “Apa yang kalian pertengkarkan?”

“Tidak ada.”

“Lalu mengapa kalian bertengkar!?” Sigrid mulai tidak sabar.

“Aku hanya marah karena ia terus-terusan berpikir aku mengejarmu.”

“Dan kau meninggalkannya begitu saja di taman sampai malam hari!?”

Evans kaget. “Aileen terus berada di sana sampai malam!?”

“Ya. Ia berkata padaku ia membaca buku di taman kota.”

Wajah Evans memucat. Tidak seharusnya ia meninggalkan Aileen. Apa yang harus dilakukannya bila terjadi sesuatu pada Aileen? Apa yang harus dipertanggung jawabkannya bila setelah ia pergi seseorang menggoda Aileen? Menggoda Aileen…? Wajah Evans semakin pucat. Benar! Mengapa ia tidak pergi begitu saja tanpa berpikir!? Bagaimana kalau saat itu Aileen digaet pria lain!? Mengapa ia begitu ceroboh!? Ia tidak ingin ada pria lain yang mendekati Aileen tetapi ia meninggalkan Aileen begitu saja di tempat umum seperti itu!?

Sigrid tersenyum geli melihat perubahan wajah pemuda tampan di depannya. “Kau begitu mempedulikan pendapat Aileen. Itu artinya kau mempunyai perasaan khusus padanya.”

“Benar,” Evans tidak menyangkal. “Entah sejak kapan aku tidak ingin lagi menjadi sekedar sepupu.”

“Sejak awal kalian memang bukan sepupu,” Sigrid membenarkan.

“Benar,” lagi-lagi Evans tidak menyangkal, “Mungkin sejak dulu aku sudah terpikat padanya tetapi aku terus menyangkal dengan alasan itu. Mungkin juga aku takut mengakui perasaanku sehingga aku terus menegaskan kami adalah sepupu. Kali ini aku tidak dapat menyangkalnya lagi. Aku tidak suka membayangkan pria lain mendekati Aileen. Aku tidak suka melihat ia terus memikirkan Geert.”

“Karena itu kau harus bisa membuat Aileen melupakan Geert,” Helena bergabung dalam percakapan mereka.

Evans terperanjat oleh kehadiran tiba-tiba wanita itu.

“Aku mendukungmu,” ia tersenyum. “Jadi, apa yang akan kaulakukan?” ia duduk di kursi kosong di meja mereka.

“Aku tidak tahu,” Evans putus asa, “Kurasa Aileen sudah membenciku.”

“Sebaliknya, aku rasa ia sama sekali tidak memikirkanmu.”

Pernyataan Sigrid itu membuat Evans semakin putus asa.

“Itu buruk,” Helena sependapat dengan keputusasaan Evans. “Itu tandanya kau sama sekali tidak berarti baginya.”

Evans semakin terpuruk.

AILEEN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang