BAB 12

2K 175 13
                                    

“Kudengar hari ini Evans akan datang membicarakan rencana perkawinan dengan seorang LaSalle.”

Aileen melihat Denise dengan enggan. Hanya itukah yang bisa ia ucapkan dalam pertemuan pertama dengan adik yang tidak dilihatnya untuk beberapa waktu?

“Menurutmu siapa yang akan ia nikahi?” Denise duduk di tempat tidur Aileen.

Aileen tidak ingin menjawab. Ia melihat Denise mulai memeriksa barang-barangnya dengan penuh ingin tahu.

Aileen tidak mengerti mengapa bisa ada seorang yang sedemikian uniknya. Denise selalu murka bila ia memasuki kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Denise selalu mengomel ketika ia menyentuh barangnya tanpa seijinnya. Namun, Denise selalu memasuki kamarnya tanpa mengetuk pintu dan selalu memeriksa barang-barangnya tanpa seijinnya. Denise juga tanpa persetujuannya, mengambil barangnya yang ia minati.

“Aku tidak tahu,” Aileen menjawab jujur.

“Apa menurutmu ia ingin menikahiku?” Denise bertanya penuh antusias.

“Kau sudah menikah,” Aileen mengingatkan dengan nada dingin.

“Geert, maksudmu!?” suara Denise meninggi menunjukkan ketidakpercayaannya, “Dia adalah pria yang paling membosankan yang pernah kutahu. Kau bisa memilikinya kalau kau mau.”

Untuknya? Dalam hati Aileen tersenyum sinis. Tidak biasanya Denise merelakan barang yang sudah tidak diminatinya lagi. Bahkan baju yang sudah kekecilan pun tidak pernah Denise relakan untuknya.

“Geert benar-benar membosankan. Tiap hari kerjanya hanya mengomel,” Denise untuk pertama kalinya mengeluhkan Geert kepada Aileen, “Dia adalah pria yang terpelit di dunia! Keluarganya kaya raya seperti itu tetapi ia tidak pernah rela mengeluarkan uang walau hanya satu sen!”

Aileen sudah mengetahuinya jauh sebelum Denise mengenal Geert. Sifat hemat Geert yang keterlaluan inilah yang membuat Aileen tidak pernah benar-benar terkesan padanya. Ketika menemaninya berbelanja, Geert selalu mengomentari barang-barang yang ia pilih walau Aileen selalu membayar sendiri barang belanjaannya. Dibandingkan kualitas, Geert lebih menyukai harga.

Aileen tidak pernah meminta Geert memberinya sesuatu. Geert juga tidak pernah memberinya hadiah. Namun Geert selalu berkata seakan-akan ia sering meminta barang mahal. Aileen mengakui dalam beberapa kesempatan ia mengutarakan keinginannya akan sesuatu tetapi Aileen tidak pernah berniat menyuruh Geert membelikan barang itu untuknya. Aileen hanya mengutarakannya seperti yang selalu ia lakukan kepada Sigrid ketika ia tertarik akan sesuatu. Aileen hanya berbagi dengan teman!

Karena sifat-sifat Geert inilah, Aileen tidak pernah merasa Denise dan Geert adalah pasangan yang serasi. Karena perbedaan sifat mereka pula Aileen tidak terkejut mendengar keluhan Denise. Entah mengapa Aileen juga tidak terkejut mendengar ketertarikan Denise pada Evans.

Aileen sudah mengetahui tujuan Denise pulang sejak ia mendengar kedatangannya. Ia tidak perlu menebak alasan Denise ingin menjadi seorang Renz. “Apa yang akan kaulakukan kalau Evans melamarmu?” Aileen tidak dapat menahan keingintahuannya.

“Mudah. Aku akan menceraikan Geert,” Denise menjawab ringan.

Ah, tentu saja. Itulah yang selalu dilakukan Denise ketika ia menemukan pria yang lebh baik – dalam ukurannya, bukan?

“Jangan terus-terusan bermain komputer!” Denise melabrak, “Apa kau tidak tahu berapa pengeluaran listrik kita tiap bulannya!? Pengeluaran kita selalu membengkak selama kau ada! Apa sih yang kau cari di internet!?”

“Mencari pekerjaan,” Aileen menjawab singkat.

Itulah seorang Aileen LaSalle di mata keluarganya. Ia adalah benalu di rumah ini. Tidak ada yang bisa dilakukannya selain menghabiskan uang!

AILEEN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang