“Di sini rupanya kau!” seseorang menangkap lengan Aileen.
Aileen terperanjat.
“Kau sudah merepotkan banyak orang.”
“Maaf,” Aileen berkata ringan dan melanjutkan pekerjaannya. Ia merapikan piring-piring kotor di meja ke atas nampan kosong di tangannya dan membawanya ke sebuah lubang di dinding yang menghubungkan ruangan itu dengan dapur. Aileen meletakkan nampan di sana dan seseorang dari dalam segera mengambilnya.
Ketika Aileen berbalik, Evans sudah menghadang wajah geramnya.
“Maaf!? Hanya itukah yang dapat kaukatakan?” Evans tidak suka pada raut tak bersalah Aileen. “Tahukah kau karena engkau, semua orang menjadi bingung!?”
“Maaf. Katakan pada mereka aku baik-baik saja.”
Evans mengawasi Aileen yang sekarang sibuk mengelap meja kotor tadi. “Mengapa kau tidak mau pulang?” celetuknya tiba-tiba.
“Tidak apa-apa.”
“Jadi,” Evans menyilangkan tangan di depan dadanya, “Itu benar?”
Aileen beralih ke meja lain.
Evans terus mengekor gadis itu. “Aku pernah mendengar kau bersumpah untuk tidak kembali setelah lulus.”
“Aku masih belum lulus,” Aileen membenarkan.
“Sebenarnya ada apa denganmu? Tidak pulang juga tak memberi kabar. Membuat semua orang bingung!”
Aileen segera memunggungi Evans untuk menyimpan kembali lap meja.
“Aku sedang berbicara denganmu!” Evans mencengkeram lengan Aileen.
“Aku tidak punya waktu untuk berbicara denganmu,” balas Aileen dingin.
Leopold Wilder, sang pemilik rumah makan itu akhirnya tidak sabar melihat seorang pria asing terus menganggu pegawainya. “Lepaskan dia!” ia menjauhkan Evans dengan paksa, “Apa kau tidak lihat ia terganggu.”
“Aku punya urusan penting dengannya.”
“Hadapi aku dulu!” tantang Leopold, “Jangan coba-coba menggoda pegawaiku!” Ia memasang badan di depan Aileen.
“Aku adalah kakak sepupunya!” Evans tidak suka dengan tuduhan itu.
“Aku adalah ayahnya!” Leopold tak mau kalah.
Melalui matanya, ia memerintah Aileen untuk membuka suara.
“Ia tidak berbohong,” Aileen memberitahu sambil lalu.
“Kau dengar itu?” Evans membusungkan dada.
“Benarkah itu, Aileen?” Leopold mencengkeram pundak Aileen, “Jangan ragu-ragu mengatakan kesulitanmu padaku. Aku pasti akan membantumu.”
Evans tidak menyukai pria tengah baya ini.
“Aku tidak berbohong,” Aileen tersenyum manis, “Ia adalah kakak sepupuku.”

KAMU SEDANG MEMBACA
AILEEN (TAMAT)
Romantikaa Novel by Sherls Astrella sinopsis: Aileen, nama yang begitu indah. Berarti sinar dalam Irlandia dan padang rumput hijau dalam bahasa Skotlandia. Namun keduanya terasa begitu jauh dari kehidupan Aileen. Ia bagaikan anak tiri dalam keluarganya. Cint...