BAB 6

2.4K 180 13
                                    

“Tidak masuk akal!” seru Evans, “Aku sudah terang-terangan mendekatinya!”

“Kenyataannya ia sudah salah sangka,” telapak tangan Sigrid menopang dagunya. Dan ia menambahkan dengan mengejek, “Salahmu sendiri. Siapa yang menyuruhmu menjadi seorang playboy.”

“Playboy!? Itukah anggapan Aileen atas diriku!?”

“Tidak salah!” Sigrid menegaskan.

“Habislah sudah! Tamat! Cerita sudah berakhir!”

“Lalu,” Helena bertanya, “Apakah kau akan mundur?”

“Mundur? Jangan bercanda! Siapa yang mengatakan aku akan mundur!?” sergah Evans, “Kalau Aileen salah paham, maka aku harus meluruskannya.” Aileen sama sekali tidak mengenalinya. Aileen tidak tahu keseriusannya kali ini sudah melebihi batas normalnya.

“Bagus,” Helena puas. Ia percaya Evans tidak akan melukai Aileen. “Untuk itu, hal pertama yang harus kita lakukan adalah meluruskan kesalahpahaman ini.”

“Mengapa kau tidak berterus terang pada Aileen?” Sigrid mengusulkan, “Dia tidak akan sadar siapa yang ada di hatimu kalau kau tidak memberitahunya.”

“Aku pasti akan melakukannya.” Tanpa usul itupun Evans juga berniat membuka mata Aileen.

“Mengatakannya boleh saja tetapi jangan sampai itu hanya menjadi omong kosong,” Leopold menarik kursi mendekat.

Helena dan Sigrid membelalak.

“Aku tidak punya pendapat kalau kau memang mau mengobati luka Aileen tetapi aku tidak akan diam kalau kau melukainya,” Leopold menegaskan.

“Aku tidak akan pernah membuatnya menangis,” Evans berjanji.

“Kalau begitu, jangan menunda-nunda lagi. Besok aku akan memberimu kesempatan untuk menjelaskan isi hatimu pada Aileen,” lanjut Leopold, “Besok pagi datanglah ke sini. Aku akan meminta Aileen untuk membeli beberapa bahan dan kau bisa mengusulkan diri untuk mengantarnya. Setelah membawanya ke supermarket, kau bisa membawanya ke mana pun kau inginkan.”

“Ide bagus, Papa!” seru Sigrid.

“Masalah ini sudah selesai sekarang kalian bisa kembali bekerja,” Leopold meninggalkan mereka.

Helena tersenyum melihat suaminya pergi ke dapur dan ia berkata pada Evans, “Lihatlah, kau sudah mendapatkan restu Leopold.”

“Aku yakin tidak ada alasan kau tidak bisa mendapatkan Aileen,” Sigrid menambahkan dengan mantap.

-----0-----

Bel yang terpasang di pintu berbunyi.

Aileen yang tengah membersihkan meja langsung membalik badan. “Selamat….” Aileen tertegun melihat Evans.

“Aku tahu apa yang akan kaukatakan,” Evans mendahului Aileen. “Dan jawabanku adalah tidak ada orang yang melarangku datang. Sebaliknya, kau seharusnya bergembira langgananmu bertambah satu.”

Aileen kembali melanjutkan kesibukannya. Dalam hati ia terus bertanya-tanya apakah Evans datang untuk mengajak Sigrid berkencan. Ini adalah kali pertama Evans muncul di restoran mereka pada hari Sabtu. Satu-satunya alasan yang tepat untuk kedatangannya yang tidak biasa ini tentu saja adalah untuk mengajak Sigrid berkencan.

“Kau sama sekali tidak berubah,” komentar Evans – sengaja duduk di meja yang tengah dirapikan Aileen. “Kalau kau terus bersikap dingin seperti ini, aku tidak akan heran kalau tamu-tamu kalian kabur.”

“Jadi,” Aileen memasang senyum manis, “Anda mau pesan apa, Tuan? Apakah saya perlu mengenalkan menu istimewa kami hari ini?”

“Kau sama sekali tidak tulus,” komentar Evans.

AILEEN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang