Never

644 104 10
                                    

Jika ada yang bertanya, Sejeong mungkin tidak pernah tahu lagi bagaimana harus menggambarkan seorang Kang Daniel.

Pria itu bahkan terlalu baik sampai Sejeong merasa tidak pantas menerima semua kebaikannya.

Seseorang yang sudah dengan senang hati mengulurkan tangan saat semua menjauh, seseorang yang membantunya sembuh, membuatnya bangkit,

Membantunya kembali diterima oleh dunia.

Sejeong mungkin tersesat selama ini,

Tapi pertemuannya dengan pria Itu membuatnya pulang.

Gadis tersesat ini,sudah menemukan jalan pulangnya sendiri.

.

.

.
Daniel tidak pernah merasa sesenang ini melihat seseorang berbicara dengan orang lain. Tapi begitu tahu jika itu Sejeong, pria ini bahkan lupa cara menghilangkan senyumannya.

Rasanya benar - benar bahagia.

Sekarang, mungkin Ia sudah bisa lebih tenang.Gadis itu sudah tidak hidup dalam dunianya sendiri mulai saat ini karena Ia,

Sudah kembali pada dunia yang sesungguhnya.

Dan itu bahkan sudah cukup bagi Daniel. Senyum itu juga,

Sudah lebih dari cukup.

"Hey, Sejeong!" panggil Daniel saat melihat beberapa siswi yang tadi berbicara dengan sudah pergi.

Akan selalu begitu. Daniel yang Akan memanggil Sejeong, menuntun gadis itu datang padanya.

Seperti yang selalu dia inginkan.

Entah sampai kapan.

Mungkin sampai Sejeong sudah benar - benar siap berada di dunia ini sendiri tanpa membutuhkannya lagi atau mungkin juga, sampai Daniel benar - benar siap

Melepasnya.


-curious-

"Sejeong, lihatlah dirimu.bisa - bisanya anak Sekolah menengah sepertimu makan berantakan seperti itu." Daniel terkekeh pelan diujung kalimatnya saat melihat wajah Sejeong yang terlihat belepotan.

Sungguh lucu.

Mata gadis itu terlihat membulat. "Oh?benarkah?mungkin karena aku terlalu menikmati makanannya. Selama bersekolah, ini juga pertamakali nya untukku makan disini. Dulu rasanya tidak nyaman karena banyak yang menatap dan membicarakanku, jadi aku memilih untuk membawa bekal dan memakannya dikelas."jelasnya kemudian sambil mengusap pelan pinggiran mulutnya dengan tissue.

Daniel tersenyum mendengarnya. "Setelah ini, tidak akan ada tatapan atau bisik - bisikan itu lagi. Kita bisa makan disini setiap hari mulai sekarang."

Sejeong hanya akan jadi gadis normal yang bahagia menghabiskan waktu belajar nya di sekolah ini.

Hanya itu.

Sedangkan Sejeong mengangguk kemudian tersenyum. Kali ini sampai kedua matanya berbentuk bulan sabit.

Entah kenapa mendengar semua perkataan pria itu membuatnya senang.

Semua hampir akan menjadi seperti yang Ia harapkan.

Semoga saja.

Drrt drtt drrtt.....

Getaran ponsel Daniel mengalihkan perhatian keduanya. Kemudian pria itu dengan cepat mengangkat panggilan tersebut.

"Emmhm...Sejeong, sepertinya aku harus pergi sekarang. Ada rapat ekstrakulikuler. Tidak masalah kan kalau kau berada disini sendiri? Ingat habiskan makananmu! Sore nanti pulang bersamaku. Sampai jumpa, aku pergi dulu." Pamit Daniel pada Sejeong setelah selesai menjawab panggilan sambil menyempatkan diri mengusap pucuk kepala gadis itu sebentar sebelum benar - benar berlalu pergi.

"Tentu saja. sampai jumpa, Niel."

"Hei Sejeong, bisa ikut kami sebentar?"

Sejeong yang baru saja akan melanjutkan kegiatan makannya kini menoleh menatap tiga orang gadis yang berada di hadapannya.

Jennie juga kedua orang Sahabatnya-Joy dan Sana.

"A-ada apa?kenapa aku harus ikut dengan kalian?" jujur saja sekarang Sejeong merasa sedikit takut.

Bahkan saat ketiga gadis itu mulai mencengkram dan menggeret tangannya sejeong masih mencoba berontak, walaupun pada akhirnya ia tetap kalah dan pasrah untuk ikut dengan mereka.

Ia harap takdir baik akan datang padanya disaat - saat seperti ini.

Tapi melihat langkah mereka yang mengarah ke toilet Saja sejeong sudah mulai bisa mengerti

Kalau takdir tidak akan pernah jadi sebaik itu.

Setidaknya pada dirinya.

"Niel, tolong aku.."

TBC

Curious | Daniel & SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang