Sejeong tidak pernah main - main dengan ucapannya untuk sembuh. Dia selalu mencari cara lain untuk mengalihkan perhatian setiap kali keinginan untuk menyakiti diri sendiri itu datang lagi. Tubuhnya sudah cukup terluka dan Sejeong tidak lagi punya niat menambahkannya.
Ketergantungan akutnya pada obat - obatan mungkin agak sulit dihilangkan. Tapi dosis masing - masing obat sudah mulai dikurangi atas saran dokter walaupun kadang - kadang itu akan membuat Sejeong sedikit menderita.
Semua hal yang berhasil dilakukannya itu, tentu saja tidak lepas dari bantuan Daniel. Jika Sejeong tidak bisa tidur karena hanya meminum obat tidurnya satu butir Pria itu akan dengan senang hati datang kerumah. Mengusap kepalanya hingga memastikan kalau Sejeong benar - benar sudah tertidur. Menunggu beberapa jam lagi setelahnya kalau - kalau gadis itu terbangun tengah malam akibat mimpi buruk.
Mencegah Sejeong meminum obat penenangnya kalau sampai hal itu terjadi dan lebih memilih memeluk tubuhnya. Hal ini selalu berhasil. Tubuhnya yang bergetar akan berangsur tenang, kemudian pasrah tertidur lagi dalam dekapan Daniel. Membiarkan pria itu baru pulang tengah malamnya.
Setiap pulang Sekolah kalau tak ada kegiatan, Daniel juga selalu mengajak Sejeong pergi kemana saja. Tidak di biarkan nya gadis itu punya waktu untuk kembali bersedih atau menyakiti dirinya sendiri. Seperti hari ini.
"Niel, Kita mau kemana?bukankah ini sudah hampir gelap?"
"Tempat itu justru ramai saat sudah gelap."
"Memangnya tempat apa itu?"
"Pasar malam."
Mereka benar - benar sampai disana saat sudah malam. Dan seperti kata Daniel, suasananya ramai.
Sejeong tidak bisa menemukan celah kesepian disini.
"Hey sejeong, kenapa melamun? Bagaimana kalau kita mulai mencoba wahana?" Sejeong mendongkakan kepalanya.
"Ah, b-baiklah."
.
.
.
Mereka berdua berakhir di wahana Komedi putar. Sebenarnya hanya Sejeong yang menaikinya, sementara Daniel memegangi semua makanan milik mereka berdua.
"Hei, pegangan dengan benar, Nanti kau jatuh!" teriak Daniel memperingatkan saat melihat Sejeong mulai mengangkat kedua tangannya.
Gadis itu hanya tersenyum. Membuat Daniel ikut tersenyum.
"Kufoto ya?" Sejeong mengangguk. Lagipula wahana ini tidak terlalu kencang berputarnya.
Gadis itu mulai berpose. Sejeong selalu suka mengabadikan momen - momen menyenangkan seperti ini dengan berfoto. Tapi itu sudah sangat lama sejak terakhir kali ia berfoto karena momen seperti itu hampir tak pernah datang lagi.
Hari ini, semua Ia dapatkan kembali.
Dan semuanya masih seperti mimpi.
Dia yang terbiasa—terlalu terbiasa dengan rasa sakit tidak pernah membayangkan semua ini lagi.
Tawa ini, bahagia ini, bahkan kesenangan ini terasa asing.
Itu seperti angan - angan yang amat jauh—tidak tersentuh olehnya yang ada didasar.Sejeong berada didalam dunianya sendiri selama ini.
Sampai kemudian pria itu datang. Menerobos apapun yang sudah Ia bangun. Memaksa Sejeong membongkar semua hal termasuk lukanya.
Dan bahkan setelah tahu semuanya pun, Daniel tidak pergi. Dia bukan orang yang meninggalkan Sejeong karena menganggapnya gila atau kisah keluarganya yang terlalu kelam.
Bukan juga orang yang menghakiminya karena memutuskan bunuh diri.
Daniel adalah orang paling tulus, yang selalu membuat Sejeong hidup dalam pengharapan.
Entah harapan seperti apa yang jelas itu membuatnya percaya, kalau memutuskan untuk terus hidup
Adalah jalan terbaik.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Curious | Daniel & Sejeong
FanfictionBerawal dari rasa penasaran Daniel pada sosok 'Drama Queen' yang selalu jadi bahan perbincangan di sekolah nya. Hingga diam - diam dirinya jadi tidak setuju mereka memanggilnya begitu setelah melihat gadis itu secara langsung. Karena alih- alih cap...