Epilog

745 75 24
                                        

Three years later.

Setelah kepergian Daniel, Sejeong hanya ingin hidup dengan baik. Makan teratur lalu tidur diawal malam tanpa sekelebatan kenangan yang hampir selalu membuatnya berakhir terjaga sampai pagi.

Menjalani hari - harinya dengan bahagia—berusaha keras menyangkal kalau ketiadaan Daniel disana membuat semuanya terasa berbeda.

Pria itu memang memberinya efek sebesar itu dan untuk melupakannya pun sesulit itu.

Padahal sudah tiga tahun berlalu, dan genap dua tahun mereka tidak lagi saling berkomunikasi.

Dengan begitu, bukankah seharusnya semua terasa lebih mudah?

Walau nyatanya tetap saja tidak.

Apa yang sedang Daniel lakukan? Apa ia makan teratur? Apa ia tidur dengan baik? Atau, apa disana Daniel memikirkanya juga? Karena ya..Sejeong masih memikirkan pria itu hampir sepanjang waktu. Daniel, masih menjadi salah satu orang yang selalu ada dikepalanya.

Tapi Sejeong juga tak bisa lari dari fakta kalau pria itu pun sudah bertemu orang-orang yang mungkin jauh lebih baik darinya.

Lebih pintar, lebih cantik, lebih menyenangkan dan terutama tidak lagi merepotkan pria itu—sepertinya.

Ah, bukankah Sejeong sudah berfikir terlalu jauh?

Ia hanya tidak pantas dan perasaan ini—

—pasti hanya sepihak.

Hanya Sejeong sementara Daniel tidak.

"Sejeong, kau sedang apa? melamun ya? Hei, Ini sudah waktunya makan siang! Ayo!" Sejeong sedikit menoleh ketika sahabatnya—Chungha—menepuk bahunya pelan.

"Loh, kau kenapa? Wajahmu pucat sekali! Setelah makan kuantar pulang saja, ya?"

Sejeong menggeleng cepat ketika mendengar ungkapan kekhawatiran dan tawaran dari gadis itu. Ini hanya akan merepotkannya. "T-tidak usah Chung! Aku hanya merasa sedikit sesak kok, mungkin karena ada banyak orang . Lagi pula setelah ini, aku masih harus menghadiri ra—"

Brukk

"Sejeong!!!"

.

.

.

"Hei Daniel! Disini!"

Daniel yang tengah berjalan dikeramaian carnaval  mencari asal suara. Diujung sana, temannya—Jihyo—terlihat melambai - lambaikan  tangannya diudara seperti memberi tanda pada Daniel kalau ia ada disana.

Pria itu tersenyum. Sudah hampir dua tahun mereka berteman baik. Jihyo adalah orang yang menyenangkan dan mudah bergaul—selain itu, ia juga orang yang peduli pada orang lain.

Kebetulan apartemen mereka bersebelahan. Dimulai dari perkenalan yang singkat sebagai seorang pendatang dari korea —lalu pertemuan - pertemuan berikutnya yang membuat keduanya makin dekat.

Sedikit banyak ini membantu Daniel melepas Sejeong.

Melepas semua hal tentang gadis itu dari fikirannya, juga dari hatinya.

Karena bagaimanapun Daniel sudah berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengganggunya lagi. Dan janji harus ditepati, kan?

Lagipula sekarang Sejeong mungkin sudah bertemu seseorang yang baik—jauh lebih baik darinya—dan tentunya bisa membuat gadis itu bahagia.

Daniel tidak lagi memiliki alasan untuk pulang.

—Ah, Mungkin berada disini selamanya juga tidak buruk, lama - lama ia akan terbiasa.

Curious | Daniel & SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang