Seperti yang sudah Sejeong duga sebelumnya,
Saat ini mereka berempatㅡIa, Jennie, Joy, serta Sanaㅡsudah berada di dalam toilet dengan Sejeong yang menjadi target penyiksaan.
Jennie yang kini berada dihadapannya tampak berbeda. Walaupun sebelumnya Sejeong pernah beberapa kali tanpa sengaja memergoki gadis itu tengah menatapnya sinis tapi kali ini Jennie benar - benar terlihat seperti orang yang ingin membunuhnya.
"Drama Queen kita yang satu ini memang benar - benar tidak tahu diri, ya. Berani - beraninya merebut Daniel dariku. Belum tahu saja kalau aku ini tidak akan segan - segan melukai siapapun yang menghalangiku mendapatkannya termasuk dirimu. Jadi awas saja jika setelah ini kau masih dekat - dekat dengannya." sembari mengancam, gadis bermata kucing itu mendekati Sejeong, lalu melayangkan satu tamparan dipipinya.
Rasanya perih, tapi tidak ada yang bisa Ia lakukan karena Sana sudah lebih dulu memegangi badannya agar tak berontak.
"A-aku tidak pernah mendekatinya. Dia yang memaksa ingin berteman denganku." Suara Sejeong yang terdengar bergetar membuat Jennie tersenyum miring.
"Oh masih berani membantah ya, Joy! Beri dia pelajaran!"
Gadis bertubuh tinggi itu kemudian datang untuk memenuhi perintah Jennie. Dengan gunting di tangan sedikit demi sedikit rok juga kemeja seragam Sejeong diguntingnya hingga sebagian tubuhnya terekspos.
Tak hanya pakaiannya, gunting itu juga berhasil merobek kulit gadis itu.
Kemudian Jennie lagi - lagi mendekati Sejeong dengan ponsel yang sibuk mengarahkan lensa kamera padanya. Perempuan itu terlihat tersenyum puas setelah mendapatkan apa yang diinginkannya.
"Dengar ya, kau tenang saja. Dalam beberapa hari, foto ini akan tersebar dan membuatmu dibicarakan orang - orang lagi. Itu yang kau mau kan?"
Sejeong tercekat "Ja-jangan! Kumohon, jangan menyebarkan foto - foto itu. Tolong, jangan melakukan itu." pintanya memelas.
Tentu saja Jennie tak akan menghiraukannya.
"Joy, Ayo beri dia minum. Sejeong,kau pasti haus kan?" Ucapnya lembut sambil memegang dagu sejeong, namun berhasil membuat gadis itu merinding setengah mati.
Namun alih-alih air, Joy malah membawa cairan pembersih lantai disudut ruangan dan hendak mencekokki Sejeong dengan benda itu.
"Jangan, kumohon jangan." Sejeong menggeleng cepat
"Kenapa huh? Ini rasa jeruk, kau pasti menyukainya." Ujar joy sambil tersenyum miring.
Sesaat kemudian cairan itu sudah memenuhi mulut sejeong. Dan mungkin sebagian berhasil masuk ke saluran pencernaannya.
Gadis itu sudah kehabisan daya.
"Rasanya enak, kan? Kau mau lagi?"
Joy lagi-lagi memasukkan cairan itu ke mulut Sejeong meski ia sudah mati- matian menutup mulutnya rapat-rapat.
"Kau harusnya hati-hati dengan orang sepertiku, tuan putri."
Jennie dan kedua temannya kemudian meninggalkan Sejeong, tentunya setelah
menyiraminya dengan air kotor,sebagai bagian terakhir dari penyiksaan ini.
.
.
.
"Hhhhh.."
Daniel menghela nafasnya lega. Rapat ekstrakulikulernya akhirnya selesai juga. Pemuda itu sampai melewatkan jam pelajaran setelah istirahat karena kegiatan itu ternyata menyita waktu lebih lama dari yang Ia perkirakan.
Sekarang Ia berencana untuk pergi ke kelas. Pasti Sejeong sudah menunggu disana, sekalian membereskan barang - barangnya.
Daniel yang awalnya santai - santai saja mulai merasa panik setelah tak berhasil menemukan gadis itu di kelas. Lebih panik lagi saat mendapati ponsel milik Sejeong yang tergeletak begitu saja di meja.
Pria itu kemudian berinisiatif untuk memeriksa keluar. Didatanginya kantin hingga tempat - tempat yang mungkin menjadi tempat di mana Sejeong berada.
Area sekolah yang mulai lenggang tetap saja tidak membantunya menemukan gadis itu.
Gawat.
Sejeong tidak bisa Ia temukan dimanapun.
"Jen, apa tidak pa pa meninggalkannya seperti tadi? Gadis itu, Sejeong, tidak akan mati, kan?"
"Iya, aku rasa kita sudah keterlaluan.Lagipula memberikannya cairan pembersih lantai tidak ada dalam rencana. Bukankah tujuan kita hanya memberinya pelajaran? Kau harus bertanggung jawab kalau sesuatu terjadi padanya, Kim Jennie."
"Kenapa kalian jadi menyalahkanku?Bukankah kau Joy, yang memberinya benda itu."
"Aku tidak akan melakukannya kalau bukan kau yang menyuruh!"
"Sudahlah, tidak usah dipikirkan. Lagipula aku sudah puas memberinya pelajaran. Berani - beraninya merebut Danielku."
Deg.
"Hei, dimana Sejeong Sekarang? Apa yang sudah kalian lakukan padanya?!" Daniel memotong pembicaraan yang terjadi antara Jennie, Joy, serta Sana.
"Kenapa menanyakan hal itu pada kami? Tentu saja kami tidak tahu."
"Jangan bohong! Tadi aku dengar kalian menyebut-nyebut namanya. Cepat katakan dimana dia! " Bentak Daniel emosi.
"Daripada mencari gadis itu, lebih baik berjalan-jalan bersamaku,yuk?" Ajak Jennie yang disambut tatapan jijik Daniel.
Daniel tidak sebodoh itu. Ia sangat tahu Jennie dan teman-temannya itu perempuan seperti apa. Mereka pasti sudah mengerjai Sejeong.Daniel sangat yakin.
"Oh,masih tidak mau bicara ya, " Daniel mencengkram kerah Jennie "haruskah aku pakai kekerasan? "
"Tenang saja, gadis sialan itu sudah kuberi pelajaran ditoilet karena sudah berani-berani nya mendekatimu. "
Sontak saja Daniel mendorong Jennie dan berlari ke arah toilet sekolah setelah mendengar penuturan wanita ular itu.
"Sejeong! "
Menggunakan segenap kekuatannya, Daniel berhasil mendobrak pintu toilet yang terkunci.
Jantungnya mencelos begitu saja saat mendapati Gadis itu sudah tergeletak dengan baju yang terkoyak dimana - mana, luka disekujur tubuh,
Juga mulut yang penuh busa.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Curious | Daniel & Sejeong
FanfictionBerawal dari rasa penasaran Daniel pada sosok 'Drama Queen' yang selalu jadi bahan perbincangan di sekolah nya. Hingga diam - diam dirinya jadi tidak setuju mereka memanggilnya begitu setelah melihat gadis itu secara langsung. Karena alih- alih cap...