"Aku kenapa?"
Tsukishima lalu berbalik kearahmu setelah menyadari pergolakan batin dalam hatinya, tubuhnya tau-tau sudah melesat lebih cepat dari pikiran. Sangat tidak Tsukishima.
Setelah lumayan galau hanya memperhatikan punggungmu yang perlahan menjauh, ia akhirnya mengepalkan tangannya dan memanggilmu.
"Hei, anak OSIS!"
.
.
Disclaimer : Haikyuu! Not mine, but Kageyama tobio is mine/ woi bukan/
.
.
.
Warning : Sorry for writing that doesn't match your expectations.
.
.
Your Side Face
Nopembermu © 2018
.
.
.
.
DELAPAN
_________
Kamu tentu saja berbalik, dengan kesal. Sudah dibilangin kamu kan punya nama. Jangan seenaknya panggil-panggil anak OSIS didepan umum meskipun ia anggota dewan siswa dong.
Tapi kamu tidak tau kan?
Cowok tinggi berkacamata yang senantiasa menggantungkan earphone dilehernya itu untuk sesaat merasa sesuatu yang menyenangkan ketika kamu berbalik untuk merespon panggilannya. Sebuah tatapan menenangkan.
"Shimazaki," Kamu mengucapkan namamu sendiri, "Shimazaki Nina."
Kamu berbalik kearahnya yang memperhatikanmu dengan pandangan yang seperti biasa, tidak berniat mendekat. Kamu dan ia terpaut sekitar 8 meter di koridor lantai 1 dari tempat awal tadi. Dan juga, sebuah tatapan ala Tsukisima. Kalian terpenjara dalam satu garis waktu tapi sayangnya hanya sepihak. Salah satu dari kalian.
"Tolong jangan lupakan namaku ini meskipun aku memang aslinya gampang dilupakan." Ujarmu dengan melipat kedua tangan memperingatkannya seakan itu sebuah kesalahan besar.
Meski kamu bilang namamu mudah dilupakan, ia si Tsukisima Tsukisima ini malah tersenyum miring, seakan mengejekmu, tapi tentu saja bukan. Lagi pula seharusnya ia tidak bersikap salty dengan seorang gadis. Eh, kamu masih cewek kan, Nina?
"Taylor Swift."
Kamu bingung sendiri mendengar dia mengatakan satu nama penyanyi balad, tapi maksudnya apa coba? Memang tadi ngomongin penyanyi, tapi memberhentikan seseorang hanya untuk mengatakan itu? Ada-ada saja, "Hah?"
"Bagaimana kalau Taylor Swift?" Tsukisima menaikkan bahu, "kayaknya kamu lebih baik menyanyikan lagunya."
"tapi aku jarang mendengarkan lagu dia." Kamu memilin dagu, memamerkan wajah polos tidak tahu. Tapi kalau diingat di playlist-mu lagunya hanya ada empat atau lima, ya? Lupa. Baik deh, setelah ini ayo dengarkan lagunya lagi.
"Kau bilang kan main gitar dan nyanyi juga, sama denganmu." ia menjelaskan, meski tidak jelas juga sih ya sebenernya.
"Lho? Kok tau? Kapan aku bilang??"
"Kemarin. Saat perkenalanmu di ruang olahraga."
"Ah, iya." Kamu menatapnya yang menatapmu, tidak ketara tapi terasa sekali kalau ia berharap, ya mungkin saja lagu kesukaan dia kan? Apa boleh buat. Kamu nggak ingin menghancurkan sebuah harapan baik, kan? "Kayaknya boleh deh aku coba." Pada akhirnya.
Kalian berpandangan lama, sepasang mata memandangmu seperti sebuah gelombang yang salah satu nya tidak bisa mendefinisikan 'ini apa'?
kalian tersenyum, untuk kemudian saling berbalik. Meninggalkan.
"Because all I know is we said hello,
And your eyes look like coming home,
All I know is a simple name...
everything has changed~"
- Taylor Swift feat. Ed Sheeran, Everything Has Changed.
[PLAY] [PAUSE] [STOP]
Note :
Aku bagi jadi dua bagian tapi yang chapter depan aku bedain judulnya hehehe karenang hehehehe. Semoga suka. Makasih sudah membaca, maaf kalau membosankan :) TERIMAKASIH UNTUK SEMUA IMAJINASI MALAM INI, Mona sayang kalian. Akhirnya selesai. hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Side Face [Haikyuu-Fanfiction]
Novela Juvenil"Apa yang kamu suka dari orang semembosankan Kageyama Tobio?" Tsukishima penasaran. "Tentu saja, kan? Wajah sampingnya itu." _____________________________ [ハイキュー!! © Haruichi Furudate-sensei]