15# KELAS PAGI

367 44 19
                                    

Untuk kedelapan kalinya selama jam pelajaran pertama berlangsung, kamu menoleh kearah Kageyama yang terlihat sama sekali tidak memperhatikan pelajaran-pemuda itu memang selalu tidak pernah memperhatika pelajaran by the way, tapi hari ini berbeda. Tatapannya tidak kosong tapi seperti sedang mengawang jauh entah dimana, entah memikirkan apa.

Tapi kamu kan adalah Shimazaki Nina, kamu tentulah memikirkan Kageyama dan bertanya-tanya apa yang ia pikirkan. Mengira-ngira apa yang bersarang di kepala si Blueberry ini. Apa tentang voli?-tentu saja iya. Mengingat orang yang sedang kita bahas adalah Kageyama tobio. Apalagi hal kecuali voli yang bisa terpikirkan olehnya?

Sekali lagi kamu menggelengkan kepala. Gila. Kamu harus fokus ke pelajaran, Nina. Jangan terlalu penasaran dengan dia.

Sebuah buku mencapai meja Kageyama dengan halaman terakhir yang terbuka, anak laki-laki itu langsung menoleh kearah teman sebrang mejanya yang entah bagaimana sedang memmperhatikan guru dengan seksama. Ya, kamu memang sangat pandai berakting. Anak laki-laki itu langsung membaca pesan yang tertulis disana.

'Memikirkan apa?'

Kageyama mengembalikan buku itu dengan diam-diam juga setelahnya padamu.

'banyak hal. Aku rasa aku sangat pusing sekarang.'

Kamu menoleh ke arahnya, dan ajaibnya, Kageyama tidak sepertimu yang pura-pura memperhatikan guru. Ia malah menatapmu dengan bibir di manyun-manyunkan, dan saat itu ia mengangkat buku catatan halaman belakangnya kepadamu yang juga terdapat pesan, ia ingin kamu membacanya tanpa harus saling lempar-lemparan buku.

'kalau Shimazaki sedang memikirkan apa?'

Tulis Kageyama di sana. Kenapa harus seromantis ini sih, heran.

Sebentar kamu menulis dengan cepat, lalu menunjukkan balasanmu.

'memikirkanmu.'

Kageyama terkejut, lalu dengan jelas ada semburat merah di pipinya. Ia mungkin tidak pernah diberi gombalan sebelumnya. Siapa lagi yang berani memberi kalimat manis macam itu kalau bukan kamu, gadis lain yang mungkin menyukainya pasti sudah telanjur takut karena muka galak yang sebenarnya sudah dari sananya.

Kageyama itu imut sekali, tidak ada yang tahu, kan?

Wajah sampingnya yang speechlees-nya memang seimut itu, tidak percaya kan?

Masih dengan tampak malu-malu Kageyama menuliskan sesuatu lagi dicatatannya, tidak panjang namun ketara sekali kalau dia menuliskannya pelan-pelan. Dia ingin mengutarakan apa ya? Kenapa kamu jadi penasaran sendiri?

Kageyama mengangkat bukunya sedikit agak rendah, lalu mencoba tersenyum sewajar yang pemuda itu biasa lakukan. Tapi mana bisa, Kageyama tersenyum adalah sesuatu yang tidak wajar.

'sama. Aku juga..'

Tulisan dibawahnya agak kecil, tapi kamu yakin bisa membacanya, ya, tulisan mungil namun jelas.

'memikirkanmu.'

Saat itu, kalau bisa, kamu ingin mati ditempat.

***

"Kamu bohong ya?"

Kamu menahan Kageyama tepat saat ia hendak menggunakan jam istrahatnya, sebelum langkah-langkah lebarnya yang tak akan mampu kamu kejar meninggalkan kelas.

Kageyama yang dituduh seperti itu olehmu tentu saja akan mengeluarkan tampang bingung (kecuali kamu Hinata, mungkin akan langsung seketika di teriaki 'boge'), "Eh, aku bohong apa?"

Kamu tertunduk, bingung juga. Bagaimana ya mengatakannya? Cuma kepada Kageyama saja kamu menolak frontal. Tidak, itu tidak classy. Tapi sesuatu yang mengganjal dihati itu harus segera di ungkapkan, kan?

Lalu bagaimana mengatakannya?

Tidak. Tidak. Tidak. Kamu memang harus mengatakannya.

"Ya-yang tadi." Ucapmu sedikit ragu.

Kageyama menengglengkan kepala ke kanan, "Yang tadi?" ujarnya mengulang perkataanmu.

"Iya!"

"Yang mana?"

Kamu menarik napas sekali lagi, tapi pandanganmu kamu alihkan darinya, ini tidak terlalu baik bagi kesehatan jantung. Tatapan Kageyama masih menjadi ancaman bagi kesehatan hati dan pompa jantungnya, "Kamu bilang..."

Kageyama mengangguk menunggu kamu melanjutkan kalimatmu yang terjeda.

"Bilang..."

"Bilang apa?"

Kamu menyerah, setelah mendesah napas kesal kamu mengaku, "Kamu bilang memikirkanku."

"Ya?"

"Itu bohong, kan?"

Kageyama diam. Kamu juga diam.

"Kenapa aku harus bohong?"

Kamu mengulang pertanyaanmu seaakn tidak mendengar jawaban Kageyama, "Itu bohong, kan?"

"Enggak."

"Hah?"

Kageyama menggeleng lagi seperti anak baik yang menolak tawaran permen kapas sesudah gosok gigi malam, "Itu nggak bohong."

"Tapi Kageyama selalu memikirkan voli, rasanya agak nggak mungkin gitu kalau memikirkanku." Kamu mengaku lagi, kamu memutuskan jujur pada diri sendiri.

"Shimazaki tidak tahu ya?" Kageyama menyentuh kedua pipimu, mengangkatnya hingga padanganmu tepat mengenai matanya, "Aku memang sering memikirkan Shimazaki."

***

Note:
Buat apaansi ini akutu. Hehe. Halo. Sudah tiga bulan tidak muncul disini, atau empat bulan ya? Hehe. Karena aku senang kemarin waktu aku ngajuin dua bab dan langsung acc (dengan beberapa catatan disana sini) dari bu dospem dan kemarin mutual wattpadku tepat 200, aku memutuskan memperbaharui cerita ini. Bagaimana? Semoga suka ya. Hehe. Oh iya, aku rasa aku akan lama lagi tidak muncul dilapak ini. Tetap semangat beraktifitas semuanya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Your Side Face [Haikyuu-Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang