14. No Choice

10.7K 1.5K 655
                                    

Sebelumnya maaf aku terlambat banget post ff ini karena mood aku lagi buruk. Dan apa yang  buat aku ada secuil kemauan untuk update lagi? 

Karena ini :D

Karena ini :D

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***
SHADOWHUNTERS!
JaeNoNa
***

#Jaemin POV

Aku bersiap dengan pakaian santai untuk pergi ke Game Center untuk melepas penatnya belajar. Walau senang dapat pergi ke tempat-tempat seru bersama sahabatku, hatiku tetap gundah dengan Jeno yang belum juga pulang. Entah mengapa nama 'Renjun' yang selalu muncul di kepalaku kala aku mengkhawatirkan Jeno. Apa sebenarnya Jeno menginap di kamar Renjun sejak semalam? Jika iya... maka Lucas berbohong padaku.

"Aku harus percaya dengan Jeno. Misal ia memang menginap disana, mungkin hanya sekedar menjaga Renjun. Arhh! Ayolah Na Jaemin jangan kekanakan seperti ini!!"

.

Untuk membuktikan ucapanku adalah benar, aku pergi menuju asrama Renjun. Ruang tamu, dapur serta ruang TV-nya sepi, membuatku langsung melesat memasuki kamarnya. Ternyata didalam tidak hanya Renjun, namun ada pula Mark, Lucas dan juga...

"Jaemin.."

"Jadi kau disini sejak kemarin?" tanyaku dengan datar. Pria yang beberapa waktu lalu menganggu pikiranku kini bangkit dari tepi kasur Renjun dan menghampiriku. Dapat aku lihat kantung matanya menghitam tanda dia sedang tidak baik-baik saja.

"Aku.. a-aku.."

"Tidak sejak kemarin, semalam dia bersamaku di Institut. Sepulangnya, ia mampir ke sini dan mendapatkan Renjun dengan keadaan buruk. Jadi dia tidak sempat kembali ke asramamu. Aku benarkan, Jen?" kali ini Mark yang bicara. Ia berjalan mendekatiku lalu menepuk bahu Jeno. Yang bersangkutan hanya mengangguk dengan wajah yang.... entahlah. Aku sulit mendeskripsikannya di balik perasaanku yang tak tentu arah dan atmosfer kamar ini yang keruh dengan kondisi Renjun.

"Maafkan aku, Jaem." mataku bergerak menatap Jeno yang benar-benar dalam kondisi berantakan. Apa yang diucapkan Mark adalah benar?

"Lain kali bawalah ponselmu. Aku hampir celaka jika Lucas tidak datang menemuiku."

"Celaka?!! Apa yang terjadi padamu?! Ada penyeludup? Atau iblis seperti saat itu?"

"Tidak tidak, ssttt! Jangan berlebihan, Jeno. Entahlah, aku juga tak paham."

"Semalam Jaemin mengatakan perasaannya tak nyaman sejak ada yang mengetuk pintu kamar. Kebetulan kami bertemu di depan pintu kamar dan aku menawarkan diri untuk menjaganya hingga pagi menjelang." Jelas Lucas dan aku mengangguk menyetujui. Jeno mendesah berat lalu mengusap wajah dengan kedua tangan.

"Terimakasih Luke, aku tidak tau apa yang akan terjadi jika kau tidak ada."

"Hahaa... santai saja. Lagipula aku senang jadi bisa makan masakan Jaemin yang super lezat. Kau rugi semalam tidak pulang."

SHADOWHUNTER! √NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang