Chapter ini ada maksud tersembunyi dari apa yang Jungwoo lakuin. Semoga kalian paham apa yang aku maksud :)
***
SHADOWHUNTERS!
JaeNoNa
***
Sudah hari ke empat dan belum ada kabar apapun tentang Lucas. Renjun pun menjadi lebih pendiam akhir-akhir ini karena mengkhawatirkan sahabatnya.
"Jen, Papamu belum ada kabar tentang Lucas?" tanya Renjun pada Jeno yang sedang memakai sepatu sambil menggigit roti. Hari ini Renjun datang ke kamar Jeno pagi-pagi sekali karena ingin mengetahui soal Lucas.
"Belum. Aku juga bingung kenapa sesulit ini untuk mendeteksi keberadaannya." jawab Jeno setelah memakai sepatu dan menggigit rotinya.
"Daripada cemberut begitu dan semakin membuat mood-ku jelek, bisa kau buatkan aku sarapan? Selembar roti tidak cukup untuk mengenyangkanku." masih dengan wajah ditekuk Renjun pergi menuju dapur. Ingin ia memaki Jeno yang menyuruhnya bak seorang babu, tapi kali ini emosinya habis hanya untuk memikirkan keselamatan Lucas.
'Aku benar-benar akan menebas lehermu dan juga kakakmu jika terjadi hal buruk pada Lucas, Vampire sialan!' ucapnya membatin.
Tak lama ponselnya berdenting, tanda sebuah pesan telah masuk.
Kau rindu teman tinggimu ini 'kan? Tenanglah kawan, akan ku kembalikan hari ini.
Pisau yang di pegang Renjun jatuh begitu saja setelah membaca pesan tersebut. Tubuhnya lega namun jantungnya berdetak semakin cepat. Apa yang sudah dilakukan Jungwoo pada sahabatnya?
¤¤¤¤
Sehabis istirahat pertama Renjun mengajak Jeno untuk membolos. Hingga disinilah mereka, dilapangan basket indoor dengan Jeno yang memainkan basket tanpa memerdulikan Renjun yang terus diam sejak tadi.
Jeno jalan mendekati Renjun sambil men-drible bola. Dengan jahil ia lempar bola itu hingga mengenai kepala Renjun.
"YA!! JENO SIALAN!" pekik Renjun kesal dan Jeno hanya tertawa puas.
"Kau yang sialan. Mengajakku bolos tapi membiarkanku main basket sendirian. Apa yang kau pikirkan? Hanya terus melamun sedari tadi. Benar-benar orang yang membosankan." Tak mendapat balasan, Jeno pun duduk disamping Renjun.
"Mana minumku?"
"Tidak ada."
"Hei! Yang benar saja. Aku kira kau bawa minum. Sialan, kalau begitu lebih baik aku tidak main basket."
"Siapa yang menyuruhmu main basket?!" Ucap Renjun santai dan itu membuat emosi Jeno terpancing. Jangan lupakan betapa tempramennya pemuda tampan itu.
"Kalau begitu kenapa kau mengajakku kesini dan bolos, HAH!?" Renjun terkejut saat Jeno tiba-tiba menarik kerahnya dan membentak. Beberapa detik hening karena Renjun tidak tau harus menjawab apa, lalu berderinglah ponsel Jeno di sakunya.
Sambil mendengus Jeno melepas cengkramannya lalu beralih pada ponsel. Mata sipitnya membulat saat tau siapa yang menghubungi.
"Luke! Kau baik-baik saja?"
"A-Apa?! Dimana kalian?"
"Oke, tetap disana. Aku akan ke sana sekarang." Setelah sambungan terputus Jeno langsung menghidupkan rune Parabatai untuk menghubungi Mark jika ia butuh bantuan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOWHUNTER! √Nomin
FantasiSUDAH DIBUKUKAN! Tersedia versi PDF. Cek di chapter terakhir untuk pemesanan. 💸Only 10k/PDF (jangan beli bajakan ya🤍) ----------------------------------- Shadowhunters | AU! 🔞 WARNING! MATURE AREA! "Kau takut dengan tatoku?" "Tidak. Aku lebih tak...