"Gue kurang apa coba Lan? Apa pengorbanan gue selama 1 tahun ini nggak cukup buat dia bisa jatuh cinta sama gue? Apakah selama ini gue kurang bersabar Lan dalam menghadapi dia?", Tanya Hani berulang kali di pelukan Arlan. Saat ini Arlan dan Hani berada di dalam mobil yang masih terparkir di parkiran Mall. Arlan sengaja memberikan waktu Hani untuk menenangkan diri sebelum mereka kembali ke rumah.
Arlan meletakkan telunjuknya di bibir tipis Hana, Ia ingin membungkam apa saja yang akan keluar dari mulut manis Hana itu.
"Ssttt menurut aku, kamu itu adalah wanita teristimewa yang nggak boleh di sia-siakan, bisa dikatakan kalau Erlang itu adalah lelaki paling bodoh di dunia ini karena telah menyia-nyiakan wanita sebaik kamu". Ungkap Arlan jujur."Tapi kenapa Mas Erlang lebih milih Syibil daripada gue Lan? Apa Syibil lebih muda makanya dia pilih Syibil". Keluh Hani, dirinya sudah begitu putus asa bagaimana cara mendapatkan cinta Erlang. Kenapa ia bisa kalah dengan anak SMA kelas 1 yang jelas-jelas tidak lebih baik dari dirinya.
"Tua muda itu nggak ada bedanya Han, yang membedakannya itu terletak di hati masing-masing. Masalah Hati nggak bisa di paksakan. Kamu harus menerima dengan Ikhlas jika Erlang lebih memilih Syibil, mungkin Erlang bukan yang terbaik buat kamu". Tutur Arlan dengan lembut. Tangannya tidak berhenti mengusap pipi Hani yang banjir air mata.
"Tapi aku cinta sama dia Lan".
"Kamu relain Erlang. Biarin dia bahagia dengan pilihannya dan kamu tentunya harus bahagia dengan keputusan kamu. Jalan hidup kamu itu masih panjang. Laki-laki di dunia ini bukan hanya Erlang aja Han". Ucap Arlan bijak.
Pelukan Hani semakin erat, tangisannya terdengar begitu lepas, pecah seketika. Seperti ada beban yang masih menumpuk di hatinya. Ia belum rela melepaskan Erlang, tapi disisi lain laki-laki muda yang di peluknya kini perlahan-lahan memberi rasa nyaman kepadanya. Jadi dia harus apa?
***
Bandara Soekarno-Hatta, 11.15
"Bang Mal ini beneran nggak sih kalau Kak Niken jadi ke sini, jangan-jangan dia mau ngerjain kita aja". Rutuk Gavin yang dari tadi sibuk berdiri di depan parkiran bandara. Matanya sibuk menjelajahi segala manusia untuk menemukan orang yang dia cari.
"Beneran Bang, gue juga udah jamuran disini". Bahkan si dingin Gavan yang terkenal irit bicara ikut menggerutu karena sudah menunggu terlalu lama.
Ke-3 saudara itu mirip seperti sales promotion boy ganteng yang nyasar di bandara, berdiri tanpa arah dan tujuan. Matanya sibuk Celingak-celinguk kesana kemari demi menemukan sosok perempuan yang bernama Niken itu.
Untuk lebih jelasnya, Niken Kahitna adalah putri sulung dari Adik Bubunya alias Om Dewa Anggara dan Tante Kemala Ningrum yang baru saja tamat SMA. Niken berniat ingin melanjutkan kuliahnya di kota Jakarta ini dengan tinggal di rumah Pamannya. Meninggalkan Mama, Papa beserta kedua adik kecilnya yang berada di Malang. Selain itu, alasan yang lebih spesifik untuk Niken kuliah di Jakarta ini karena dia ingin mendekati sepupunya Arlan Sadeva.
"Iya nih Van, Vin. Udah 2 jam lebih kita ada di sini. Kalau 5 menit lagi dia nggak muncul mendingan kita pulang ke rumah deh, persetan dengan Si Niken mau ke rumah kita pakai apa". Ucap Jamal Acuh, dirinya juga sudah begitu bosan menunggu kedatangan Sepupunya yang katanya pukul 09.00 sudah sampai di Bandara tapi sampai sekarang belum nongol juga batang hidungnya.
Baru saja dibicarakan, si biang pembuat ke 3 bersaudara itu mati kebosanan karena menunggu terlalu lama akhirnya muncul juga.
"Bang! Bang!". Gavin menepuk pundak Jamal yang masih menunduk karena asik bermain dengan gadgetnya.
"Apa sih".
"Itu bang". Tunjuk Gavin ke arah depan, ia masih tidak percaya dengan penglihatannya. Sementara Gavin yang penasaran dengan apa yang terjadi langsung mengalihkan atensinya ke depan. Wajahnya berubah seperti orang dungu, mata melotot, mulut menganga lebar karena terkejut. Niken sepupunya dulu yang lemaknya tebal seperti kuda nil sudah berubah menjelma bak model catwalk-catwalk itu. Wajahnya putih bersinar padahal dulu begitu hitam dan dekil.
"Hi hi hi para sepupu". Sapa Niken ceria tanpa memperhatikan para sepupunya yang mendengus kesal.
"Lo kemana aja sih". Ucap Gavin kesal.
"Hehehehe maaf-maaf tadi pesawatnya ada masalah, jadi terpaksa kami harus muter balik lagi ke Malang dan delay selama 1 jam setelah itu ganti dengan pesawat yang lain barulah aku sampai ke mari". Cerocos Niken panjang lebar. Kalau ini sepertinya tidak berubah masih Niken yang sama yang suka berbicara mubazir walaupun tubuhnya sudah menyusut.
"Ya untung nyawa lo nggak bermasalah juga". Sahut Gavan sarkastik, seperti biasa si kembar kaku ini selalu bermulut pedas.
"Hehehe sorry boys ityu bukan kehendak akyu". Cengir Niken lagi. Entah kenapa Niken ini begitu hobi dalam cengir menyengir. Di segala situasi pasti ada saja cengiran yang dia keluarkan.
"Gigi lo kuning nggak usah kebanyakan nyengir". Ejek Jamal pedas pada gadis yang seumuran dengannya itu. Tapi lebih dulu menamatkan sekolahnya karena Niken masuk sekolah umur 5 tahun, sementara jamal umur 6 tahun.
"Apaansih monyet. Mendingan lo diem aja". Rutuk Niken kesal.
"Yee si gajah". Ejek Jamal lagi.
"Udah-udah nggak usah ribut, mendingan sekarang kita pulang aja". Potong Gavan menengahi.
"Vin, Bawa koper Kak Niken sekarang". Titah Gavan pada adik kembarnya itu.
"Lah kok gue? Nggak mau ah! Mendingan lo aja yang bawa". Tolak Gavin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Gue kakak lo, sebagai seorang adek tidak boleh membantah".
"Sial". Umpat Gavin.
"Hushhh tidak baik mengumpat".
Sementara Jamal dan Niken telah duluan berada dalam mobil, mereka tahu bahwa perdebatan si kembar itu pasti berlangsung lama.
NH22122018
HAPPY MOTHERS DAY, Selamat hari Ibu, Emak, Mamak, Bunda, Mommy, Mama, Mami. Terutama buat Ibuku, yang telah mengurusku, merawatku, menjagaku sehingga aku bisa segede ini, yang telah berkorban jiwa dan raga dimulai aku masih di dalam perut sampai aku tumbuh besar. Terimakasih ibu, tunggu aku sampai sukses dan bisa membahagiakanmu dan my bapak. Walau apa yang aku berikan tak sebanding dengan semua pengorbananmu. Love you😘😘😘😘
Ok karena hari ini Hari Ibu, maka dengan spesial aku persembahkan part lanjutan.
By By di part selanjutnya😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Young Boy (TAMAT)
Random"Akan terus ku kejar cintamu sampai kau mengatakan iya meskipun itu harus ke akhirat" - Arlan Sadeva "Dasar berondong gila!" - Hani Aulia SEQUEL MY LOVELY OLD