16

2.7K 145 3
                                    

Happy enjoying😋😋

Kehadiran Arlan di rumah sakit ini tidak cukup bagi Hani untuk menghilangkan rasa traumanya. Perbuatan Erlang 5 hari yang lalu masih sangat membekas di ingatannya. Bagaimana laki-laki itu memperlakukannya dengan tidak baik dan menyakiti perasaannya. Hal ini mengakibatkan dirinya takut kepada laki-laki yang baru di temuinya, termasuk dokter laki-laki yang sedang memeriksanya saat ini.

"Selamat pagi Mbak Hani". Sapa dokter Seno yang masuk ke ruang perawatan bersama seorang perawat wanita.

"Pa-Pagi dok". Balas Hani takut-takut, karena ia sendirian disini. Papanya sedang membeli makanan di kantin rumah sakit sementara Mama dan adiknya masih di rumah.

"Apa yang Mbak Hani rasakan saat ini? Sudah merasa lebih baik?".

Dokter Seno mengulas senyum lembut, berusaha tidak membuat takut wanita yang ada di depannya. Karena ia tahu bahwa Hani masih dihantui dengan bayang-bayang laki-laki yang telah memperkosanya dengan keji.

"Ba-baik". Jawab Hani singkat. Dirinya masih menjaga jarak denga dokter paruh baya ini.

"Relax saja Mbak Hani, tidak perlu takut. Saya hanya ingin memeriksa kondisi Mbak Hani". Jelas Dokter Seno.

Setelah mendapatkan izin dari Hani, Dokter Seno langsung memanggil perawat wanita yang ada di sampingnya untuk memberikan alat pengukut tensi darah yang di bawa.

Wajah Hani langsung berubah pucat saat dokter Seno memengang lengan kirinya, dirinya mulai terbayang-bayang saat diperkosa Erlang dulu ketika Dokter Seno menyentuh lengannya. Bagaimana laki-laki itu tak segan-segam memukul dan menparnya ketika dia memberontak.

Ketakutan, itulah yang saat ini Hani rasakan. Tanpa diduga, Hani langsung menghempaskan tangan dokter Seno, ia melepas paksa selang infus yang masih terpasang di tangan kanannya sehingga mengakibatkan darah mengucur dengan deras dan loncat dari brankar rumah sakit. Ia berlari sekuat tenaga mencari perlindungan.

"Papaaaaaa Tolong Haniii". Teriaknya ketakutan sambil berlari terus menerus menyerukan panggilan untuk Papanya.

Dokter Seno yang baru tersadar dari kekagetannya langsung mengejar Hani bersama perawat yang menemaninya. Dokter paruh baya jtu berlari dengan tergopoh-gopoh dan ngos-ngosan. Belum lagi Hani yang berlari seperti cahaya. Begitu cepat wanita itu menghilang.

"Mbak Haniiii, berhenti Mbak". Panggil Dokter Seno sambil berlari, tangannya menvoba menggapai-gapai wanita yang sudah berjarak sekitar 10 meter darinya.

"Siapapun yang ada di sana tolong hentikan Pasien yang sedang berlari itu". Seru dokter Seno.

Orang-orang yang berada di sekitaran Hani dan Dokter Seno hanya menonton drama yang sedang terjadi, tidak ada yang berniat membantu Dokter Seno untuk menghentikan Hani. Bahkan dengan teganya ada beberapa orang yang mengaktifkan kamera ponsel mereka untuk memvideokan hal yang terjadi. Kalau saja bisa viral. Pikir mereka.

"Papaaaaaaa Tolonggg Haniiii, Haniii Takut Paaaaaa". Hanya itu yang bisa diteriakkan Hani. Dalam pelariannya ia mencari sosok papanya yang saat ini belum kunjung datang untuk melindunginya.

Samar-samar Andrew yang berjalan untuk kembali ke kamar anaknya mendengar teriakan Hani. Teriakan itu semakin jelas terdengar saat Andrew cermati.

"Papaaaaaa".

"Ya Allah Hani". Andrew terkejut saat melihat anaknya berlari ketakutan ke arahnya. Anaknya terlihat kacau, dengan darah yang masih mengucur di tangannya.

"Hei, kamu kenapa sayang?". Tanya Andrew khawatir.

"Papa Mas Erlang mau perkosa Hani lagi". Adu Hani ketika sudah berada di pelukan Papanya.

My Young Boy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang