Pagi harinya,
Keadaan di rumah sakit Bakti Husada tempat korban kecelakaan di rawat itu cukup genting karena malam kemarin terjadi lagi kecelakaan beruntun di tempat yang sama, seluruh korban dilarikan ke rumah sakit ini karena rumah sakit lain sudah penuh. Sementara korban kecelakaan kemarin saja belum ditangani secara normal dan rumah sakit ini membutuhkan banyak tenaga dokter sehingga harus memanggil beberapa dokter di rumah sakit luar kota untuk membantu rumah sakit ini.
Dokter Aryo dan beberapa rekan dokter lainnya keluar dari ruangan operasi, pasien yang ditanganinya pagi ini adalah pasien terakhir karena sejak semalam sampai pagi ini ia mengoperasi 4 pasien untuk menyelamatkan nyawa mereka.
"Gila!!! Ini adalah hal termengerikan dalam hidup gue dalam melakukan tindakan operasi saat pasien itu berada dalam keadaan hidup dan mati, untung aja kita masih bisa menyelamatkannya". Ucap Dokter Aryo sesaat setelah keluar dari ruangan operasi, ia memakai pakaian berwarna hijau khas pakaian Dokter yang akan melalukan operasi.
"Iya lo bener, gue aja tadi sempat ngeblank waktu detak jantung pasien berhenti, untungnya pasien berhasil kita selamatkan". Sahut Arkan sang dokter tengil yang telah punya 2 anak padahal usianya baru 23 tahun.
"Iya, BTW pasien terakhir kita itu cantik banget loh, kayaknya masih muda lagi", Celetuk Keinan si dokter yang paling senior di antara mereka, Usianya sudah 31 tahun tapi masih betah melajang.
"Ya buat Mas Keinan aja, kebetulan Kan Mas Keinan udah tua tuh tapi sampe sekarang masih melajang. Nggak ada salahnya kalau mencoba mendekati pasien tadi, kali aja jodoh!", Sahut Arkan menimpali yang langsung di balas cibiran oleh Dokter Keinan.
"Sialan kamu!". Cibir Dokter Keinan.
"Halah si Mas sok sokan mencibir, kalau gue belum punya istri aja itu pasien udah langsung gue embat",. Sela Arkan yang disoraki Keinan dan Aryo.
"Ya habis itu kamu langsung di gorok oleh adik aku". Tandas Keinan.
Dokter Aryo hanya tersenyum mendengarkan adu mulut rekan sesama dokter yang memiliki hubungan kakak dan adik ipar itu.
Ia melangkahkan kakinya lurus ke depan untuk menuju ke arah parkiran mobil karena ia berniat akan kembali ke Jakarta walaupun ia diberikan waktu libur oleh atasannya.
Langkah kakinya terhenti seketika saat melihat sosok yang sangat ia kenal sedang menangis berjongkok di depan ruangan administrasi rumah sakit.
Dengan segera ia menghampiri gadis itu yang sesenggukan memanggil Ayah dan Ibunya.
"Hi adik manis!". Dokter Aryo berjongkok di hadapan Nola yang masih menyembunyikan kepalanya dibalik lutut dan kedua lengannya.
Dengan gaya slow motion Nola mengangkat kepalanya, pipinya basah karena di penuhi oleh air mata. Mata dan hidungnya memerah membuat Dokter Aryo yang melihatnya ingin memakan pipi itu karena kelewat imut.
"Dokter ganteng!". Gumam Nola tidak percaya, tangannya mengucek-ngucek kedua matanya untuk mengetahui apakah yang ada di depannya ini imajinasi atau bukan.
Dokter Aryo tersenyum, ia menghapus airmata yang menghinggap di pipi Nola dengan kedua tangannya.
"Kamu kenapa sendirian disini? Abang-abang kamu kemana?".
Tangis Nola kembali pecah setelah mendengar pertanyaan itu. Dengan secepat kilat ia memeluk tubuh Dokter Aryo.
"Ta-tadi hiks hiks Nola sama Om Dewa, terus om Dewa nyuruh Nola buat tunggu di ruangan yang tempatnya banyak orang itu Pak Dokter, Nola nggak tahu apa nama ruangannya. Katanya Om Dewa mau pipis. Nah terus terus terus Nola melihat ada nenek-nenek yang tersesat, nah Nola bantu nenek itu kembali ke ruangannya dan Nola sendiri lupa jalan pulang". Jelas Nola sambil terisak, suaranya cukup tersendat saat menceritakan kisah nyasarnya kepada sang dokter ganteng idolanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Young Boy (TAMAT)
Random"Akan terus ku kejar cintamu sampai kau mengatakan iya meskipun itu harus ke akhirat" - Arlan Sadeva "Dasar berondong gila!" - Hani Aulia SEQUEL MY LOVELY OLD