Review : I Want to Eat Your Pancreas

943 83 31
                                    

Genre : Drama

Durasi : 1 jam 48 menit (movie)

Status : finished airing

Rilis : Summer 2018

Rating usia : 13+ (menurut mal) / 15+ (menurutku)

Rating usia : 13+ (menurut mal) / 15+ (menurutku)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SINOPSIS :

Shiga Haruki, anak laki-laki yang pendiam, suram, dan cenderung tidak tertarik dengan dunia sekitar. Suatu hari dia menemukan sebuah buku harian di rumah sakit. Buku itu milik teman sekelasnya, Yamauchi Sakura. Dari situ Haruki menjadi satu-satunya yang tau kalau hidup Sakura tidak lama lagi.

Tapi di mata Haruki, Sakura tidak seperti orang sakit. Dia seenaknya sendiri, suka menggoda dan mempermainkan perasaan. Tanpa Haruki sadari, gadis itu telah menarik perhatiannya.

REVIEW :

Oke, setelah nonton live actionnya setahun lalu. Kemaren ku baru sempet liat yang ver anime, dan selesai baca novel yang ku pinjem dari mizu hari ini. Sesuai janji, bakal ku-review ketiganya. Bakal ku bandingin juga [tolong jangan ditiru, karena membanding-bandingkan orang itu sesungguhnya dosa besar, dan menimbulkan sakit hati].

Sorry garing, inikan bukan orang.

Pikiran pertama waktu lihat cerita ini, 'generasi penerus Shigatsu wa kimi no uso'. Mereka punya konsep cerita yang mirip, walau pembawaannya berbeda. Di kedua judul anime itu, lu bakal nemuin heroine yang bentar lagi wafat. Jadi, gausah cari waifu disitu.

Oke, kalau dipikir-pikir konsepnya picisan, udah sering ada. Tapi kenapa walau aku lihat LA, anime, dan baca novelnya dalam jangka waktu yang cukup dekat, kok aku gak bosen? Mungkin karena ketiganya punya pembawaan yang berbeda.

Ada adegan yang hanya di tampilkan di LA, ada yang hanya muncul di anime, begitupun novel. Bahkan, alur di LA dan Anime berbeda walau plotnya sama. Kalau di La, alurnya maju mundur. Si Haruki yang sudah dewasa flashback tentang Sakura. Sedangkan di anime alurnya maju, seperti di novel. Dan tidak ada Haruki versi dewasa, adanya Haruki setahun setelah ditinggal mati gebetan.

 Dan tidak ada Haruki versi dewasa, adanya Haruki setahun setelah ditinggal mati gebetan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalau di suruh milih paling bagus itu versi mana, jujur semuanya hampir sama. Ada bagian yang lebih ku suka di LA, ada juga yang lebih bagus di Anime, atau novelnya.

Untuk pembuka, ketiganya diawali dengan cara berbeda. Untuk ending, hanya ending di LA yang berbeda.


Suasana di LA cenderung lebih suram, lebih sedih, bahkan Harukinya baru bisa ikhlas setelah 10 tahunan. Kalau di anime dan novel, ya sedih juga si. Cuman, lebih kelihatan cerianya, lebih manis, perasaan si Haruki sama Sakura juga udah tersampaikan dengan jelas. Walau ujungnya sakura mati juga.

Penilaian akhir, aku suka LA yang lebih sedih sejak awal sampai akhir. Tapi buat kalian yang gampang galau, nonton anime aja yang ada bahagia"nya walau diakhir sedih juga wkwkwk. Dan buat pemburu quotes/pengkhayal aku rekomenin baca novel aja. Mending ya, nonton LA + Anime aja, atau LA + novel aja. Karena anime sama novelnya mirip. Kalau kata Sumino Yoru sih, dia lebih suka ver LA daripada anime. Oke, gw jadi mikir dia orangnya melankolis wkwwkk.

Buat yang mau novelnya, udah ada cetakan ver Indonesia dari penerbit Haru. Bukan endorse ya, di indo emang baru penerbit itu yang banyak keluarin J-lit :v

~🌞

Anime Lovers ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang