CHAPTER 1

942 37 23
                                    

Seorang perempuan yang di sibukkan dengan kerja kuliah saat ini sedang merengut membaca perintah dari atasannya. Di dalam layar benda pipih yang ia gengam tertulis bahwa ia harus pergi ke luar kota untuk membimbing anak yang baru masuk di perusahaannya.

Ada rasa bahagia kala ia menjadi karyawan pilihan yang di persilahkan berangkat ke Bandung. Namun, dia memikirkan nasib kuliahnya.

Baru sebulan masa udah mau cuti,seminggu pula lagi.

Beberapa kali helaan nafas kasar Iris Ivyana buang. Dia mencoba mencari tau perihal izin dari kampusnya. Mau gak mau Iris harus korbankan kuliahnya.

Kalo gak kerja gabisa bayar uang kuliah, kalo bolos kuliah bakal lama wisuda. Oh dewa, masih memasuki awal semester cobaan udah ada aja.

Dia menscrool group kelas nya.

Iri Ivyana : kalo gua gak masuk selama seminggu, kira-kira di apain ya?

Ariel : gak di apa-apain. Paling nilai lo kosong soalnya tugas lagi banyak-banyaknya.

Iris Ivyana : kalo cuti seminggu kudu lapor ke mana ?

Nikho : lapor polisi Ris. Hahaha

Iris Ivyana : i'm serius om. Please balas serius.

Farel : minta surat dinas, trus kasih ke kelas.

Ecca  : ke admin kayanya Ris.

Iris Ivyana : Makasih :)

Langsung saja Iris mengklik nomor yang bernama Farel dari group kelasnya.

To Farel :
P ?
Bang? Emang kalo kita minta surat dinas bakal di approve dosen absennya?

From Farel :
Iya.

To Farel :
Kata Ecca kudu ke admin. Mana yg bener?

From Farel :
Gua kemarin cuma nitip surat dinas ke temen kelas. Dan gua di absenin sama dosen.

To Farel :
Emang lo kemana?

From Farel :
Belitung. Holiday dari kantor.

To Farel :
Oh gitu, makasih ya bang.

From Farel :
Farel aja Ris, emang gua abang-abang bakso.

To Farel :
Muka lo sih gak tau yang mana. Alay makai profil cuma keliatan rambut doang.

From Farel :
Kepo dasar.

Langsung saja Iris menutup ponselnya. Dan bergegas untuk ke kampus. Dia benar-benar penasaran Farel itu yang mana. Masih hangat menjadi mahasiswa baru membuatnya belum begitu mengenal banyak siapa saja temen satu kelasnya. Paling yang Iris kenal hanya seputaran teman yang sering sekelompok dengannya seperti Anto Adrian dan beberapa mahasiswi wanita.

Iris melanjutkan pendidikannya setelah dua tahun bekerja. Dia memilih untuk melanjutkan kuliah di saat usianya sudah beranjak 20 tahun.

Masih terbilang sangat muda. Iris terpaksa mengambil kelas karyawan agar tidak bentrok dengan jadwal pekerjaannya.

Entah dengan alasan apa Iris memutuskan untuk lanjut bersekolah saat teman-teman nya yang lain, yang telah vacum dari dunia pendidikan memilih untuk lebih serius di dunia kerja, Iris malah ingin bersekolah.

Apapun itu, keputusan Iris sudah di ambil secara matang dan pemikiran yang sungguh-sungguh. Tentunya dengan dukungan orang tua Iris yang jauh dari pulau Jawa.

Semoga suka yaa.
Jangan lupa vote dan koment ❤
Mampr juga di cerita Tasya dan torehan Pena ❤



CINTA SATU SEMESTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang