CHAPTER 13

129 7 0
                                    

Hari ini adalah presentasi kelompok Entrepreuner. Group mulai ramai, membicarakan segala persiapan. Mulai dari speaker dan pembagian materi.

"Kak Iris? Gua deg-deg an," ujar Erna yang sedari tadi membolak-balikan materi di kelas. Mereka di beri waktu lima menit untuk mempersiapkan diri.

"Udah santai aja. Anggap ruangan kosong," ujar Iris tenang.

Tampil di depan orang bukanlah hal baru bagi seorang Iris. Dia sangat menyukai berbicara di depan umum. Dari kecil rasa percaya diri sudah Iris asa-bahkan sewaktu SMP Iris sering sekali di panggil ke acara ulang tahun anak-anak sebagai MC dan di acara acara gereja pun Iris tidak awam lagi tentang membawakan sebuah acara.

Iris membantu Erna merapihkan makalah untuk di bagikan-sebagian laki-laki menghubungkan laptop dengan speaker-sisanya mengangkat meja dan kursi untuk mereka tempatin nanti.

"Selamat malam semuanya. Baiklah, kami dari kelompok tiga-akan mempresentasikan hasil Entrepreuner Fair kami. Pertama untuk pengenalan sejarah di bentuknya perusahaan ini, akan di jelaskan langsung oleh Direktur utama kami, waktu dan tempat kami persilahkan," ujar Rohman tenang.

Selama Lutfi berbicara,Erna sibuk menggengam tangan Iris. Tangannya dingin, mewakili jantung Erna yang sedang berada di fase dag dig dug.

Pandangan Iris terkunci pada Farel yang sedang serius entah sedang mencari pelarian di makalah yang tadi kelompok Iris bagikan.

"Nah, tak lupa kepada ibu Marketing yang telah mengatur jalannya usaha ini. Kepada ibu Iris kami persilahkan," lanjut Rohman.

Iris berdiri dan mengambil ahli microfon.

"Jadi, kami telah melakukan pemasaran disaat EF, tak lupa pula kami terus melanjutkan pemasaran kami. Berawal dari pelanggan sewaktu bazar di adakan. Beliau menghubungi salah satu admin Kribo atau keripik jomblo."

"Setelah itu kami memasarkan ke teman-teman terdekat. Teman kantor, tetangga dan teman kampus yang kami kenal."

"Harapan dari perusahaan kami yakni PT.Indotelo adalah kami ingin membuka pabrik. Mungkin masih terlalu jauh tapi kami sedang membuat siasat. Dalam waktu dekat ini kami akan membuka gudang store untuk penyimpanan stok dari keripik kami," ucap Iris lancar.

Sesekali ia mencuri pandang pada Farel meski Farel sibuk dengan kertas yang ia genggam. Entahlah, entah Farel memperhatikannya atau tidak.

Setelah itu Erna mempresentasian hasil perhitungan titik impas dari kelompok kami. Sesekali kegugupan Erna terlihat dengan macetnya bait per kata, namun kami saling membantu melengkapinya.

Setelah itu, kami memutarkan vidio dengan durasi dua menit. Vidio perjalanan kelompok kami. Mulai dari meeting, meeting lagi, aktivitas bazar sampai pada selesai.

Kami bangga, dosen memberi pujian pada vidio kami dan hasil dari presentasi kelompok kami. Meski ada kesalahan dalam bagian perhitungan namun tidak begitu mengecohkan kami.

"Arghhh lega. Akhirnya finish," ucap Iris merentangkan tangannya.

Lalu presentasi di lanjutkan oleh kelompok berikutnya. Dan kelas pun bubar.

Iris turun bersama Anggi, karna akan ada mata kuliah bahasa inggris setengah jam lagi.

Iris mengamati ponselnya dan mengetikkan sesuatu

To Farel :
Kamu dimana?

From Farel :
Toilet. Makan sana !

To Farel :
Siyappppp

Iris menyimpan ponselnya dan segera melahap cilok dengan micin kesukaannya.

Pantas saja Farel ngatai gua micin, wong holic gini. Batin Iris

CINTA SATU SEMESTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang