Iris pov
Semakin hari, rasa ini semakin tumbuh. Semua hanya berawal dari bercanda dan berakhir dengan terbawanya arus perasaan.
"Lah, kita kan bukan siapa siapa," ujar Farel.
"Yaudah, kita pacaran tapi boong ya hahah," canda ku.
Semua hanya berawal dari kalimat pacar tapi bohong. Dunia ku menjadi berubah 180 derajat. Kalau 360 derajat artinya kembali ke titik awal dong.
Banyak yang berubah di antara aku dengan Farel. Dari kalimat sapaan elo menjadi kamu, gue menjadi aku dan kadang-kadang Farel memanggil sayang atau sebutan pacal.
Inget ya, pacal bukan pacar.
From Farel :
Kamu jangan lupa makan yang.
Ciye dipanggil sayang.
Pasti senang tuh.Jujur aku senyum-senyum sendiri dengan ledekan yang Farel ciptakan. Ada perasaan aneh, tentu sangat nyaman. Pipi ku memanas, aku memalingkan muka ke jalanan. Tak mungkin aku senyam senyum di dalam busway, bisa di sangka gila aku.
Pesan Farel pun ku balas dengan gombalan receh. Jari ku bermain di atas keyapad ponsel ku.
To Farel :
Astaga, pipi ku.
Udah kaya kepiting rebus. Haha
Tanggung jawab kamu yang.From Farel :
Tuh kan udah aku tebak.
Pasti sekarang lagi senyum-senyum.To Farel :
Kamu kok tau sih. Kaya lagi di sini aja.From Farel :
Kamu kan always in my heart. HahaTo Farel :
Pantes hatiku sesak.
Ada kamu toh haha.Seputar itulah percakapan ku dengan Farel. Sebenarnya aku yang suka gombalin Farel, pernah suatu hari Farel bertanya pada ku, mengapa aku suka sekali menggombalin orang.
Jawaban ku singkat, aku senang membuat orang senang.Selama ini, aku selalu memutuskan untuk sedikit bawel dan berujung menjadi wanita hyperaktif.
Tapi jujur, aku tidak pernah memakai perasan ketika gombalan meluncur dari mulut ku. Pasti di luar sana, banyak yang mengira ku perempuan murahan. Dari aku SMP, aku terbiasa menjalin hubungan pertemanan yang ku jalin dengan banyak pria. Dari sana, aku mulai belajar cara menggombal.
Percaya atau tidak, kalian harus percaya. Teman ku banyak anak jalanan, preman pasar dan semua rata berjenis laki-laki.
Ah aku inget, sewaktu aku kelas 2 SMP. Temen ku saat itu mulai melakukan pendekatan dengan pria lain, saat pria itu datang ke desa ku, di larang keras oleh preman pasar di daerah kampungku.
Alasan mereka klasik, mereka tidak mau kalau kami wanita desa nya menjadi rusak akibat pergaulan bebas. Ternyata preman baik juga.
Namun aku tidak setuju dengan peraturan secara sepihak. Aku mulai mendatangi preman-preman kampungku, aku bilang bahwa kami adalah wanita. Koadrat kami ialah di kunjungi bukan mengunjungi.
Aku juga menakut-nakutin preman kampung itu, aku bilang jika kami di larang terus, kami akan bertemu dengan banyak pria di luar kampung dan itu jauh lebih berbahaya.
Syukurlah, karna aku adalah satu wanita yang paling dekat dengan preman, mereka mendengarkan suaraku. Namun, tetap memberi waktu, jam sepuluh harus sudah bubar.
Sejak saat itu, aku di juluki dengan istri preman pasar. Setiap ada keluhan atau pertengkaran antar pria yang bertandang ke rumah kami, aku selalu menjadi penegah.
Ah aku merindukan mereka. Apa kabar mereka. Sejak aku SMA, mereka kembali hanyut di pergaulan yang sudah di luar batas, memakai narkoba dan menjadi buronan. Sejak saat itu, orangtua ku menentang keras untuk ku bergaul kepada mereka. Meski secara diam-diam aku sering menemui mereka. Kadang-kadang, kita bertemu di lapangan sekolah dasar, tepat di belakang rumah.
Aku tak pernah takut, kadang aku melihat mereka menyuntikkan sesuatu ketubuh mereka, mengisap darah dan menghirup sesuatu yang aku tidak tau untuk apa kegunaannya.
Pernah sekali, aku bertengkar hebat dengan orangtuaku, karna aku di batasin untuk mengikuti kegiatan sekolah. Aku mengadu dan hampir membakar sebatang rokok yang aku colong dari stok rokok ayahku.
Malam itu juga, Ronald menampar pipiku. Dan Robert langsung mematahkan rokok di genggamanku. Meski mereka hidup penuh kehancuran, tak sekalipun mereka mengizinkanku menyentuh barang haram yang sering mereka gunakan.
Untuk itulah, aku selalu menjadi nyaman untuk berteman dengan pria. Aksi mereka melindungi ku sudah seperti seorang abang melindungi adiknya. Ternyata berteman dengan banyak pria bukan pertanda bahwa kita itu murahan, namun di sana kita merasakan, di perlakukan seperti ratu dan di jaga seperti harta.
Eh, tapi. Tersiar kabar bahwa aku adalah perempuan kesayangan para preman, tak ada lelaki yang berani bertandang ke rumah ku. Selain karna ayah ku yang galak, ternyata kedua teman premanku pernah mencegat mereka dan melarang keras untuk datang lagi.
Ah, apa kabar kalian. Aku harap kalian kembali ke jalan yang semestinya.
Nah, udah tau kan? Kenapa Iris suka gampang akrab sama laki-laki? Dia itu berkembang biak di lingkungan laki-laki, meski sangat feminin, tetap aja mulut Iris susah untuk di kondisikan.
Jangan lupa vote.
Semoga suka 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA SATU SEMESTER
Genç Kurgu(SUDAH TERBIT) Tidak ada pertemuan yang tak menginginkan sebuah persatuan namun hukum manusia hadir dan pergi enggan untuk di bantah. Cinta satu semester mengisahkan dua anak manusia yang terjerat di singkatnya sebuah romansa. Bermula dari kebingun...