CHAPTER 14

113 7 0
                                    

Iris bingung saat menatap laptopnya.
Pasalnya pemograman yang mereka contek dari google tidaklah akurat saat di lakukan pengujian.

Iris mendesah. Mengobrak-abrik ponselnya. Apalagi yang bisa Iris lakukan selain ribut di group kelompok pemogramannya.

Tak ada respon. Semakin memicu emosi di ubun-ubun Iris.

To Tayo :
Yo? Ini pemogramannya gak valid ish. Gimana? Deadline depan mata woy !

From Tayo :
Sabar ya Iris, aku masih kerja. Nanti aku oprek.

To Tayo :
Malam ini harus ada kepastian. Titik !

From Tayo :
Siap ibu Iris kwkwk

Iris tidak bisa tinggal diam. Dia tidak bisa sepercaya itu pada kelompoknya.  Iris mengingat sesuatu, bahwa dia pernah dekat dengan cowok yang bernama Primsy. Anak fakultas Teknik Informatika. Dan Iris segera mengetikan sesuatu di ponselnya.

To Dimary :
Bang?
P
P
P

From Dimary :
Ya?

Iris berfikir sejenak. Dia harus mencari bahan untuk sekedar basa basi terhadap sahabat Primsy. Jangan tanya kenapa Iris malah menghubungi Dimary, karna dari yang Iris ketahui-Dimary sangat ahli di bagian IT.

To Dimary :
Projek pemograman kelompok you udah kelar bang?

From Dimary :
Udah, udah presentasi malah.

To Dimary :
Can you help me?

From Dimary :
Hmm.
What wrong?

To Dimary :
Pemograman gue gak valid bang. Masak hasil semuanya sama. Ada kode yang gak kepanggil. Terus kalo hitungan jamnya di bawah satu jam, perhitungannya gratis. Puyeng pala berbie.

From Dimary :
Kelompok lo pada kemana?

To Dimary :
Pada mati. Kaya gatau permainan anak kampus aja. Kelompok banyak nompang nama.

From Dimary :
Hahaha yaudah berpisah ria deh lo sana.

To Dimary :
You gak mau bantu ai?

From Dimary :
DL kapan?

To Dimary :
Tiga hari lagi hmm. Please bang bantuin gue. Nanti gue teraktir deh pas gajian.

From Dimary :
Yaudah, kirim ke email gue ya. Nanti gue coba perbaiki.
Dimary123@yahoo.com

To Dimary :
Otw bos kuh 😉

From Dimary :
😑

Akhirnya. Iris bernafas lega.
Setelah Iris mengirim ke Email Dimary, sejam kemudian programnya kembali rapih. Dan saat di uji pun tidak ada kesalahan.

Iris memberitahu kelompoknya. Ucapan terimakasih beruntut memenuhi ponsel Iris.

Giliran udah beres aja, baru pada respon.

Tapi masih ada satu masalah. Iris benar-benar tidak mengerti fungsi-fungsi kode di pemogramannya.

Rasanya pengen mengajak Farel belajar bersama tapi Iris malu untuk tampak terlihat bodoh di depan Farel.

Iris mendial nomor Ecca.

"Ca? Kelompok pemograman kamu udah beres?"

"Udah Ris, kamu gimana?"

"Puji Tuhan udah. Makalah juga udah nih, tapi Ca. Gue gak paham sama fungsi-fungsi kodenya. Bisa mampus gue pas di uji sama dosen."

"Sore ini aku mau ngajarin kelompok ku Ris, di rumah bang Joko. Kamu mau ikut?"

"Serius aku boleh ikut?"

"Iya ikut aja Ris, gapapa kok."

"Hem, Ca? Aku ajak Farel boleh gak. Soalnya kan aku sama kamu beda kelompok. Nanti kamu fokus ajarin kelompok kamu dan biar Farel ngajarin aku. Kamu juga kan enak tuh kalau gak paham bisa di ajarin Farel," jelas Iris pajang kali lebar, agar Ecca tidak curiga tentang Farel.

"Wah boleh tuh Ris, ide baik. Tapi Farel mau gak?"

"Tenang Ca, Farel biar jadi urusanku hahah. Kalau gak mau, nanti kita bantai," kekeh Iris.

"Hahah yaudah atur deh Ris."

"Jam 6 kan ya Ca?"

"Iya Ris. Nanti langsung ketemu di rumah bang Joko. Nanti aku sharelok."

"Oke siap Ecca. Makasih banyak. See you."

Iris menutup ponselnya. Sekarang dia bingung harus memulai seperti apa.
Tiba-tiba ponsel Iris berdering. Iris mengecek notifikasinya.

From pacar tapi boong :
Kamu udah di kost?

To pacar tapi boong :
Udah dari tadi. Kamu masih kerja?

From pacar tapi boong :
Masihlah. Masih jam segini yang.

To pacar tapi boong :
Project kamu udah kelar yang?

From pacar tapi boong :
Sans skuuuyy. Beres itu mah, sekejap mata haha 🤣

Tengilnya keluar lagi hmm.

To pacar tapi boong :
Nanti jam 6 sore aku mau belajar sama Ecca. Mau ikutan gak?

From pacar tapi boong :
Dimana?

To pacar tapi boong :
Dirumah bang Joko. Ecca mau ajarin kelompoknya. Aku sendiri :') kamu gak niatan gitu nemenin?

From pacar tapi boong :
Segan aku tuh. Berdua aja deh, di McD.

To pacar tapi boong :
Aku udh bilang ke Ecca kalo kamu mau ikut. Dan gak keberatan kok. Ayolah, aku udah janji sama Ecca.

From pacar tapi boong :
Yaudah. Nanti aku jemput kamu.

To pacar tapi boong :
Siap pacar ku

Tapi boong wkwkwk😂

Iris segera mandi. Setelah mandi Iris makan terlebih dahulu-lalu merapihkan laptop dan bukunya. Jam menunjukkan setengah 6.

Ponsel Iris berdering. Iris mengangkatnya.

"Hallo Rel.? Kamu dimana?"

Tapi hanya suara macet yang terdengar. Berisik dan gak jelas. 56 detik dan panggilan dari Farel mati.
Iris panik. Kembali mendial nomor Farel. Namun nomornya tidak aktif.

Jam sudah menunjukkan pukul 6 lewat. Ecca pun memberitahu bahwa mereka sudah di rumah bang Joko. Iris mengatakan bahwa Farel belum datang dan akan menunggunya terlebih dahulu.

From Farel :
Keluar !

Iris mengaitkan tasnya di punggung-mengunci kamar kostnya.

"Kamu kok lama? Terus kok gak aktif," tanya Iris yang masih berdiri didepan motor Farel.

"Hahah baterai aku lowbet. Seperat jalan. Aku lupa bawa charger jadi balik dulu."

Iris ber-oh ria. Mereka pun melenggang meninggalkan kediaman Iris. Menerjang macetnya Jakarta dengan riuh klekson motor yang sangat memuakkan.










CINTA SATU SEMESTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang