CHAPTER 2

382 22 12
                                    

Iris Ivyana lahir di sebuah Desa terpencil di Riau. Jika seseorang bertanya perihal mengapa ia bisa nyasar ke Jakarta,sudah di pastikan jawabannya adalah sebagai pelarian.

Iris yang dari SMA bertekad untuk kuliah harus menelan pil pahit dari kenyataan, kala di nyatakan tidak lulus jalur SNMPTN, jalur PBUD dan jalur SBMPTN.

Lahir di keluarga yang minin finasial membuat Iris mengurungkan niatnya untuk mendesak keluarganya, agar ia melanjutkan pendidikannya. Iris bukan perempuan manja yang hidup di tengah ketidaktauan diri, ia paham bahkan sangat paham bagaimana keuangan keluarga mereka.

Semua berawal dari tanah milik ayahnya yang dengan terpaksa harus di relakan untuk di jual kepada PT.Caltex karna tanah yang menjadi sumber penghasilan keluarga Iris akan di jadikan jalan besar.

Mengapa keluarga Iris tidak menolak? Tentu mereka tidak kuasa, karna mereka berdiri di tanah pemerintah meski sudah menjadi milik mereka. Iris tidak paham bagaimana ada sebuah Pt yang membeli tanah dengan pemaksaan. Dari sana, pelan tapi pasti keluarga Iris kehilangan mata pencarian. Hal itu di mulai saat Iris memasuki SMA.

Iris mendial nomor atasannya.
"Pak? Nanti kan meeting, Iris minta surat dinas yapak, buat kampus,"

"Oh iya pak iya, nanti Iris keluar toko jam 1 kok."

"Ok terimakasih pak Ferry."

Iris menutup ponselnya. Hari ini ia akan meeting bulanan, meeting yang sudah menjadi rutinitas perusahaannya.

Setelah mendapatkan surat dinas, Iris menghidupkan kamera dan memotret suratnya.

To Farel : *Send Pict*
Bang? Itu suratnya !

From Farel :
Ya kasih ke temen sekelas. Biar ntar lo di absenin.

To Farel :
Suratnya atau fotonya aja?

From Farel :
Suratnya, astaga -.- kok rada rada pea sih lo. Kasih ke temen lo, ntr suruh nunjuki ke dosen.

To Farel :
Lah, emang lo gak temen gua?

From Farel :
Gua? Ya kagak lah wkwkw :D

To Farel :
Oh gitu, oke thx.

From Farel :
Yailah, baper amat. Sama gua juga gapapa deh.

To Farel :
Hehe, gak usah. Muka lo aja gua gatau yang mana. Gua titip Adryan aja.

From Farel :
Serah nona aja.

Tentu, Iris sangat tidak mengenal mana yang namanya Farel. Sesekali ia pernah bertanya Farel yang mana pada Ecca, eh ternyata Ecca pun tidak tau menau mana yang namanya Farel.

Ah sudahlah, ntar juga kenal.

Iris memutuskan untuk menitip surat meski tidak tau pasti hasilnya, karna tidak semua dosen yang mau menerima toleransi. Padahal Iris sengaja mengambil kelas karyawan untuk mendapatkan toleransi jika bentrok dengan acara kampus.

Apalagi yang bisa anak karyawan prioritaskan selain bekerja, karna tidak bekerja artinya tidak bisa melanjutkan pendidikannya. Astaga, nikmatnya kerja- kuliah ini.

CINTA SATU SEMESTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang