6. Lamaran

3.2K 313 16
                                    

Happy Reading~
.

Sudah beberapa hari berlalu sejak Sasuke memperkenalkan Naruto sebagai kekasihnya pada Itachi.

Setiap harinya, Naruto tak pernah absen untuk mengunjungi kediaman Uchiha bersaudara. Seperti pagi ini.

"Selamat pagi Kak," sapa Naruto pada pria yang duduk di kursi roda. Ya...pria itu adalah Itachi, beberapa hari yang lalu Itachi meminta Naruto untuk memanggilnya kakak. Dengan senang hati si pirang langsung menggunakan panggilan itu tanpa canggung.

"Pagi Naru," Itachi yang tengah berjemur di teras membalas sapaan Naruto.

"Sasuke dimana kak?" tanya Naruto.

"Hm....sepertinya belum bangun, coba cek di kamarnya!" suruh Itachi

"Ya, aku ke dalam ya kak?" pamit Naruto dan diangguki Itachi.

Setelah dirasa Naruto pergi, Itachi langsung membuang napas berat. Setiap hari bertemu si pirang membuatnya jadi sulit untuk melupakan perempuan itu.

'Ikhlaskan Itachi....' batinnya

Bibi Chiyo yang berada di taman menyirami tanaman, melihat keadaan tuannya itu. Ia sangat tahu apa yang kini tuannya itu rasakan.

'Kenapa keduanya harus mencintai perempuan yang sama' batin wanita berumur lanjut itu.
.

Naruto sampai di depan pintu kamar Sasuke, ya...ia pernah melihat kekasihnya masuk kamar ini tapi ini kali pertama bagi Naruto untuk masuk ke dalamnya. Ia sedikit deg-degan.

Dahulu sekali, Naruto sering masuk kamar teman-temannya yang hampir semuanya berjenis kelamin laki-laki, namun itu dulu saat dirinya masih menjadi perempuan tomboy, tapi kali ini Naruto memasuki kamar seseorang yang ia cintai, jadi ada rasa gugup yang menyelimuti.

Cklek

Naruto sudah berada di dalam kamar Sasuke, pintunya tidak dikunci jadi dia bisa masuk.

Senyum Naruto merekah kala mendapati sang kekasih tengah berbaring tidur di ranjang, tidurnya terlihat lelap, mungkin Sasuke lelah pikirnya.

"Sasuke, sedang tidur saja wajahmu sudah setampan ini...," gumam Naruto sambil melangkah mendekat ke sisi kiri ranjang dimana Sasuke terbaring.

"Ah....beruntungnya diriku bisa mendapatkan pria setampan ini. Kebaikan apa yang aku lakukan di masa lalu hingga Tuhan memberikanku anugerah seindah ini?" Naruto berjongkok dan menumpukan kedua sikunya pada kasur, matanya tak lepas menatap makhluk Tuhan paling tampan di hadapannya.

"Sa...su....ke," panggil Naruto seraya menoel-noel pipi sang kekasih

Hening...

"Sasuke bangun, ini sudah pagi!" kata Naruto tepat di samping wajah Sasuke, seperti berbisik.

"Ck...," Naruto berdecak sebal. Sulit sekali membangunkan Sasuke, sudah seperti kerbau saja tidurnya.

Selang beberapa saat, timbul ide jahil di benak si pirang, ia meraih sejumput kecil ujung rambutnya dan perlahan mendekat ke wajah Sasuke. Dengan jahilnya, Naruto mengelitiki wajah Sasuke dengan rambutnya. Dari kening, mata, hidung, pipi sampai bibir tak luput dari sapuan rambutnya namun apa yang terjadi, Sasuke sama sekali tak bereaksi. Masih betah menutup kedua matanya.

"Haaah.....," Naruto mendesah lelah, caranya ternyata tak berhasil membangunkan sang pujaan hati. Tinggal satu cara lagi yaitu dengan menyipratkan air ke wajah Sasuke. Haha....ide bagus, Naruto penasaran melihat wajah kesal Sasuke saat bangun nanti, pasti menghibur.

True Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang