8. Cantik

2.9K 315 81
                                    

Happy Reading
.

"Bagaimana keadaannya?" Kurama berdiri di depan pintu kamar Naruto, memperhatikan sang adik yang saat ini sedang merawat Sasuke yang terbaring tak sadarkan diri di tempat tidur. Dialah yang tadi membawa Sasuke masuk juga mengganti pakaiannya.

"Badannya masih panas Kak," jawab Naruto yang dengan telaten mengompres Sasuke yang mendadak demam.

"Semoga saja besok dia sudah sehat," harap Kurama dan segera diamini Naruto.

"Aku ke kamar dulu, kamu jangan lupa istirahat ya!" pesan sang kakak sebelum meninggalkan kamar Naruto.
.

Naruto yang duduk di tepi tempat tidur hanya bisa memandangi Sasuke dengan rasa khawatir yang teramat sangat. Hari ini Sasuke terlihat aneh dan sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan kekasihnya itu sehingga membuatnya sakit. Naruto tidak tahu apa yang sedang membebani pikiran Sasuke dan bertanyapun sepertinya Sasuke enggan memberitahukannya.

"Jika ada masalah, seharusnya kamu berbagi denganku Sasuke," lirih Naruto dengan tangan terulur untuk mengusap lembut pipi Sasuke yang merah dan panas.

CUP

Naruto sedikit maju dan mengecup pelan pipi Sasuke, "Semoga cepat sembuh." Selanjutnya, ia ikut berbaring dan terlelap di samping sang kekasih.
.

"Naru?" Saat pagi membuka mata, hal yang pertama Sasuke lihat adalah wajah cantik si pemilik hatinya. Siapa lagi kalau bukan Naruto. Perempuan itu kini sedang duduk di tepi tempat tidur memperhatikannya.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Naruto. Saat bangun tadi Naruto telah memeriksa suhu tubuh Sasuke dan hasilnya normal. Demamnya sudah berkurang

"Ah...aku tidak apa-apa, hanya saja kepalaku sedikit pusing," jawab Sasuke dengan nada lemah. Ia mencoba duduk walau pusing masih melanda.

"Sekarang kamu makan ya? Aku sudah membuatkan bubur," Naruto meraih nampan di atas nakas. "Aku suapi."

"Hn."

Sasuke hanya bisa memperhatikan Naruto yang sedang menyuapinya. Perempuan itu terlihat begitu lembut dan perhatian, sesekali Naruto juga mengelap sisa makanan yang menempel di bibirnya tanpa ada rasa jijik. Perlakuan Naruto yang seperti itu membuatnya semakin dalam mencintai si pirang.

"Maaf aku sudah merepotkanmu Naru," ucap Sasuke setelah selesai makan.

Naruto tersenyum dan menggeleng, "Sebentar lagi kita akan menikah dan aku tidak keberatan kok kalau kamu mau merepotkanku selamanya," canda Naruto membuat Sasuke langsung tergelak, walau sedikit lemah.

"Beruntungnya aku memiliki dirimu, " ucapan Sasuke seketika membuat wajah Naruto merona.

"Apa sih...," kata Naruto salah tingkah. "Daripada menggombal, lebih baik sekarang kamu minum obat!" Naruto menyodorkan sebutir obat pada Sasuke juga segelas air.

"Ternyata Dobe-Senpai bisa malu juga ya..," ejek Sasuke

"Sasuke!"

"Maaf...maaf, "

"Ya sudah, kalau begitu aku ke dapur dulu menaruh semua ini. Kamu istirahatlah kembali!" Naruto membawa nampan berisi mangkuk juga gelas kosong bekas Sasuke tadi.

"Jangan lama-lama. Segeralah kembali!" pinta Sasuke.

Naruto tersenyum miring, "Ternyata Sasuke kalau sakit manjanya muncul ya," gantian dia yang mengejek Sasuke.

"Iya. Aku tak bisa jauh darimu Naru. Jadi cepatlah kembali dan temani aku disini."

"Iya. Dasar!" ejekan Naruto malah berimbas pada dirinya sendiri. Pipinya jadi panas mendengar gombalan Sasuke.

True Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang