13. Penjelasan

2.1K 232 41
                                    

Happy Reading...
.

Naruto bangun dari tidurnya yang nyenyak, lantas segera membersihkan diri dan langsung turun ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

"Ini hari libur, kamu ada rencana?" tanya Kurama ketika mereka berdua tengah sarapan.

"Aku dan Sasuke akan mengambil pakaian pernikahan kami Kak," jawab Naruto dengan binar bahagia yang terpancar jelas dari wajahnya. Akhirnya saat itu akan datang, tidak beberapa hari lagi, ia dan Sasuke akan mengikrarkan janji suci pernikahan.

"Kapan kalian akan berangkat?"

"Mungkin pukul 11, aku akan ke rumah Sasuke setelah sarapan nanti untuk membicarakannya," ucap Naruto. "Dan kakak sendiri, ada rencana apa hari ini?"

"Tidak ada, mungkin di rumah saja."

"Kenapa tidak coba untuk mengajak Hinata berkencan?" tanya Naruto usil.

"Jangan bercanda, kamu tahu? Hinata itu atasanku. Mana berani bawahan sepertiku mengajaknya berkencan, aku sadar diri Naru."

"Kakak tidak peka, Hinata itu menyukaimu. Mungkin saat ini dia sedang menunggumu untuk mengungkapkan perasaan. Kakak suka dia juga, kan?"

"Entahlah." Kurama tidak yakin.

"Ck, jika seperti ini terus, kapan kakak mau menikah? Tidak malu sama umur?" ejek Naruto.

"Mentang-mentang mau menikah, beraninya ngeledek," protes Kurama

"Hahaha, maaf kakakku sayang. Aku do'akan semoga kakak dan Hinata berjodoh."

"Aamiin..." Tanpa sadar Kurama malah mengaminkan do'a sang adik.

"Ciee... jadi beneran suka ya," ledek si pirang.

"Naruto!" seru Kurama kesal.

"Hahahaha... aku akan bilang pada Hinata kalau kakak juga menyukainya."

"Heii! Jangan aneh-aneh Naru. Aku bisa malu,"

"Iya...iya, bercanda kok."

"Tidak lucu."

"Biarin."

"Sudah, sana taruh piring kotornya di dapur!"

"Iya... Kurama-kun." Naruto menirukan Hinata saat menyebutkan nama sang kakak.

"NARUTO, berhenti menggodaku!" teriak Kurama.

"Maaf Kak." Naruto langsung berlari ke dapur, takut sang kakak mengamuk karenanya.

Tok... tok... tok...

Saat ingin membantu Naruto membersihkan meja makan, suara pintu rumah yang diketuk mengalihkan perhatiaan Kurama. Ia segera meninggalkan meja makan dan berjalan menuju pintu.

Cklekk

Saat pintu terbuka, Kurama tak menemukan siapapun di sana. Hanya ada sebuah paketan yang teronggok di atas lantai. Kurama memungut paket yang tidak diketahui siapa pengirimnya itu. Karena penasaran, ia langsung membukanya.

DEG

Mata Kurama langsung membeliak lebar saat tangannya memegang sebuah foto yang ia dapat dari dalam paketan tadi. Foto yang berhasil membuat jantungnya serasa copot dari tempatnya.

"Ini...." Ia menatap beberapa foto lagi yang ada di sana. Sungguh Kurama tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.

"Kak, ada apa?"

DEG

Kurama terperanjat kaget begitu mengetahui sang adik sudah berada di belakangnya. Ia segera buru-buru menyimpan paketan itu di belakang tubuhnya.

True Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang