12. Kurama & Hinata

2.2K 237 25
                                    

Happy Reading...
.

Hampir satu minggu ini Naruto selalu menempel dan mengikuti kemanapun Sasuke pergi, bahkan tak jarang terjadi adu mulut antara dirinya dan Sakura yang terus berusaha mendekati Sasuke. Seperti siang ini, di sebuah restoran.

"Hussh... husshh..." usir Naruto pada Sakura saat perempuan penggoda itu lagi-lagi kalah debat dengannya.

Sakura mengepalkan tinjunya menahan amarah, ingin sekali ia memberi bogeman di wajah sok cantik Naruto, tapi urung dia lakukan karena takut imagenya di depan Sasuke jadi rusak. Terpaksa, dengan berat hati ia mundur dari pertempuran demi memenangkan Sasuke ini. Tapi jangan salah, mundur bukan berarti kalah, karena setelah ini Sakura akan membalaskan semua dendamnya dan merebut pangeran ravennya dari tangan si jalang pirang, begitu tekadnya. Perlu rencana untuk itu semua.

"Besok kau akan menangisi nasibmu, Namikaze sialan!" tekan Sakura seraya menunjuk wajah Naruto penuh amarah.

Naruto yang sudah jengah hanya bisa mengangguk malas, "Ya...ya...ya... Sekarang pergilah, aku muak melihat wajahmu itu. Sana!"

Diusir untuk yang kesekian kalinya membuat Sakura mendengus kesal, sebelum benar-benar pergi ia menatap Sasuke sejenak, pria itu sedari tadi hanya duduk santai menikmati minumannya, satu senyuman misterious penuh arti ia berikan pada pria pujaannya.

'Sebentar lagi kamu akan menjadi milikku, Sasuke-kun..'

DEG!

Sasuke yang melihat tatapan Sakura padanya, kaget luar biasa. Mata emerald perempuan itu menyimpan dendam yang sangat besar. Tiba-tiba perasaan takut merangkak menyelimuti hati Sasuke. Ia segera berdiri dan langsung memeluk Naruto yang masih menatap kepergian Sakura.

"Sa-sasuke, kenapa?" tanya Naruto heran karena Sasuke tiba-tiba memeluknya.

"Tidak apa-apa, hanya ingin memelukmu," bisik Sasuke. "Semoga tidak terjadi apa-apa, aku takut si Haruno akan berbuat buruk padamu Naru," lanjutnya dalam hati. Sasuke merasakan firasat buruk yang sebentar lagi mungkin terjadi, tapi semoga saja itu tidak kejadian. Dia tidak akan tinggal diam jika Sakura berani menyakiti kekasihnya.

🍁🍁🍁

Sudah hampir seminggu setelah kejadian itu, hubungan Kurama dan Naruto jadi sedikit renggang. Kedekatan yang biasanya terjalin di antara mereka, kini malah menyisakan ruang dingin yang hampa. Tak ada lagi canda tawa yang menghiasi, bahkan setiap pagi mereka akan sarapan tanpa ada obrolan apapun, malampun juga begitu. Kadang-kadang Naruto lebih sering menghabiskan waktu luangnya di kediaman Uchiha dibandingkan di rumah, Naruto seperti menjaga jarak dengannya dan itu membuat Kurama kesepian.

"Kurama-san?"

Apakah Naruto membencinya karena telah menolak permintaan sang adik untuk mempercepat pernikahan itu, entahlah... hanya saja Kurama belum sepenuhnya siap untuk melepaskan adik kesayangannya itu ke tangan orang lain. Terlebih dirinya yang masih sendiri, pasti hanya kesepianlah yang akan menemani.

"Kurama-san?"

"Ku.Ra.Ma-san?" Seseorang menepuk pundak Kurama

"Ya?" jawabnya kaget. Ia menoleh pada si pemilik tangan. "Oh... Hinata-sama. Maaf, apa ada yang bisa saya lakukan?" tanya Kurama yang langsung berdiri dari duduknya dan membungkuk. Mereka baru saja selesai meeting dan akan membahas hal-hal mengenai meeting tadi, tapi Hinata menemukan jika sekretarisnya sedari tadi melamun.

"Melamunkan apa?"

"Eh?" Betapa terkejutnya Kurama kala mendengar pertanyaan bernada lembut dari atasan yang biasannya bersikap ketus padanya itu.

True Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang