10. Mimpi Buruk

2.6K 294 59
                                    

Warning 17+

Chapter kali ini berisi kata-kata kasar juga adegan kekerasan yang tidak pantas dibaca oleh anak-anak di bawah umur. Jadi bagi readers yang belum cukup umur diharapkan tidak membaca part yang ini.
.
.


Happy Reading...

Dalam kegelapan, aku mencoba untuk mengingat apa yang terjadi. Setelah mundur kebeberapa waktu lalu, aku telah mengingat semuanya.

Aku dan Sasuke janji bertemu di depan perusahaan, kami akan makan malam bersama malam ini. Sasuke masih ada sedikit pekerjaan di kantor, jadi aku hanya menunggunya di tempat parkir sendirian.

Beberapa lama menunggu, aku melihat kekasihku itu keluar dari pintu gedung. Dia tersenyum kala menyadari keberadaanku.

"Sasuke!" Aku berteriak memanggil namanya saat ku lihat dua orang pria besar berpakaian hitam muncul di belakangnya.

Keringat dingin mulai bercucuran dari tubuhku yang gemetar. Dua pria itu membekap Sasuke dan menyeretnya pergi. Ku lihat Sasuke meronta namun tak lama, karena setelahnya dia langsung terkulai tak berdaya dibawa pergi oleh mereka.

"Sa...su...ke." Kakiku akan melangkah untuk mengejar namun tak bisa karena aku juga mengalami hal yang sama. Seseorang yang entah sejak kapan berdiri di belakangku, dia membekapku dengan sebuah sapu tangan yang telah dibius, seketika pusing melanda dan semuanya gelap.

.

"SASUKE!" Aku berteriak sekali lagi memanggil namanya. Aku tersadar namun semuanya masih gelap. Aku entah berada dimana, posisiku duduk di sebuah kursi dengan ikatan pada tangan dan kakiku.

"Lepaskan aku!" Aku meronta. Berteriak sejadi-jadinya. Dan akhirnya kurasakan sebuah tangan membuka penutup kain yang menutupi mataku.

Perlahan aku membuka mata, saat ini aku berada di sebuah ruangan yang cukup luas, disana ada sebuah tempat tidur besar dan meja kecil di sampingnya. Setelah itu aku mengedarkan pandanganku ke arah lain, disana ada dua pria besar yang tadi membawa Sasuke dan juga....

"Sasuke!" panggilku. Disana aku melihat keadaannya tak jauh berbeda dariku. Dia didudukkan di sebuah kursi dengan tangan dan kaki terikat, mulutnya juga dilakban. Sasuke saat ini sedang menatapku dengan sorot mata khawatir.

"Hmphh....Hmphhh." Di tengah kondisi mulut yang dilakban, Sasuke mencoba berbicara, namun aku tak mengerti dengan apa yang dia katakan. Karena terus berteriak, salah seorang pria yang menjaganya menendang kaki Sasuke, "Diamlah!" suruhnya.

Aku yang melihat hal itu merasa marah, berani sekali dia memperlakukan kekasihku seperti itu, "Kalian siapa, hah?" tanyaku emosi.

"Kamu tidak perlu tahu siapa kami cantik, tapi jika kamu mau bersabar, sebentar lagi kamu akan tahu siapa kami." Pria yang berada di sampingku menjawab. Pria dengan tubuh kekar dan terdapat bekas luka sayatan di wajahnya, mengerikan.

"Apa salah kami pada kalian hah? Kami tidak mengenal kalian dan kenapa kalian memperlakukan kami seperti ini?" Aku terus berbicara, bertanya, bahkan berteriak tapi aku tak digubris sama sekali. Mereka mengacuhkanku dan ini sangat menjengkelkan.

"Jawab aku BRENGSEK!" Emosiku sudah naik sampai di ubun-ubun. Aku tidak peduli lagi kalau harus menyumpah serapahi mereka.

"Heeii... mulut manismu tak pantas berkata seperti itu cantik." Pria itu mencoba untuk menyentuh wajahku namun segera ku palingkan wajahku ke arah lain. Aku sungguh tak sudi disentuh olehnya.

True Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang