22. Terlalu Baik

690 61 5
                                    

Happy Reading
.
.

BRAKK

Naruto yang sudah pasrah di bawah kurungan tubuh Sasuke terkejut kala mendengar pintu dibuka secara paksa dari luar, seseorang pasti telah mendobraknya.

"Sasuke!!" Itu suara teriakan Shikamaru. Benar, sahabat Sasuke itu kembali ke kediaman Uchiha karena ponsel Sasuke tertinggal di dalam mobilnya. Ia pikir, sahabatnya itu pasti sangat membutuhkan benda canggih berbentuk persegi itu, makanys Shikamaru memutuskan untuk mengembalikannya saat itu juga. Dan tak disangka, ia justru mendapati peristiwa buruk ini terjadi.

Shikamaru langsung menghampiri tubuh Sasuke dan menariknya untuk menjauh dari tubuh setengah telanjang Naruto. Pria yang berprofesi sebagai polisi itu berusaha memegangi Sasuke yang memberontak karena ingin kembali menyerang wanita tak berdaya itu.

"Naruto, lebih baik kamu keluar sekarang! Biar aku yang mengurus Sasuke."

Naruto berusaha bangkit dan mengambil selimut Sasuke untuk menutupi tubuhnya yang minim pakaian. Sampai di ambang pintu, ia melihat Itachi baru sampai setelah mengayuh kursi rodanya dari pintu masuk.

"Kak Itachi..." Naruto menangis saat melihat penampilan suaminya. Rambut pria itu kusut dan wajahnya sembab dengan mata memerah.

"Naru..." Itachi memandangnya sendu.

"Maafkan aku, Kak!" Setelah mengatakan itu, Naruto segera berlari ke kamarnya.

Naruto masuk ke kamar mandi dan menguncinya. Ia menanggalkan selimut yang melilit tubuhnya dan duduk di lantai setelah menyalakan shower. Naruto membiarkan air dingin yang keluar dari shower menghujami tubuhnya yang kotor. Naruto lagi-lagi menangis, ia tidak tahu bagaimana caranya menghadapi Itachi setelah ini. Ia malu. Walaupun Sasuke tidak sempat merenggut kesucian dirinya, tapi tanda dari perbuatan pria itu tersebar di seluruh bagian tubuhnya.

"Maafkan aku, Kak.." di bawah guyuran shower Naruto tergugu.

Itachi yang tadi mengekor Naruto masuk kamar hanya bisa berdiri di depan pintu kamar mandi. Ia sangat tahu jika saat ini Naruto merasa sedih, jadi ia biarkan saja dulu wanita itu menenangkan diri.

Kini Itachi kembali mengayuh kursi rodanya menuju kamar sang adik. Tampak Sasuke sudah terlelap tidur di atas ranjangnya. Sementara Shikamaru, duduk di samping tubuh sahabatnya.

"Terima kasih, Shika. Jika kamu tidak datang tepat waktu, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada Naruto dan Sasuke," kata Itachi begitu kursi rodanya sampai di hadapan Shikamaru.

"Aku juga bersyukur karena Tuhan memberi petunjuk agar aku kembali kemari, tidak bisa kubayangkan jika tadi Sasuke sampai menodai Naruto, dia pasti akan sangat menyesal setelah bangun nanti," jelasnya.

"Kamu benar..."

"Bagaimana keadaan Naruto saat ini, Kak?" tanya Shikamaru penasaran.

Itachi menghembuskan napas pelan. "Ku rasa saat ini dia butuh waktu untuk menenangkan diri."

Shikamaru mengangguk. "Kalau begitu, aku harus pulang sekarang. Istri dan anakku menunggu di rumah," pamitnya.

"Ya, sekali lagi terima kasih. Berhati-hatilah dalam perjalanan pulang!"

"Ya."

Selepas mengantar Shikamaru, Itachi kembali masuk ke kamar sang adik. Ia sudah berada di samping Sasuke. Ditatapnya wajah polos adiknya saat tertidur. Sangat damai tidurnya seakan-akan sebelum ini tidak ada sesuatu yang terjadi. Itachi semakin mendekat, jelas sekali tercium bau alkohol yang sangat pekat saat napas Sasuke berhembus ke arahnya.

True Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang